Jumlah penduduk Jabar 10 kali lipat Kalbar
A
A
A
Sindonews.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mencatat jumlah penduduk terbesar di Indonesia terdapat di Provinsi Jawa Barat. Totalnya yakni sebanyak 45,5 juta atau 20 persen penduduk Indonesia ada di Jawa Barat.
Kepala BKKBN Wilayah Provinsi Jawa Barat Siti Fathonah mengatakan, jumlah penduduk di Jawa Barat terus bertambah akibat migrasi maupun kelahiran. Jumlahnya bahkan mencapai sepuluh kali dari penduduk di Kalimantan Barat.
"Kita di Jawa Barat 10 kali penduduk Kalbar, lalu disusul Jatim dan Jateng sekira 30 juta penduduk," katanya kepada wartawan usai acara Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Kota Depok di Balai Kota Depok, Selasa 22 April 2014.
Siti menambahkan, apalagi Indonesia akan menghadapi persaingan global Asean Economic Community (AEC) 2015. Tentu bukan lagi berbicara tentang pertumbuhan penduduk, tetapi bagaimana Indonesia mampu mencetak generasi dengan kualitas yang unggul.
"Indonesia sudah komit tanpa batas, arus SDM berkualitas makin deras, apa sudh siap hadapi itu. Kalau enggak siap kita akan kalah, semua SDM terampil dari luar dari 9 negara lain masuk. Kita tak boleh menghalangi, pangsa pasar atau memangsa mereka. Mampu enggak jaadi Singa Asia," tegasnya.
Kualitas SDM yang baik, kata Siti, harus berwawasan tinggi. SDM Indonesia juga harus tangguh, sehat kuat dan berilmu.
"Pendidikan di Jawa Barat saja belum sembilan tahun, masih 8 koma tahun, tamat SMP saja banyak yang belum. Sementara 2015 harus memiliki kualitas SDM yang menjadi pertimbangan utama," tegasnya.
Belum lagi masalah angka kematian bayi dan ibu yang juga masih menjadi tantangan BKKBN. Bahwa masih ada angka kematian sebanyak 200 kematian ibu per 100 ribu kelahiran.
"Tahun 2015, target kita menjadi 102 kasus per 100 ribu kelahiran. PR berat bagi Jabar juga untuk mengejar MDGs. Untuk Depok angka kematian ibu hitungannya provinsi. Kurang lebih Depok mewarnai Jawa Barat," tutupnya.
Kepala BKKBN Wilayah Provinsi Jawa Barat Siti Fathonah mengatakan, jumlah penduduk di Jawa Barat terus bertambah akibat migrasi maupun kelahiran. Jumlahnya bahkan mencapai sepuluh kali dari penduduk di Kalimantan Barat.
"Kita di Jawa Barat 10 kali penduduk Kalbar, lalu disusul Jatim dan Jateng sekira 30 juta penduduk," katanya kepada wartawan usai acara Rapat Koordinasi dengan Pemerintah Kota Depok di Balai Kota Depok, Selasa 22 April 2014.
Siti menambahkan, apalagi Indonesia akan menghadapi persaingan global Asean Economic Community (AEC) 2015. Tentu bukan lagi berbicara tentang pertumbuhan penduduk, tetapi bagaimana Indonesia mampu mencetak generasi dengan kualitas yang unggul.
"Indonesia sudah komit tanpa batas, arus SDM berkualitas makin deras, apa sudh siap hadapi itu. Kalau enggak siap kita akan kalah, semua SDM terampil dari luar dari 9 negara lain masuk. Kita tak boleh menghalangi, pangsa pasar atau memangsa mereka. Mampu enggak jaadi Singa Asia," tegasnya.
Kualitas SDM yang baik, kata Siti, harus berwawasan tinggi. SDM Indonesia juga harus tangguh, sehat kuat dan berilmu.
"Pendidikan di Jawa Barat saja belum sembilan tahun, masih 8 koma tahun, tamat SMP saja banyak yang belum. Sementara 2015 harus memiliki kualitas SDM yang menjadi pertimbangan utama," tegasnya.
Belum lagi masalah angka kematian bayi dan ibu yang juga masih menjadi tantangan BKKBN. Bahwa masih ada angka kematian sebanyak 200 kematian ibu per 100 ribu kelahiran.
"Tahun 2015, target kita menjadi 102 kasus per 100 ribu kelahiran. PR berat bagi Jabar juga untuk mengejar MDGs. Untuk Depok angka kematian ibu hitungannya provinsi. Kurang lebih Depok mewarnai Jawa Barat," tutupnya.
(mhd)