MTII Kritik Pemberitaan Metro TV

Minggu, 13 Juli 2014 - 21:06 WIB
MTII Kritik Pemberitaan...
MTII Kritik Pemberitaan Metro TV
A A A
JAKARTA - Masyarakat Transparansi Informasi Indonesia (MTII) menilai selama masa kampanye Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2014, Metro TV tidak memberikan informasi yang seimbang.

Ketua MTII Yudi Fahrul Sayudi menilai stasiun televisi swasta nasional itu tidak hanya melanggar ketentuan penyiaran, tapi juga mengabaikan prinsip-prinsip penyiaran saat pemilu.

"Seperti menyiarkan berita tanpa prinsip keseimbangan yang layak, membangun citra negatif salah satu calon presiden, melakukan kampanye pasangan Joko-JK pada masa tenang tanggal 6-8 juli 2014, dan menyiarakan quick count dengan narasumber yang tendensius berpihak kepada salah satu calon," tutur Yudi dalam siaran pers yang dikirim ke Sindonews, Minggu (13/7/2014).

Menurut Yudi, stasiun televisi yang menggunakan frekuensi berjaringan seperti Metro TV harus mematuhi amanat Undang-Undang dan etika demokrasi penyiaran,

"Tidak boleh melanggar etika dan prinsip demokrasi penyiaran yang telah diatur oleh UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Undang-Undang Pokok Pers, UU Nomor 32 tentang Penyiaran, UU Nomor 42 tentang Pemilu Presiden dan Waki Presiden, PP Nomor 11 tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Lembaga Penyiaran Publik dan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siarn (P3 dn SPS) Komisi Penyiaran Indonesia" tutur Yudi.

Oleh karena itu, Yudi mendesak Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk mencambut izin penyiaran stasiun televisi Metro TV.

Sebelumnya Stasiun Metro TV juga sudah ditegur oleh KPI terkait dengan tayangan umrah yang dilakukan oleh calon presiden nomor urut dua Joko Widodo (Jokowi).

Teguran KPI dilayangkan pada 7 Juli melalui surat bernomor surat 1605/K/KPI/07/14. Metro TV dinilai sudah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) Komisi Penyiaran Indonesia Tahun 2012.
(dam)
Berita Terkait
Dosen Fisip Kalsel:...
Dosen Fisip Kalsel: Bahas Dana Alutsista 700 Triliun, Penampilan Anies Terkesan Cari Panggung
Sarat Indikasi Pelanggaran,...
Sarat Indikasi Pelanggaran, Aktivis Ciputat Kampanyekan Tagar Lawan Pemilu Curang
Gara-gara Covid-19,...
Gara-gara Covid-19, Pilpres Polandia Jadi 'Pilpres Hantu'
Jazz dan Pilpres
Jazz dan Pilpres
Gagahnya Ganjar-Mahfud...
Gagahnya Ganjar-Mahfud Kompak Pakai Jaket Bomber ala Pilot Top Gun
Potret Tiga Capres Ikuti...
Potret Tiga Capres Ikuti Debat Ketiga Pilpres 2024
Berita Terkini
Kronologi OTT 3 Anggota...
Kronologi OTT 3 Anggota DPRD OKU dan Kepala Dinas, Uang Rp2,6 Miliar hingga Fortuner Diamankan
30 menit yang lalu
Antisipasi Penumpukan...
Antisipasi Penumpukan di Rest Area, Menag Imbau Semua Masjid Dilewati Pemudik Dibuka 24 Jam
51 menit yang lalu
Ramadan 1446 H, BSI...
Ramadan 1446 H, BSI Beri Santunan untuk 4.444 Anak Yatim Dhuafa
1 jam yang lalu
Ekoteologi dan Puasa...
Ekoteologi dan Puasa Ramadan
1 jam yang lalu
Polemik RUU TNI, Ini...
Polemik RUU TNI, Ini Kekhawatiran Wasekjen PB HMI jika Disahkan
1 jam yang lalu
Menag Belum Pertimbangkan...
Menag Belum Pertimbangkan Penambahan Kuota Haji 2025, Ini Alasannya
1 jam yang lalu
Infografis
Puluhan Akademisi Kampus...
Puluhan Akademisi Kampus Kritik Penyimpangan Demokrasi Jokowi
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved