Menggerakkan Manusia (5)
A
A
A
Sumber daya manusia memegang peranan sangat penting dalam menggerakkan sebuah lembaga atau instansi. SDM inilah yang menentukan gerakkan organisasi mencapai tujuan atau malah menjauhkan dari pencapaian visi dan misi intansi.
Jaffrey Pfeffer mengatakan bahwa sumber daya manusia merupakan sumber keunggulan daya saing yang mampu menghadapi berbagai tantangan. Sudah terlalu sering kita berbicara tentang strategi, merancang program, menyusun struktur, membangun sistem, tapi kita lupa manusia sebagai pelaksananya.
Pengelolaan SDM inilah akan menentukan kinerja perusahaan apakah akan hebat, baik, atau bahkan sebaliknya. Jika tidak memiliki strategi dalam mengelola sumber daya manusia ini, maka justru dapat menjadi penghambat tercapainya goal sebuah lembaga.
Secanggih apapun programnya, bergantung pada implementasinya dan manusia yang menjalankan eksekusi. Menurut Ram Charan (2002), 70% kegagalan strategi terjadi karena lemahnya eksekusi yang ditunjukkan oleh pemimpin.
Berbicara mengenai pengelolaan SDM sangat berkaitan dengan motivasi. Motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang artinya ”menggerakan”. Sumber lain mengatakan bahwa Motivasi berasal dari kata ”motif ” yang berarti ”dorongan” atau ”daya penggerak ” dalam diri manusia.
Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
Jadi motivasi adalah dorongan atau semangat yang diberikan oleh pada seseorang agar orang tersebut bergerak sebuah tujuan. Menurut berbagai laporan, motivasi karyawan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah instansi atau korporasi.
Ada bukti jelas menunjukkan bahwa motivasi karyawan yang tinggi berkorelasi dengan kinerja perusahaan di berbagai hal. Khususnya produktivitas, kepuasan pelanggan, loyalitas, bahkan berdampak pada omset.
Salah satu rumusan tentang kinerja menunjukkan bahwa performansi itu berbanding lurus dengan motivasi dan kapabilitas. Ada tiga jenis motivasi yang diperlukan karyawan yaitu motivasi intelektual, motivasi emosional, dan spiritual.
Selama ini, umumnya perusahaan fokus memberikan motivasi intelektual dan motivasi emosional kepada para karyawan. Motivasi intelektual atau fisikal biasanya diberikan berupa insentif, bonus, hadiah, dan hal-hal lain yang sifatnya materi.
Motivasi emosional diberikan perusahaan berupa piagam penghargaan, medali, sertifikat, tepuk tangan, atau piagam karyawan teladan.
Motivasi intelektual dan emosional, umumnya hanya bertahan sesaat, karena manusia pada umumnya selalu merasa tidak puas. Ketika satu keinginan tercapai, maka selalu muncul keinginan baru yang lebih tinggi.
Pelatihan motivasi spiritual bagi karyawan yang bekerja di berbagai instansi atau perusahaan sangat penting agar para karyawan mendapatkan makna dari setiap pekerjaannya. Dengan mengoptimalkan ketiga motivasi tersebut maka kinerja dapat meningkat secara signifikan.
Performansi lembaga, organisasi, atau perusahaan bukan hanya ditentukan oleh kompetensi atau keahlian sumber daya manusianya namun sangat ditentukan motivasi dari dalam diri karyawan. Jika motivasi rendah maka mutu pelayanan pun menjadi rendah.
Skill yang baik dengan ditunjang pembangunan ketiga motivasi baik intelektual, emosional, maupun spiritual maka akan lahir SDM unggul dan dapat menciptakan perubahan positif di dalam lingkungan kerjanya.
Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian
Pakar Pembangunan Karakter,
Corporate Culture Consultant,
Founder ESQ 165
Fanspage: facebook.com/Ary.Ginanjar.Agustian
Email: [email protected]
www.esqway165.com
www.actconsulting.co
Jaffrey Pfeffer mengatakan bahwa sumber daya manusia merupakan sumber keunggulan daya saing yang mampu menghadapi berbagai tantangan. Sudah terlalu sering kita berbicara tentang strategi, merancang program, menyusun struktur, membangun sistem, tapi kita lupa manusia sebagai pelaksananya.
Pengelolaan SDM inilah akan menentukan kinerja perusahaan apakah akan hebat, baik, atau bahkan sebaliknya. Jika tidak memiliki strategi dalam mengelola sumber daya manusia ini, maka justru dapat menjadi penghambat tercapainya goal sebuah lembaga.
Secanggih apapun programnya, bergantung pada implementasinya dan manusia yang menjalankan eksekusi. Menurut Ram Charan (2002), 70% kegagalan strategi terjadi karena lemahnya eksekusi yang ditunjukkan oleh pemimpin.
Berbicara mengenai pengelolaan SDM sangat berkaitan dengan motivasi. Motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang artinya ”menggerakan”. Sumber lain mengatakan bahwa Motivasi berasal dari kata ”motif ” yang berarti ”dorongan” atau ”daya penggerak ” dalam diri manusia.
Wlodkowski (1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.
Jadi motivasi adalah dorongan atau semangat yang diberikan oleh pada seseorang agar orang tersebut bergerak sebuah tujuan. Menurut berbagai laporan, motivasi karyawan adalah hal yang sangat penting dalam sebuah instansi atau korporasi.
Ada bukti jelas menunjukkan bahwa motivasi karyawan yang tinggi berkorelasi dengan kinerja perusahaan di berbagai hal. Khususnya produktivitas, kepuasan pelanggan, loyalitas, bahkan berdampak pada omset.
Salah satu rumusan tentang kinerja menunjukkan bahwa performansi itu berbanding lurus dengan motivasi dan kapabilitas. Ada tiga jenis motivasi yang diperlukan karyawan yaitu motivasi intelektual, motivasi emosional, dan spiritual.
Selama ini, umumnya perusahaan fokus memberikan motivasi intelektual dan motivasi emosional kepada para karyawan. Motivasi intelektual atau fisikal biasanya diberikan berupa insentif, bonus, hadiah, dan hal-hal lain yang sifatnya materi.
Motivasi emosional diberikan perusahaan berupa piagam penghargaan, medali, sertifikat, tepuk tangan, atau piagam karyawan teladan.
Motivasi intelektual dan emosional, umumnya hanya bertahan sesaat, karena manusia pada umumnya selalu merasa tidak puas. Ketika satu keinginan tercapai, maka selalu muncul keinginan baru yang lebih tinggi.
Pelatihan motivasi spiritual bagi karyawan yang bekerja di berbagai instansi atau perusahaan sangat penting agar para karyawan mendapatkan makna dari setiap pekerjaannya. Dengan mengoptimalkan ketiga motivasi tersebut maka kinerja dapat meningkat secara signifikan.
Performansi lembaga, organisasi, atau perusahaan bukan hanya ditentukan oleh kompetensi atau keahlian sumber daya manusianya namun sangat ditentukan motivasi dari dalam diri karyawan. Jika motivasi rendah maka mutu pelayanan pun menjadi rendah.
Skill yang baik dengan ditunjang pembangunan ketiga motivasi baik intelektual, emosional, maupun spiritual maka akan lahir SDM unggul dan dapat menciptakan perubahan positif di dalam lingkungan kerjanya.
Dr. (H.C) Ary Ginanjar Agustian
Pakar Pembangunan Karakter,
Corporate Culture Consultant,
Founder ESQ 165
Fanspage: facebook.com/Ary.Ginanjar.Agustian
Email: [email protected]
www.esqway165.com
www.actconsulting.co
(hyk)