PBNU kutuk praktik politik uang
A
A
A
Sindonews.com - Praktik politik uang atau money politic yang terjadi selama Pemilu Legislatif (Pileg) 2014, dikutuk keras oleh Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU). Sebab, praktik politik uang dinilai sebagai tindakan tercela, bahkan masuk kategori maksiat kepada agama.
"Money politic di pileg tidak boleh berulang kembali di pilpres. Penyuap dan yang disuap masuk neraka, kalau masih takut neraka," kata Ketua Umum PBNU Said Aqil Sirodj, di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta, Rabu (30/4/2014).
PBNU mengimbau kepada seluruh warga negara, khususnya warga NU untuk mengikat tali persaudaraan dalam pelaksanaan pilpres nanti.
"Dalam tausyiah PBNU, kita mengimbau warga nahdliyin, istigasah agar aman, damai dan lancar. Berdoa agar pemimpin nanti amanah dan membawa bangsa adil dan makmur," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, keikutsertaan warga negara dalam pilpres merupakan ibadah, jika dilaksanakan dengan benar. PBNU menegaskan, menghalalkan segala cara masuk kategori maksiat kepada Allah.
Said menegaskan, hal itu termasuk money politic yang di dalam Islam dikenal dengan istilah risywah (suap). "PBNU mengimbau agar warga negara jauhi hiruk pikuk provokasi dan agitasi yang mengancam keutuhan bangsa," pungkasnya.
"Money politic di pileg tidak boleh berulang kembali di pilpres. Penyuap dan yang disuap masuk neraka, kalau masih takut neraka," kata Ketua Umum PBNU Said Aqil Sirodj, di Kantor PBNU, Kramat Raya, Jakarta, Rabu (30/4/2014).
PBNU mengimbau kepada seluruh warga negara, khususnya warga NU untuk mengikat tali persaudaraan dalam pelaksanaan pilpres nanti.
"Dalam tausyiah PBNU, kita mengimbau warga nahdliyin, istigasah agar aman, damai dan lancar. Berdoa agar pemimpin nanti amanah dan membawa bangsa adil dan makmur," tuturnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, keikutsertaan warga negara dalam pilpres merupakan ibadah, jika dilaksanakan dengan benar. PBNU menegaskan, menghalalkan segala cara masuk kategori maksiat kepada Allah.
Said menegaskan, hal itu termasuk money politic yang di dalam Islam dikenal dengan istilah risywah (suap). "PBNU mengimbau agar warga negara jauhi hiruk pikuk provokasi dan agitasi yang mengancam keutuhan bangsa," pungkasnya.
(maf)