Panglima TNI Jamin Pengumuman Rekapitulasi Aman
A
A
A
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Moeldoko menjamin pengumuman akhir rekapitulasi suara Pilpres 2014 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada hari ini berjalan dengan aman dan lancar.
Hal itu diungkapkan Jenderal Moeldoko seusai melakukan pertemuan dengan sejumlah gubernur yang merupakan pengurus Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Kantor Panglima TNI, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (21/7/2014).
Hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan; Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo; Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail; kemudian Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang; Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak; Gubernur Maluku Said Assegaf, dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat Aladin S. Mengga, serta Gubernur Gorontalo Rusli Habibie.
"Dalam pertemuan ini mereka melaporkan perkembangan situasi masing-masing daerah sangat kondusif. Kami berterima kasih karena masing-masing kepala daerah bersama TNI/Polri berhasil menjaga keamanan daerah dengan baik," ujarnya.
Panglima menilai proses akhir politik diprediksi berjalan dengan baik. Menurut dia, TNI sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dalam membantu pengamanan oleh Polri. "Saya jelaskan semua pada posisi dengan persiapan yang cukup baik, masyarakat tidak perlu cemas dan takut, saya sampaikan semua berjalan dengan aman. Tidak akan terjadi sesuatu," katanya.
Dia menyebutkan, TNI menyiapkan 35.000 personel. Dari jumlah itu, sebanyak 23.000 personel melekat pada Polri. Menurut dia, dari jumlah tersebut pihaknya tetap mempunyai pasukan cadangan terpusat seperti PPRC Divisi 2 baik dari angkatan darat, laut, dan udara apabila negara sewaktu-waktu membutuhkan. "Panglima TNI juga punya cadangan terpusat lagi dari Kostrad, Kopassus, dan Paskhas, itu semua apabila Kapolri membutuhkan. Kawasan KPU steril dari aksi massa dan dilakukan penutupan," jelasnya.
Ketua APPSI Sahrul Yasin Limpo mengatakan, kedatangannya ke kantor Panglima TNI merupakan inisiatif dari para pengurus APPSI. Menurut dia, tujuan utama dari pertemuan ini adalah untuk melaporkan gambaran situasi, kondisi sosial, ekonomi dan politik di daerah secara umum.
"Tidak benar kalau pertemuan ini karena potensi konflik tinggi. Intinya suasana yang ada di Sulsel dan seluruh Indonesia rasanya sangat aman, damai, terkendali, situasi ini karena hadirnya aparat keamanan TNI dan Polri yang bekerja sama-sama dengan jajaran pemerintah daerah, bupati, wali kota di seluruh Indonesia," ucapnya
Gubernur Sulawesi Selatan Sahrul Yasin Limpo menambahkan, kehadiran TNI dan polisi sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk menjaga stabilitas keamanan. Pihaknya berharap ke depan sinergitas TNI/Polri dalam upaya pengendalian bisa berjalan dengan sangat baik. "Kami berharap TNI menjadi bagian yang senantiasa memberikan keamanan bagi masyarakat. Selama ini jajaran TNI sudah melakukan berbagai upaya dalam rangka pembinaan teritorial bahkan ikut mendukung kegiatan yang ada," ucapnya.
Senada, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengaku bersyukur pilpres berjalan dengan lancar. Sebagai gubernur yang bertugas menjadi penanggung jawab pelaksanaan pilpres, dirinya melaporkan kondisi daerahnya. "Saya ke sini sebagai wakil ketua, tidak ada kaitannya dengan potensi konflik dan gangguan keamanan di wilayah Jawa Barat," ucapnya.
Wakil Ketua APPSI ini menjelaskan, meski Jawa Barat dinyatakan sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia yakni mencapai 45,5 juta dengan jumlah pemilih mencapai 18 persen suara dari total seluruh suara nasional, namun situasi Jawa Barat terbilang kondusif. "Saya mengimbau kepada masyarakat Jawa Barat untuk menjaga kondusivitas dan rasa aman yang ada. Orang Jawa Barat sudah dewasa akan menerima keputusan terbaik bagi bangsa ini, karena Jabar menjadi bagian dari Indonesia," ucapnya.
Aher mengaku yakin, meski masyarakat Jawa Barat memiliki penduduk paling banyak namun mereka saat ini telah dewasa dalam berpolitik. Hal itu terbukti dalam sejumlah pelaksanaan pilkada, pilgub, pileg dan pilpres belum lama ini di mana semuanya berlangsung dengan aman terkendali. Kalaupun terjadi polemik, diselesaikan di Mahkamah Konstitusi (MK) dan selesai. "Saya bangga jadi orang Indonesia, saya bangga menjadi orang Jawa Barat," ucapnya.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan bersyukur karena tidak ada potensi konflik di daerahnya. Bahkan, Gorontalo menjadi yang pertama menyampaikan hasil pleno provinsi ke pusat. "Aman terkendali baik di kabupaten mau di kota. Sangat aman tidak ada potensi konflik," ujarnya.
