Pengamat: Rekapitulasi Pilpres Tak Pakai Sistem Online
A
A
A
JAKARTA - Dalam sebuah blog audit-kpu.blogspot.com, seorang hacker membuktikan sistem IT Komisi Pemilihan Umum (KPU) bisa dicurangi. Pasalnya sistem IT KPU memiliki banyak kelemahan yang membuka peluang orang-orang tidak bertanggung jawab memanfaatkannya.
Kelemahan sistem IT KPU dibongkar dipaparkan hacker tersebut dalam artikel berjudul, Security Audit Sistem IT KPU Pilpres 2014. Artikel tersebut diunggah pada Rabu 23 Juli 2014.
Ahli digital forensik Universitas Indonesia (UI), Ruby Alamsyah mengatakan, rekapitulasi saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, bukanlah rekapitulasi online.
Menurutnya, rekapitulasi online KPU sebenarnya tidak ada. Sejak KPU tidak jadi kerja sama dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg).
"KPU merekapitulasi secara manual, tidak online. Itu konfirm setelah KPU membatalkan kerja sama dengan Lembaga Sandi Negara sebelum pileg (pemilihan legislatif) dimulai," kata Ruby Alamsyah saat dihubungi Sindonews, Kamis 24 Juli 2014 malam.
Ruby menjelaskan, jadi terkesan masyarakat mengetahui, bahwa KPU melakukan penghitungan rekapitulasi online, padahal tidak seperti itu. Menurutnya, itu dua hal yang berbeda.
"Website KPU dan rekapitulasi manual, itu dua hal yang berbeda dan dua sisi yang berbeda. Yang bisa di-hack itu adalah website KPU. Website KPU memang banyak di hack dan banyak dicoba-coba masuki (hack)," tuturnya.
Kelemahan sistem IT KPU dibongkar dipaparkan hacker tersebut dalam artikel berjudul, Security Audit Sistem IT KPU Pilpres 2014. Artikel tersebut diunggah pada Rabu 23 Juli 2014.
Ahli digital forensik Universitas Indonesia (UI), Ruby Alamsyah mengatakan, rekapitulasi saat Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, bukanlah rekapitulasi online.
Menurutnya, rekapitulasi online KPU sebenarnya tidak ada. Sejak KPU tidak jadi kerja sama dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg).
"KPU merekapitulasi secara manual, tidak online. Itu konfirm setelah KPU membatalkan kerja sama dengan Lembaga Sandi Negara sebelum pileg (pemilihan legislatif) dimulai," kata Ruby Alamsyah saat dihubungi Sindonews, Kamis 24 Juli 2014 malam.
Ruby menjelaskan, jadi terkesan masyarakat mengetahui, bahwa KPU melakukan penghitungan rekapitulasi online, padahal tidak seperti itu. Menurutnya, itu dua hal yang berbeda.
"Website KPU dan rekapitulasi manual, itu dua hal yang berbeda dan dua sisi yang berbeda. Yang bisa di-hack itu adalah website KPU. Website KPU memang banyak di hack dan banyak dicoba-coba masuki (hack)," tuturnya.
(maf)