Menag Baru Segera Benahi Internal Kemenag
A
A
A
JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saefuddin akan melakukan perbaikan di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag). Setelah mendengar keluhan dari internal Kemenag, dirinya beranggapan bahwa telah terjadi demoralisasi pada sebagian pegawai dan pejabat di Kemenag.
Menurut dia, permasalahan yang ditemui dari perbincangan formal bersama pegawai Kemenag, telah terjadi demoralisasi serta titik kepercayaan masyarakat yang semakin rendah.
Dalam hal ini harapan masyarakat yang dikaitkan dengan persepsi bahwa, Menag atau siapapun yang bekerja di Kemenag adalah manusia sempurna. Karena kata agama yang melekat, yang seharusnya tidak ada pejabat dan Menag yang melakukan kesalahan.
Maka hal ini menjadi tanggung jawab tersendiri karena menurut masyarakat Kemenag itu berbeda dengan kementerian lainya. “Kita butuh dukungan dan masukan dalam pembenahan insitusi Kemenag," ucap Lukman di Kemenag, Jakarta, Senin 9 Juni 2014.
"Saya akan tekankan dari semboyan Kemenag yaitu iklas dan beramal untuk di implementasikan,” imbuhnya.
Dengan menemui para pegawai dan pejabat Kemenag, diyakini dapat mengetahui persoalan yang tengah dihadapi, serta mengidentifikasi hal tersebuat yang hanya bisa didapatkan di internal Kemenag.
Sedangkan dari eksternal akan dilakukan kepada Komisi Pemberantasna Korupsi (KPK), karena lembaga tersebut yang belakangan ini sering melakukan pengamatan terhadap upaya Kemenag dalam pembenahan. “Atas dasar tersebut baru akan saya ambil kebijakan yang mungkin akan dilakukan dalam pembenahan,” ujarnya.
Lukman menegaskan, dirinya yang masuk di tengah tahun anggaran bahkan beberapa program sudah direncanakan, dibahas, ditetapkan bahkan sudah berjalan.
Suasana tersebut dirasakna tidak leluasa dan tidak memungkinkan untuk dilakukan modifikasi perubahan dan kebijakan mendasar. Salah satunya, dalam penyelenggaraan haji yang sudah mendarah daging diselenggarakan dengan sistem tersendiri.
“Tidak sederhana untuk kita lakukan perubahan dan waktu saya hanya sekitar empat bulan ke depan. Tetapi harus dapat dikembalikan kesan Kemenag yang pernah dicederai kepercayaannya,” tegasnya.
Menurut dia, permasalahan yang ditemui dari perbincangan formal bersama pegawai Kemenag, telah terjadi demoralisasi serta titik kepercayaan masyarakat yang semakin rendah.
Dalam hal ini harapan masyarakat yang dikaitkan dengan persepsi bahwa, Menag atau siapapun yang bekerja di Kemenag adalah manusia sempurna. Karena kata agama yang melekat, yang seharusnya tidak ada pejabat dan Menag yang melakukan kesalahan.
Maka hal ini menjadi tanggung jawab tersendiri karena menurut masyarakat Kemenag itu berbeda dengan kementerian lainya. “Kita butuh dukungan dan masukan dalam pembenahan insitusi Kemenag," ucap Lukman di Kemenag, Jakarta, Senin 9 Juni 2014.
"Saya akan tekankan dari semboyan Kemenag yaitu iklas dan beramal untuk di implementasikan,” imbuhnya.
Dengan menemui para pegawai dan pejabat Kemenag, diyakini dapat mengetahui persoalan yang tengah dihadapi, serta mengidentifikasi hal tersebuat yang hanya bisa didapatkan di internal Kemenag.
Sedangkan dari eksternal akan dilakukan kepada Komisi Pemberantasna Korupsi (KPK), karena lembaga tersebut yang belakangan ini sering melakukan pengamatan terhadap upaya Kemenag dalam pembenahan. “Atas dasar tersebut baru akan saya ambil kebijakan yang mungkin akan dilakukan dalam pembenahan,” ujarnya.
Lukman menegaskan, dirinya yang masuk di tengah tahun anggaran bahkan beberapa program sudah direncanakan, dibahas, ditetapkan bahkan sudah berjalan.
Suasana tersebut dirasakna tidak leluasa dan tidak memungkinkan untuk dilakukan modifikasi perubahan dan kebijakan mendasar. Salah satunya, dalam penyelenggaraan haji yang sudah mendarah daging diselenggarakan dengan sistem tersendiri.
“Tidak sederhana untuk kita lakukan perubahan dan waktu saya hanya sekitar empat bulan ke depan. Tetapi harus dapat dikembalikan kesan Kemenag yang pernah dicederai kepercayaannya,” tegasnya.
(maf)