Dicurigai 'Titipan' Istana, Capim KPK Mengaku Tak Kenal SBY

Kamis, 16 Oktober 2014 - 22:38 WIB
Dicurigai Titipan Istana,...
Dicurigai 'Titipan' Istana, Capim KPK Mengaku Tak Kenal SBY
A A A
JAKARTA - Calon Pemimpin (Capim) KPK Roby Arya Brata menjawab tuduhan dari Indonesia Coruption Watch (ICW) yang menyebutnya titipan Istana. Roby menganggap tuduhan itu sebagai kritik biasa dan wajar.

"Sebenarnya kalau orang yang curigai saya tahu tentang saya, mungkin tidak akan mencurigai saya yang macam-macam. Karena banyak temen-temen ICW yang kenal tentang saya," ujar Roby, saat dihubungi Sindonews, Kamis (16/10/2014).

Saat memutuskan maju mengikuti seleksi pimpinan KPK, Roby mengaku tanpa sepengetahuan Istana tempat dia bekerja sebagai Kepala Bidang Hubungan Luar Negeri Sekretariat Kabinet (Setgab) bentukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Roby mengaku maju sebagai calon pimpinan KPK atas inisiatif pribadi, tanpa meminta izin sekretaris negara atau Istana. Menurut dia, selama 10 tahun bertugas di Setgab, dia mengaku belum pernah sama sekali bertemu Presiden SBY.

"Selama bekerja di Istana saya hanya memberikan analisa yang diperlukan Pemerintah. Belum pernah sama sekali saya ketemu SBY, bahkan salaman sama beliau (SBY) pun belum pernah. Beliau pun rasanya tidak mengenal saya," ungkapnya.

Keinginannya maju mengikuti seleksi capim KPK tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Dia mengaku maju sebagi capim KPK lantaran mendapat dukungan dari teman-temannya.

Bahkan awalnya dia mengaku ragu tim panitia seleksi (pansel) bisa bekerja dengan baik dalam merekrut capim KPK. Tetapi belakangan, sampai dia masuk dua besar keraguan itu pun hilang. Dia menilai tim pansel bekerja secara objektif dan berintegritas.

"Ya kita tunggu saja nanti penilaian DPR seperti apa. Saya berharap juga DPR dapat bekerja dengan baik, berintegritas seperti (tim) pansel," tukasnya.

Sebelumnya, Wakil Koordinator Badan Pekerja Indonesia Coruption Watch (ICW) Agus Sunaryanto menilai DPR perlu membentuk tim khusus untuk menelusuri rekam jejak capim KPK yang masuk dua besar. Khusus untuk Roby, Agus mensinyalir, Roby 'titipan' Istana yang harus diketahui rekam jejaknya.

"Siapapun yang lolos menurut saya terutama Pak Roby karena dia lama di pemerintah kalau pun lolos dia mengamankan person-person yang di pemerintah terlibat korup, terutama pemerintahan yang lama karena dia bagian pemerintah yang lama," kata Agus saat dihubungi wartawan.
(hyk)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5828 seconds (0.1#10.140)