BEM UI: Hentikan Klaim Klaim Menangkan Pilpres !
A
A
A
JAKARTA - Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) mengingatkan kedua calon presidan dan calon wakil presiden beserta pendukungnya menghentikan aksi klaim kemenangan.
Kedua kubu dan masyarakat pun diingatkan untuk bersabar menunggu hasil resmi perolehan suara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) yang akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli mendatang.
"Perang klaim kemenangan ini harus segera dihentikan. Di saat yang sama, masyarakat pun secara aktif harus segera keluar dari polarisasi dan perang klaim kemenangan ini," tutur Ketua BEM UI, M Ivan Riansa di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Sabtu (19/7/2014).
Ivan mengatakan, dirinya telah membuat petisi dukung KPU dalam situs Change.org sejak 13 Juli 2014. Dalam petisi itu, meminta agar kubu capres dan cawapres menghentikan aksi klaim memenangkan pilpres.
Dia menjelaskan, pendukung petisi dukung KPU mencapai 7.000 orang. "Besar harapan saya, konflik horizonral tidak terjadi. Kami juga meminta hormat kedua kubu untuk bisa menahan masing-masing pendukung agar tidak menciptakan provokasi," tuturnya.
Kedua kubu dan masyarakat pun diingatkan untuk bersabar menunggu hasil resmi perolehan suara Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) yang akan diumumkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli mendatang.
"Perang klaim kemenangan ini harus segera dihentikan. Di saat yang sama, masyarakat pun secara aktif harus segera keluar dari polarisasi dan perang klaim kemenangan ini," tutur Ketua BEM UI, M Ivan Riansa di Gedung KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Sabtu (19/7/2014).
Ivan mengatakan, dirinya telah membuat petisi dukung KPU dalam situs Change.org sejak 13 Juli 2014. Dalam petisi itu, meminta agar kubu capres dan cawapres menghentikan aksi klaim memenangkan pilpres.
Dia menjelaskan, pendukung petisi dukung KPU mencapai 7.000 orang. "Besar harapan saya, konflik horizonral tidak terjadi. Kami juga meminta hormat kedua kubu untuk bisa menahan masing-masing pendukung agar tidak menciptakan provokasi," tuturnya.
(dam)