Dituding Mafia Politik, Ini Tanggapan CSIS
A
A
A
JAKARTA - Peneliti Senior dari Central for Strategic and International Studies (CSIS), J Kristiadi enggan menanggapi aksi unjuk rasa yang dilakukan Aliansi Penyelamat Pemilu (APP) tadi siang di Kantor CSIS, Jalan Tanah Abang III, Nomor 23-27, Jakarta Pusat.
J Kristiadi justru tertawa saat dimintai tanggapannya mengenai berbagai tudingan dari APP itu yang menyebut CSIS mafia politik di Tanah Air ataupun yang menyebut CSIS makelar Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia.
"Saya enggak mengerti teman-teman itu (APP)," ujarnya saat dihubungi Sindonews, Senin (18/8/2014).
J Kristiadi pun membantah berbagai tudingan dari pihak APP tersebut. "SDA kita enggak ada lah. Sumber daya ilmu, iya," kata dia sambil tertawa lagi.
Dia pun mengaku tidak memiliki tampang mafia politik. "Kalau mas lihat saya naik Alpard, perlu dicurigai. Ini saya naik Kijang, pintunya juga kadang susah dibuka, baunya bau keringat," tuturnya sambil tertawa kembali.
Sebelumnya, Kantor Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jalan Tanah Abang III, Nomer 23-27, Jakarta Pusat, di geruduk puluhan massa, Senin (18/8/2014).
Mereka yang berunjuk rasa di depan kantor CSIS itu dari Aliansi Penyelamat Pemilu (APP). APP menilai CSIS adalah mafia politik di Indonesia.
"CSIS mafia politik di negeri kita, CSIS makelar Sumber Daya Alam kita," teriak salah satu orator di depan Kantor CSIS.
Maka dari itu, dalam aksinya, mereka pun meminta CSIS untuk dibubarkan. Selain itu, salah satu pendiri CSIS Sofjan Wanandi pun disebut-sebut dalam aksi unjuk rasa itu.
J Kristiadi justru tertawa saat dimintai tanggapannya mengenai berbagai tudingan dari APP itu yang menyebut CSIS mafia politik di Tanah Air ataupun yang menyebut CSIS makelar Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia.
"Saya enggak mengerti teman-teman itu (APP)," ujarnya saat dihubungi Sindonews, Senin (18/8/2014).
J Kristiadi pun membantah berbagai tudingan dari pihak APP tersebut. "SDA kita enggak ada lah. Sumber daya ilmu, iya," kata dia sambil tertawa lagi.
Dia pun mengaku tidak memiliki tampang mafia politik. "Kalau mas lihat saya naik Alpard, perlu dicurigai. Ini saya naik Kijang, pintunya juga kadang susah dibuka, baunya bau keringat," tuturnya sambil tertawa kembali.
Sebelumnya, Kantor Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jalan Tanah Abang III, Nomer 23-27, Jakarta Pusat, di geruduk puluhan massa, Senin (18/8/2014).
Mereka yang berunjuk rasa di depan kantor CSIS itu dari Aliansi Penyelamat Pemilu (APP). APP menilai CSIS adalah mafia politik di Indonesia.
"CSIS mafia politik di negeri kita, CSIS makelar Sumber Daya Alam kita," teriak salah satu orator di depan Kantor CSIS.
Maka dari itu, dalam aksinya, mereka pun meminta CSIS untuk dibubarkan. Selain itu, salah satu pendiri CSIS Sofjan Wanandi pun disebut-sebut dalam aksi unjuk rasa itu.
(kri)