Kedatangan Bill Clinton Dicurigai Intervensi Hasil Pilpres

Sabtu, 12 Juli 2014 - 23:08 WIB
Kedatangan Bill Clinton Dicurigai Intervensi Hasil Pilpres
Kedatangan Bill Clinton Dicurigai Intervensi Hasil Pilpres
A A A
JAKARTA - Mantan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton yang dijadwalkan berkunjung ke Indonesia dinilai kental dengan nuansa politis. Apalagi, kedatangannya bertepatan dengan kepastian menunggu pengumuman hasil Pilpres 2014 pada 22 Juli nanti yang sedang dikerjakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menilai, kedatangan Bill Clinton ke Indonesia dalam masa pilpres sangat janggal dan sarat kepentingan. Kecurigaan yang muncul, kehadirannya dikhawatirkan dapat mengintervensi KPU.

"Ini bukan kunjungan biasa, tapi kunjungan politik yang dapat mengintervensi penghitungan suara pilpres oleh KPU," ujar Penasihat Prabowo-Hatta, Letjen TNI (Purn) Suryo Prabowo kepada wartawan, Sabtu (12/7/2014).

Sebelumnya, Bill Clinton dijadwalkan akan bertandang ke Indonesia sebelum 22 Juli. Disebutkan, kedatangan itu terkait kampanye kesehatan dan lingkungan hidup.

Menurutnya, kunjungan yang dilakukan Bill Clinton ke Indonesia tersebut tidak lazim disaat rakyat Indonesia menunggu hasil pilpres. Kedatangannya juga dikhawatirkan akan mengganggu independesi KPU.

"Clinton memang bukan Presiden Amerika lagi, tapi jangan lupa dia menjadi Presiden Amerika karena dibantu oleh James Riady. Semua orang tahu pengusaha Indonesia James Riady saat ini menjadi salah satu sponsor pasangan Jokowi-JK," tegas Suryo.

Selain itu, lanjutnya, kunjungan itu patut diwaspadai karena sejumlah perusahaan milik negara adi kuasa itu bermasalah dengan Undang-Undang Minerba. Ditambah adanya ketakutan terhadap pasangan Prabowo-Hatta jika memenangi Pilpres 2014.

"Mereka pasti tahu Prabowo sangat konsen dengan pengelolaan sumber daya alam Indonesia. Ini yang ditakuti mereka. Kemarin mereka kirim wartawan Allan Nairn untuk menghadang laju Prabowo. Sekarang mereka kirim Clinton," tandasnya.

Ditambahkannya, pemilu kali ini bukan hanya persaingan antara Prabowo dan Jokowi. Akan tetapi, merupakan perlawanan Indonesia terhadap kekuatan asing.

"Kita perlu menjaga dan mengawal KPU agar benar-benar independen dan terhindar dari intervensi asing dalam melakukan penghitungan suara. Kalau Prabowo kalah, ya itu artinya pihak asing yang menang," pungkas Suryo.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.8733 seconds (0.1#10.140)