Amerika Desak Pemerintah Tuntaskan Kasus Munir

Senin, 08 September 2014 - 09:13 WIB
Amerika Desak Pemerintah Tuntaskan Kasus Munir
Amerika Desak Pemerintah Tuntaskan Kasus Munir
A A A
JAKARTA - Amerika Serikat ikut memperingati 10 tahun kematian aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir Said Thalib. Menteri Luar Negeri AS John Kerry mendesak pemerintah Indonesia menegakkan keadilan dan menghukum pelaku pembunuhan aktivis hak asasi manusia Indonesia itu.

"Sepuluh tahun yang lalu, seseorang membunuh Munir karena mereka khawatir ia akan berhasil membuat negaranya menjadi lebih demokratis, lebih bebas dan lebih manusiawi," ujar Kerry dalam rilis yang diterima Sindonews, Senin (8/9/2014).

Namun, lanjut Kerry, hingga hari ini keadilan belum ditegakkan. Upaya menyeret mereka yang diduga bertanggungjawab ke muka hukum juga masih belum terwujud.

Kerry menuturkan, Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2004 mengakui bahwa penyelesaian menyeluruh kasus pembunuhan Munir merupakan ujian penting bagi demokrasi Indonesia.

“Hingga hari ini pernyataan itu masih tepat. Amerika mendukung semua upaya untuk membawa orang-orang yang memerintahkan pembunuhan Munir ke pengadilan," tegasnya.

Menuytnya, Munir adalah suara hati nurani dan kejernihan berpikir yang telah menjadi inspirasi bagi aktivis, ilmuwan dan pelayan publik yang kini sedang berjuang memajukan Indonesia.

“Hari ini Amerika bersama rakyat Indonesia memperingati warisan Munir Said Thalib dan kami menyerukan perlindungan bagi semua pihak yang bekerja demi perdamaian, demokrasi dan hak asasi manusia di seluruh dunia," ucap di akhir pernyataannya.

Berikut kalimat lengkap pernyataan Menteri Luar Negeri AS John Kerry :

Tenth Anniversary of the Murder of Human Rights Activist Munir Said Thalib

Press Statement
John Kerry
Secretary of State
Washington, DC
September 6, 2014

To the Indonesians who loved him, he was simply known as Munir. He spent his life working to make his country more democratic, more free, and more humane. Ten years ago today someone assassinated him because they feared he just might succeed.

Still today, justice has not been served. Full accountability for all those allegedly involved remains elusive. In 2004, President Susilo Bambang Yudhoyono recognized that the credible resolution of Munir’s murder case would be a key test of Indonesian democracy. That is still true today. We support all efforts to bring those who ordered Munir assassinated to account.

Munir was a voice of conscience and clarity. He inspired a generation of activists, scholars, and public servants who today are transforming Indonesia. So many today, including his widow Suciwati, serve his memory by carrying on his mission.

Today we join with the Indonesian people to commemorate the legacy of Munir Said Thalib, and we call for the protection of all who work for peace, democracy, and human rights around the world.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6221 seconds (0.1#10.140)