Mahasiswa Pecandu Narkoba Kerap Bikin Onar
A
A
A
JAKARTA - Pecandu narkoba seperti mahasiswa, kerap kali membuat keonaran. Hal ini merupakan dampak dari penggunaan narkoba.
Kalau dahulu banyaknya penyalahgunaan narkoba disebabkan faktor kurangnya informasi, tapi saat ini banyak informasi yang dapat kita peroleh dari berbagai macam media, baik elektronik maupun nonelektronik, tentang bahaya penyalahgunaan obat terlarang tersebut.
"Kita tahu sekarang narkoba merupakan extra ordinary crime yang menyebabkan hilangnya suatu generasi," ungkap Direktur Diseminasi Informasi Badan Narkotika Nasional, Gun Gun Siswadi, saat diksusi di Universitas Pancasila, Sabtu (20/9/2014).
"Kalau saat ini masih banyak yang menyalahgunakan, terlebih di kalangan mahasiswa, jelas ini sangat memperihatinkan," imbuhnya.
Menurut dia, mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa dan garda terdepan yang harusnya meneriakan antinarkoba saat ini. "Saatnya mahasiswa aktif berpartisipasi dalam memerangi bahaya narkoba," tegasnya.
Gun Gun menambahkan, semua orang punya peluang yang sama untuk terjerumus ke dalam jerat narkoba. BNN hanya bisa menjauhinya atau mencegah mahasiswa mengkonsumsi barang haram tersebut.
"Di sinilah peran mahasiswa untuk melakukan upaya-upaya pencegahan. Mahasiswa sebagai pelopor dan pemuda yang hidup dengan teknologi tentu punya ide-ide yang kreatif dengan melakukan kegiatan positif dalam mendukung program pemerintah menanggulangi penyalahgunaan narkoba," paparnya.
Jangan sampai, lanjut Gun Gun, para pemuda yang terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. "Sebab mereka akan kehilangan masa depannya," sambungnya.
Sementara Psikolog dari Rumah Sakit Eka Hospital, Guntara Hari mengatakan, dari sisi psikologis maupun kejiwaan seorang penyalahguna narkoba pada usia remaja akan menimbulkan sikap act-out atau berbuat keributan.
"Tidak ada bagus-bagusnya jika seseorang menyalahgunakan narkoba, apalagi pemuda. Sebaiknya, pemuda terampil dalam memilih pergaulan, karena 40-60 persen kerentanan seseorang terhadap adiksi terletak pada faktor lingkungan dan genetik," terang Guntara.
Dia berharap, timbul kesadaran dalam diri masing-masing peserta untuk kritis sekaligus menjadi corong penyampaian informasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba di lingkungannya masing-masing.
Kalau dahulu banyaknya penyalahgunaan narkoba disebabkan faktor kurangnya informasi, tapi saat ini banyak informasi yang dapat kita peroleh dari berbagai macam media, baik elektronik maupun nonelektronik, tentang bahaya penyalahgunaan obat terlarang tersebut.
"Kita tahu sekarang narkoba merupakan extra ordinary crime yang menyebabkan hilangnya suatu generasi," ungkap Direktur Diseminasi Informasi Badan Narkotika Nasional, Gun Gun Siswadi, saat diksusi di Universitas Pancasila, Sabtu (20/9/2014).
"Kalau saat ini masih banyak yang menyalahgunakan, terlebih di kalangan mahasiswa, jelas ini sangat memperihatinkan," imbuhnya.
Menurut dia, mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa dan garda terdepan yang harusnya meneriakan antinarkoba saat ini. "Saatnya mahasiswa aktif berpartisipasi dalam memerangi bahaya narkoba," tegasnya.
Gun Gun menambahkan, semua orang punya peluang yang sama untuk terjerumus ke dalam jerat narkoba. BNN hanya bisa menjauhinya atau mencegah mahasiswa mengkonsumsi barang haram tersebut.
"Di sinilah peran mahasiswa untuk melakukan upaya-upaya pencegahan. Mahasiswa sebagai pelopor dan pemuda yang hidup dengan teknologi tentu punya ide-ide yang kreatif dengan melakukan kegiatan positif dalam mendukung program pemerintah menanggulangi penyalahgunaan narkoba," paparnya.
Jangan sampai, lanjut Gun Gun, para pemuda yang terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba. "Sebab mereka akan kehilangan masa depannya," sambungnya.
Sementara Psikolog dari Rumah Sakit Eka Hospital, Guntara Hari mengatakan, dari sisi psikologis maupun kejiwaan seorang penyalahguna narkoba pada usia remaja akan menimbulkan sikap act-out atau berbuat keributan.
"Tidak ada bagus-bagusnya jika seseorang menyalahgunakan narkoba, apalagi pemuda. Sebaiknya, pemuda terampil dalam memilih pergaulan, karena 40-60 persen kerentanan seseorang terhadap adiksi terletak pada faktor lingkungan dan genetik," terang Guntara.
Dia berharap, timbul kesadaran dalam diri masing-masing peserta untuk kritis sekaligus menjadi corong penyampaian informasi tentang bahaya penyalahgunaan narkoba di lingkungannya masing-masing.
(maf)