Hal itu diungkapkan Jenderal Moeldoko seusai melakukan pertemuan dengan sejumlah gubernur yang merupakan pengurus Asosiasi Pemerintahan Provinsi Seluruh Indonesia (APPSI) di Kantor Panglima TNI, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (21/7/2014).
Hadir dalam pertemuan tersebut di antaranya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan; Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo; Gubernur Gorontalo Gusnar Ismail; kemudian Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang; Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak; Gubernur Maluku Said Assegaf, dan Wakil Gubernur Sulawesi Barat Aladin S. Mengga, serta Gubernur Gorontalo Rusli Habibie.
"Dalam pertemuan ini mereka melaporkan perkembangan situasi masing-masing daerah sangat kondusif. Kami berterima kasih karena masing-masing kepala daerah bersama TNI/Polri berhasil menjaga keamanan daerah dengan baik," ujarnya.
Panglima menilai proses akhir politik diprediksi berjalan dengan baik. Menurut dia, TNI sudah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dalam membantu pengamanan oleh Polri. "Saya jelaskan semua pada posisi dengan persiapan yang cukup baik, masyarakat tidak perlu cemas dan takut, saya sampaikan semua berjalan dengan aman. Tidak akan terjadi sesuatu," katanya.
Dia menyebutkan, TNI menyiapkan 35.000 personel. Dari jumlah itu, sebanyak 23.000 personel melekat pada Polri. Menurut dia, dari jumlah tersebut pihaknya tetap mempunyai pasukan cadangan terpusat seperti PPRC Divisi 2 baik dari angkatan darat, laut, dan udara apabila negara sewaktu-waktu membutuhkan. "Panglima TNI juga punya cadangan terpusat lagi dari Kostrad, Kopassus, dan Paskhas, itu semua apabila Kapolri membutuhkan. Kawasan KPU steril dari aksi massa dan dilakukan penutupan," jelasnya.
Ketua APPSI Sahrul Yasin Limpo mengatakan, kedatangannya ke kantor Panglima TNI merupakan inisiatif dari para pengurus APPSI. Menurut dia, tujuan utama dari pertemuan ini adalah untuk melaporkan gambaran situasi, kondisi sosial, ekonomi dan politik di daerah secara umum.
"Tidak benar kalau pertemuan ini karena potensi konflik tinggi. Intinya suasana yang ada di Sulsel dan seluruh Indonesia rasanya sangat aman, damai, terkendali, situasi ini karena hadirnya aparat keamanan TNI dan Polri yang bekerja sama-sama dengan jajaran pemerintah daerah, bupati, wali kota di seluruh Indonesia," ucapnya
Gubernur Sulawesi Selatan Sahrul Yasin Limpo menambahkan, kehadiran TNI dan polisi sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk menjaga stabilitas keamanan. Pihaknya berharap ke depan sinergitas TNI/Polri dalam upaya pengendalian bisa berjalan dengan sangat baik. "Kami berharap TNI menjadi bagian yang senantiasa memberikan keamanan bagi masyarakat. Selama ini jajaran TNI sudah melakukan berbagai upaya dalam rangka pembinaan teritorial bahkan ikut mendukung kegiatan yang ada," ucapnya.
Senada, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengaku bersyukur pilpres berjalan dengan lancar. Sebagai gubernur yang bertugas menjadi penanggung jawab pelaksanaan pilpres, dirinya melaporkan kondisi daerahnya. "Saya ke sini sebagai wakil ketua, tidak ada kaitannya dengan potensi konflik dan gangguan keamanan di wilayah Jawa Barat," ucapnya.
Wakil Ketua APPSI ini menjelaskan, meski Jawa Barat dinyatakan sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia yakni mencapai 45,5 juta dengan jumlah pemilih mencapai 18 persen suara dari total seluruh suara nasional, namun situasi Jawa Barat terbilang kondusif. "Saya mengimbau kepada masyarakat Jawa Barat untuk menjaga kondusivitas dan rasa aman yang ada. Orang Jawa Barat sudah dewasa akan menerima keputusan terbaik bagi bangsa ini, karena Jabar menjadi bagian dari Indonesia," ucapnya.
Aher mengaku yakin, meski masyarakat Jawa Barat memiliki penduduk paling banyak namun mereka saat ini telah dewasa dalam berpolitik. Hal itu terbukti dalam sejumlah pelaksanaan pilkada, pilgub, pileg dan pilpres belum lama ini di mana semuanya berlangsung dengan aman terkendali. Kalaupun terjadi polemik, diselesaikan di Mahkamah Konstitusi (MK) dan selesai. "Saya bangga jadi orang Indonesia, saya bangga menjadi orang Jawa Barat," ucapnya.
Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan bersyukur karena tidak ada potensi konflik di daerahnya. Bahkan, Gorontalo menjadi yang pertama menyampaikan hasil pleno provinsi ke pusat. "Aman terkendali baik di kabupaten mau di kota. Sangat aman tidak ada potensi konflik," ujarnya.
(zik)