Wajar Publik Curigai Misi Bill Clinton ke Indonesia

Selasa, 15 Juli 2014 - 13:32 WIB
Wajar Publik Curigai Misi Bill Clinton ke Indonesia
Wajar Publik Curigai Misi Bill Clinton ke Indonesia
A A A
JAKARTA - Menurut pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago, wajar apabila publik menaruh curiga atas rencana dan misi mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Bill Clinton berkunjung ke Indonesia, meskipun kedatangannya dikabarkan terkait kampanye kesehatan dan lingkungan hidup.

"Tidak boleh menyalahkan publik karena curiga. Saya kira wajar publik curiga dan memertanyakan misi hidden (tersembunyi) Bill Clinton, walaupun ia menyebutkan misi kampanye lingkungan," ujar Pangi kepada Sindonews, Selasa (15/7/2014).

Sebab, kata dia, sedari dulu AS merupakan negara yang memiliki kepentingan besar terhadap Indonesia, terutama mengamankan kepentingan investasi dan bisnisnya seperti Chevron dan Freeport.

"Sehingga saya percaya AS akan ikut campur tangan tentang kepemimpinan Indonesia, bagi AS memastikan pemimpin Indonesia kedepan yang bisa mereka setir dan bisa di intervensi, sehingga national interest AS tidak terganggu di Indonesia," katanya.

Tak hanya itu, menurut dia, AS juga negara yang senang ikut campur negara lain. "Anda bisa lihat dan kita sudah baca gaya politik licik Amerika Serikat di Timur Tengah. Mengacaukan sistem politik yang sedang dibangun, akhirnya suhu politik bergejolak, nah pada saat yang sama biasanya politik luar negeri AS menjadi pihak mediator konflik, lalu melakukan intervensi," ungkapnya.

Seperti diketahui, Bill Clinton dikabarkan akan hadir ke Indonesia menjelang 22 Juli. Kedatangannya Clinton terkait kampanye kesehatan dan lingkungan hidup. Dia akan mengunjungai negara seperti India, Indonesia, Papua Nugini, Selandia Baru, Australia dan Vietnam. Diperkirakan kunjungan itu terkait dalam program Clinton Global Initiative.

Aksi demonstrasi menolak kedatangan Clinton sudah terlihat. Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) menggelar aksi di depan Gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jakarta Pusat, Senin 14 Juli 2014.

Pendemo menolak kedatangan Clinton lantaran dilakukan menjelang penentuan pemenang pilpres yang bakal diumumkan 22 Juli mendatang. "Tolak intervensi asing dan tolak kedatangan Bill Clinton," ujar Koordinator aksi, Diki Saefurohman, di Gedung KPU.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6675 seconds (0.1#10.140)