Pengamat Nilai KPU Tertekan

Jum'at, 11 Juli 2014 - 22:12 WIB
Pengamat Nilai KPU Tertekan
Pengamat Nilai KPU Tertekan
A A A
DEPOK - Hasil penghitungan yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) 22 Juli diprediksi banyak tekanan dari luar lembaga itu. Karena, kedua capres dan cawapres saling klaim kemenangan berdasarkan hasil hitungan cepat (quick count).

Pengamat Politik dari Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat mengatakan, saat ini harus mengawal perhitungan dari tingkat paling bawah untuk mengontrol C1. Namun, kata dia, kondisi psikologis KPU tentu saja tertekan menghadapi hal ini.

"Apalagi statement kubu nomor 2 (Jokowi-JK), katanya harus dikawal, kalau kalah berarti dicurangi. Ini kan memancing juga, sehingga seluruh pihak sama-sama kontrol KPU mengawal C1. Mau enggak mau ada tekanan publik, masa begitu kuat. KPU tertekan," katanya kepada wartawan di Depok, Jumat (11/7/2014).

Maka itu, kata Cecep, aparat keamanan harus bekerja keras untuk mengamankan KPU. Ia juga berharap, perhitungan real count harus dilakukan secara jujur dan adil.

"Aparat keamanan harus mensupport KPU juga. Bicara soal quick count lihat saja rekam jejaknya," tegasnya.

Cecep menambahkan H-1 Pemilu juga berhembus isu akan diciptakan terjadinya chaos, namun ternyata tidak terbukti. Karena itu, kata dia, di tingkat elite masing-masing kubu harus mampu menahan diri.

"Elite-elite sendiri membakar massa. Di kalangan elite, bisa membuat potensi, walaupun beberapa kali ramalan akan rusuh, tetapi enggak rusuh sebenarnya, ini semuanya masing-masing tampil all out, habis-habisan," tandasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0903 seconds (0.1#10.140)