Pengguna Transjakarta Minta Penjelasan Kasus Bus Berkarat
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah orang yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Pengguna Transjakarta (Amanat Jakarta) mendatangi Balai Kota di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Sekira belasan orang hadir membawa poster berukuran besar bertuliskan Kejagung Segera Tangkap Otak Korupsi Pengadaan Bus Transjakarta dan poster lainnya.
"Kami menuntut Pemprov DKI harus menjelaskan kepada publik yang seterang-terangnya kasus mark up pengadaan bus Transjakarta," ujar Tora, koordinator dari Amanat-Jakarta, Senin (9/6/2014).
Tora juga meminta Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk segera menuntaskan kasus korupsi yang merugikan uang rakyat ratusan miliar. "Kami juga mendesak Kejagung untuk segera menuntaskan kasus ini dengan secepat-cepatnya memanggil para petinggi Pemprov DKI untuk dimintai keterangan agar kasus ini tidak berlarut-larut," tuturnya.
Mereka mengaku sebenarnya kedatangannya untuk meminta penjelasan oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi. "Kami meminta dijelaskan oleh Pak Jokowi namun Pak Jokowi kan sudah tidak memikirkan Jakarta, sibuk kiri kanan urus capres," ujarnya.
Sekira belasan orang hadir membawa poster berukuran besar bertuliskan Kejagung Segera Tangkap Otak Korupsi Pengadaan Bus Transjakarta dan poster lainnya.
"Kami menuntut Pemprov DKI harus menjelaskan kepada publik yang seterang-terangnya kasus mark up pengadaan bus Transjakarta," ujar Tora, koordinator dari Amanat-Jakarta, Senin (9/6/2014).
Tora juga meminta Kejaksaan Agung (Kejagung) untuk segera menuntaskan kasus korupsi yang merugikan uang rakyat ratusan miliar. "Kami juga mendesak Kejagung untuk segera menuntaskan kasus ini dengan secepat-cepatnya memanggil para petinggi Pemprov DKI untuk dimintai keterangan agar kasus ini tidak berlarut-larut," tuturnya.
Mereka mengaku sebenarnya kedatangannya untuk meminta penjelasan oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau Jokowi. "Kami meminta dijelaskan oleh Pak Jokowi namun Pak Jokowi kan sudah tidak memikirkan Jakarta, sibuk kiri kanan urus capres," ujarnya.
(dam)