Sambut Peringatan Hari Lingkungan Melalui Seni
A
A
A
JAKARTA - Memperingati Hari Lingkungan Hidup sedunia yang jatuh pada 5 Juni bisa dilakukan dengan berbagai macam cara sebagai bentuk kecintaan terhadap lingkungan. Seni lukis bagi para seniman bisa menjadi salah satu penyaluran aspirasi terhadap keadan lingkungan.
Sebagai seniman, Yarno pelukis asal Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel) mengaku punya tugas untuk selalu menyajikan karya terbaiknya bagi pecinta dan kolektor seni. Tanpa harus kehilangan sisi idealismenya.
Melalui goresan koasnya di atas kain kanvas Yarno menyampaikan pesan agar terus merawat alam. "Alam itu sumber penghidupan masyarakat, sekaligus sumber inspirasi saya sebagai seniman. Maka itu, melalui karya-karya saya, sebenarnya secara tidak langsung ingin membuka fakta fenomena kerusakan alam itu nyata dan meluas,’’ ujar Yarno, Jakarta, Senin (9/6/2014).
Dia mengakui untuk menyadarkan masyarakat akan kecintaan lingkungan dengan merawat alam dibutuhkan waktu yang panjang. Tapi dirinya yakin, kesadaran itu akan terbangun.
’’Selain lewat kritik lingkungan, sebenarnya saya ada ide untuk membuat karya yang mengandung pesan lebih optimis, sekaligus edukatif untuk mengajak masyarakat mencintai alam,’’ terangnya.
Melalui karya seninya, Yarno pernah sukses mencatat angka penjualan hingga SGD 20.740 atau setara Rp191 juta pada 13 April lalu di Balai Lelang Seni Masterpiece melalui karya Power Struggle. Kemudian karya Yarno lainnya berjudul Leader yang dibuat pada 2013 berhasil menembus angka SGD 21.600 (SGD 1 = Rp 9475) atau setara dengan Rp204 juta lebih dalam lelang seni yang digelar 33 Auction di Singapura.
Sementara itu, Haryono Budiono, selaku kolektor seni mengakui hasil lelang memang cenderung fluktuatif dan sulit diprediksi. ’’Situasi saat lelang itu sangat tergantung pada selera kolektor seni saat itu. Jadi tidak bisa dibandingkan antara hasil lelang satu dengan yang lain,’’ ungkapnya.
Sebagai seniman, Yarno pelukis asal Pagar Alam, Sumatera Selatan (Sumsel) mengaku punya tugas untuk selalu menyajikan karya terbaiknya bagi pecinta dan kolektor seni. Tanpa harus kehilangan sisi idealismenya.
Melalui goresan koasnya di atas kain kanvas Yarno menyampaikan pesan agar terus merawat alam. "Alam itu sumber penghidupan masyarakat, sekaligus sumber inspirasi saya sebagai seniman. Maka itu, melalui karya-karya saya, sebenarnya secara tidak langsung ingin membuka fakta fenomena kerusakan alam itu nyata dan meluas,’’ ujar Yarno, Jakarta, Senin (9/6/2014).
Dia mengakui untuk menyadarkan masyarakat akan kecintaan lingkungan dengan merawat alam dibutuhkan waktu yang panjang. Tapi dirinya yakin, kesadaran itu akan terbangun.
’’Selain lewat kritik lingkungan, sebenarnya saya ada ide untuk membuat karya yang mengandung pesan lebih optimis, sekaligus edukatif untuk mengajak masyarakat mencintai alam,’’ terangnya.
Melalui karya seninya, Yarno pernah sukses mencatat angka penjualan hingga SGD 20.740 atau setara Rp191 juta pada 13 April lalu di Balai Lelang Seni Masterpiece melalui karya Power Struggle. Kemudian karya Yarno lainnya berjudul Leader yang dibuat pada 2013 berhasil menembus angka SGD 21.600 (SGD 1 = Rp 9475) atau setara dengan Rp204 juta lebih dalam lelang seni yang digelar 33 Auction di Singapura.
Sementara itu, Haryono Budiono, selaku kolektor seni mengakui hasil lelang memang cenderung fluktuatif dan sulit diprediksi. ’’Situasi saat lelang itu sangat tergantung pada selera kolektor seni saat itu. Jadi tidak bisa dibandingkan antara hasil lelang satu dengan yang lain,’’ ungkapnya.
(kur)