Konflik Pilpres Lebih Berpotensi Terjadi di Kota Besar
Konflik Pilpres Lebih Berpotensi Terjadi di Kota Besar
A
A
A
JAKARTA - Kota besar dinilai menjadi daerah yang rawan terjadinya konflik saat Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) pada Juli 2014.
Sebab pendukung fanatik pasangan calon presiden dan calon wakil presiden kebanyakan berada di perkotaan. "Kalau pilpres ini justru potensi konflik berada di kota besar, seperti Jakarta dan kota-kota besar lain," ujar Kapolri Jenderal Polisi Sutarman di halaman Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/6/2014).
Sementara daerah yang bukan termasuk kota besar, kata dia, cenderung berpotensi terjadinya konflik saat pemilu legislatif (Pileg). "Kalau di daerah mudah-mudahan enggak (berpotensi konflik di Pilpres). Kalau pileg, baru di daerah-daerah," katanya.
Untuk Tempat Pemungutan Suara (TPS), pihaknya membagi tiga golongan yakni ada TPS aman, TPS rawan 1 dan TPS rawan 2. Sementara daerah yang diberikan penjagaan ketat, kata dia, diantaranya yakni Jakarta, Poso, Aceh dan Papua.
Sebab pendukung fanatik pasangan calon presiden dan calon wakil presiden kebanyakan berada di perkotaan. "Kalau pilpres ini justru potensi konflik berada di kota besar, seperti Jakarta dan kota-kota besar lain," ujar Kapolri Jenderal Polisi Sutarman di halaman Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/6/2014).
Sementara daerah yang bukan termasuk kota besar, kata dia, cenderung berpotensi terjadinya konflik saat pemilu legislatif (Pileg). "Kalau di daerah mudah-mudahan enggak (berpotensi konflik di Pilpres). Kalau pileg, baru di daerah-daerah," katanya.
Untuk Tempat Pemungutan Suara (TPS), pihaknya membagi tiga golongan yakni ada TPS aman, TPS rawan 1 dan TPS rawan 2. Sementara daerah yang diberikan penjagaan ketat, kata dia, diantaranya yakni Jakarta, Poso, Aceh dan Papua.
(dam)
Explore More