Jurus Ampuh Rebut Pemilih Mengambang Versi Lembaga Survei

Sabtu, 05 Juli 2014 - 20:03 WIB
Jurus Ampuh Rebut Pemilih Mengambang Versi Lembaga Survei
Jurus Ampuh Rebut Pemilih Mengambang Versi Lembaga Survei
A A A
JAKARTA - Capres-cawapres masih memiliki waktu empat hari untuk merebut simpati pemilih mengambang yang jumlahnya sekitar 7 persen sampai 10 persen.

Meski pilpres memasuki masa tenang pada 6 sampai 8 Juli 2014, tapi tim pemenangan capres-cawapres bisa tetap merebut simpati pemilih tanpa harus berkampanye.

Berikut ini trik atau strategi dari lembaga survei untuk Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla dalam merebut dukungan swing voters atau pemilih mengambang di detik-detik akhir.

Direktur Eksekutif Polcomm Institute Heri Budianto mengatakan, masih sangat sulit memastikan siapa yang keluar sebagai pemenang pilpres. Kemampuan menciptakan diferensiasi pemilih adalah kata kunci untuk merebut dukungan swing voters ini.

Salah satunya tampil meyakinkan pada debat terakhir malam ini. "Prabowo-Hatta harus mampu mengesankan diri lebih merakyat, sedangkan Jokowi-JK harus bisa meyakinkan pemilih menengah ke atas," ujar Heri pada diskusi Polemik Sindo Trijaya FM bertema Mengejar Survei Pilihan Rakyat di Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (5/7/2014).

Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, siapa yang paling intens menguasai perbincangan politik, maka itu yang akan menang.

Menurut dia berdasarkan survei, orang yang lebih sering membicarakan politik cenderung memilih Prabowo-Hatta, sedangkan yang mendukung Jokowi-JK justru kebanyakan yang tidak pernah membicarakan politik.

"Artinya, pemilih Prabowo-Hatta itu lebih agresif. Nah, ini harus jadi perhatian Jokowi-JK. Menjadi orang baik itu tidak cukup bagi pemilih, tapi mereka juga harus bergerak," ujar dia

Direktur Eksekutif Puskaptis Husein Yazid mengatakan, meski Prabowo-Hatta pada surveinya sudah unggul atas Jokowi-JK dengan selisih 4 persen, namun masih banyak kejadian yang bisa terjadi pada masa tenang dan pada hari H pencoblosan.

"Minggu, Senin, dan Selasa itu terjadi pergerakan dahsyat di tengah masyarakat. Kalau ada serangan uang kepada pemilih, hasil survei yang ada mati semua karena itu memang tidak masuk menjadi variabel survei," ujarnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4650 seconds (0.1#10.140)