Kubu Prabowo Minta Rekap Manual KPU Surabaya Ditunda
A
A
A
SURABAYA - Tim sukses Pasangan Prabowo-Hatta meminta Rekapitulasi manual di Komisi Pemilihan Umum (KPU) ditunda. Pasalnya, di sejumlah PPK di Kota Surabaya masih terdapat permasalahan terkait Daftar Pemilih Khusus Tambahan (DPKTb).
Ketua Tim Merah Putih Surabaya Sutadi mengatakan, hari ini memang tahapan perhitungan manual di KPU Kota Surabaya terkait hasil pilpres pada 9 Juli lalu. Tentunya tim sukses dan saksi masing-masing saksi mendapat undangan.
"Kita minta KPU Surabaya menunda dulu perhitungan. Hal itu terkait pengaduan kami soal DPKTb. Ada sekitar 2.000 TPS di Surabaya yang terindikasi ada pemilih siluman," kata Sutadi ketika dihubungi, Rabu (16/7/2014).
Pemilih siluman itu dikhawatirkan menggunakan KTP tanpa disertai dengan formulir A5. Oleh karena itu, sebelum perhitungan dimulai Tim Merah Putih meminta kepada KPU untuk menyeleseikan persoalan.
Jangan sampai, lanjut Sutadi, ada pekerjaan sia-sia. Artinya, hari ini dipaksakan untuk menghitung namun dengan temuan fakta adanya pemilih Siluman ini, akan dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU). "Bisa sia-sia nanti kerjanya. Ini diselesaikan dulu baru nanti menuju rekap," ujarnya.
Protes terhadap DPKTb ini, katanya, sudah sampai beberapa hari yang lalu ke KPU Kota Surabaya. Namun, hingga saat ini penyelenggara pemilu ini belum memberikan jawaban yang pasti.
Sementara dari data Tim Merah Putih Jawa Timur ditemukan 55.285 pemilih yang diduga siluman. Pasalnya, pemilih tersebut tidak menggunakan form A5 sebagaimana aturan KPU.
Contohnya di Kelurahan Dokter Sutomo, Kecamatan Tegalsari tepatnya di TPS 33 ada 272 pemilih yang tidak jelas asal-usulnya. Jumlah tersebut tersebar di 2.000 TPS se-Kota Surabaya. Kondisi yang sama juga terjadi di sejumlah kota lainnya seperti Sidoarjo, Kediri, Mojokerto dan Malang.
Ketua Tim Merah Putih Surabaya Sutadi mengatakan, hari ini memang tahapan perhitungan manual di KPU Kota Surabaya terkait hasil pilpres pada 9 Juli lalu. Tentunya tim sukses dan saksi masing-masing saksi mendapat undangan.
"Kita minta KPU Surabaya menunda dulu perhitungan. Hal itu terkait pengaduan kami soal DPKTb. Ada sekitar 2.000 TPS di Surabaya yang terindikasi ada pemilih siluman," kata Sutadi ketika dihubungi, Rabu (16/7/2014).
Pemilih siluman itu dikhawatirkan menggunakan KTP tanpa disertai dengan formulir A5. Oleh karena itu, sebelum perhitungan dimulai Tim Merah Putih meminta kepada KPU untuk menyeleseikan persoalan.
Jangan sampai, lanjut Sutadi, ada pekerjaan sia-sia. Artinya, hari ini dipaksakan untuk menghitung namun dengan temuan fakta adanya pemilih Siluman ini, akan dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU). "Bisa sia-sia nanti kerjanya. Ini diselesaikan dulu baru nanti menuju rekap," ujarnya.
Protes terhadap DPKTb ini, katanya, sudah sampai beberapa hari yang lalu ke KPU Kota Surabaya. Namun, hingga saat ini penyelenggara pemilu ini belum memberikan jawaban yang pasti.
Sementara dari data Tim Merah Putih Jawa Timur ditemukan 55.285 pemilih yang diduga siluman. Pasalnya, pemilih tersebut tidak menggunakan form A5 sebagaimana aturan KPU.
Contohnya di Kelurahan Dokter Sutomo, Kecamatan Tegalsari tepatnya di TPS 33 ada 272 pemilih yang tidak jelas asal-usulnya. Jumlah tersebut tersebar di 2.000 TPS se-Kota Surabaya. Kondisi yang sama juga terjadi di sejumlah kota lainnya seperti Sidoarjo, Kediri, Mojokerto dan Malang.
(kri)