Elektabilitas Prabowo Makin Positif, Timses Optimis
A
A
A
JAKARTA - Kubu kandidat capres cawapres nomor urut satu, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, semakin optimistis menghadapi Pemilu Presiden (Pilpres) 9 Juli 2014. Pasalnya, dalam beberapa survei yang mengukur elektabilitas capres menunjukkan tren pemilih Prabowo positif.
Terbaru adalah survei dari Pusat Kajian Kebijakan & Pembangunan Strategis (Puskaptis). Hasil survei yang dilakukan Puskaptis per tanggal 6-12 Juni 2014 menunjukkan, berdasarkan tingkat elektabilitas, duet Prabowo-Hatta mendapatkan respon positif di 33 propinsi yakni 44,64%. Sedangkan Jokowi-JK hanya meraup 42,79%. Sementara, pemilih yang belum menentukan sikap tapi akan memilih (swing voters) mencapai 12,39%.
Menurut politikus Partai Gerindra, Rezza Patria, naiknya tren pasangan Prabowo-Hatta secara garis besar disebabkan dua hal. Pertama, rakyat ingin ada perbaikan terhadap kualitas pemerintahan dibanding dua periode masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono.
"Antitesa dari kepemimpinan periode lalu akan mempengaruhi pilihan masyarakat. Pak SBY sudah banyak prestasi. Namun, masih terdapat kelemahan, misalnya terkait ketegasan yang itu ada pada sosok Prabowo. Beliau juga dari militer dan masyarakat ingin Indonesia menjadi negara berdaulat dan mencegah disintegrasi bangsa," ujar Rezza, di Hotel Sahid, Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (15/6/2014).
Kedua, masyarakat menghendaki pemimpin apa adanya dan tidak berbalut pencitraan yang berlebihan. Menurut Rezza, ketegasan sosok Prabowo ingin membawa Indonesia menjadi Macan Asia itu disempurnakan dengan faktor pemimpin yang suka tampil apa adanya.
"Prabowo itu pemimpin otentik, apa adanya. Jauh dari pencitraan. Kalau memang dia punya mobil, kenapa musti pakai bajaj. Kalau mampu beli baju mahal, kenapa memakai baju di kaki lima. Prabowo selalu jujur dengan apa yang dilakukannya," ujar Rezza.
Dengan melihat tren positif ini, Rezza yakin, pada 9 Juli nanti Prabowo-Hatta akan memenangi Pilpres.
Terbaru adalah survei dari Pusat Kajian Kebijakan & Pembangunan Strategis (Puskaptis). Hasil survei yang dilakukan Puskaptis per tanggal 6-12 Juni 2014 menunjukkan, berdasarkan tingkat elektabilitas, duet Prabowo-Hatta mendapatkan respon positif di 33 propinsi yakni 44,64%. Sedangkan Jokowi-JK hanya meraup 42,79%. Sementara, pemilih yang belum menentukan sikap tapi akan memilih (swing voters) mencapai 12,39%.
Menurut politikus Partai Gerindra, Rezza Patria, naiknya tren pasangan Prabowo-Hatta secara garis besar disebabkan dua hal. Pertama, rakyat ingin ada perbaikan terhadap kualitas pemerintahan dibanding dua periode masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono.
"Antitesa dari kepemimpinan periode lalu akan mempengaruhi pilihan masyarakat. Pak SBY sudah banyak prestasi. Namun, masih terdapat kelemahan, misalnya terkait ketegasan yang itu ada pada sosok Prabowo. Beliau juga dari militer dan masyarakat ingin Indonesia menjadi negara berdaulat dan mencegah disintegrasi bangsa," ujar Rezza, di Hotel Sahid, Jalan Sudirman, Jakarta, Minggu (15/6/2014).
Kedua, masyarakat menghendaki pemimpin apa adanya dan tidak berbalut pencitraan yang berlebihan. Menurut Rezza, ketegasan sosok Prabowo ingin membawa Indonesia menjadi Macan Asia itu disempurnakan dengan faktor pemimpin yang suka tampil apa adanya.
"Prabowo itu pemimpin otentik, apa adanya. Jauh dari pencitraan. Kalau memang dia punya mobil, kenapa musti pakai bajaj. Kalau mampu beli baju mahal, kenapa memakai baju di kaki lima. Prabowo selalu jujur dengan apa yang dilakukannya," ujar Rezza.
Dengan melihat tren positif ini, Rezza yakin, pada 9 Juli nanti Prabowo-Hatta akan memenangi Pilpres.
(hyk)