Guru: Jokowi, KJP & KJS di UN berniat jaring pemilih pemula
A
A
A
Sindonews.com - Penyisipan profil Joko Widodo (Jokowi) serta program Kartu Jakarta Sehat (KJS) dan Kartu Jakarta Pintar (KJP) di soal Ujian Nasional (UN) sangat disesalkan kalangan pengajar. Karena tak selayaknya soal ujian disusupi kepentingan politik.
Guru Sosiologi SMAIT Al Qudwa, Beji, Depok, Andi Ina, meyakini ada kepentingan politik tertentu menyisipkan profil Jokowi serta KJS dan KJP di soal UN. Kepentingan politik ini tidak jauh dari Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendatang. Menurutnya penyisipan tersebut bertujuan untuk pemilih pemula di tingkat sekolah menengah atas (SMA).
"Ini pendapat saya pribadi. Mana mungkin enggak sengaja. Saya akan tanya siswa lagi, seperti apa soalnya," ungkapnya saat mendampingi siswanya ujian menginduk di SMAN 1 Depok, Selasa (15/4/2014).
Soal berbau politik, diakui Ina, memang riskan muncul di soal UN atau ujian lainnya pada saat ini. Sebab, tahun ini adalah tahun politik. Namun dia mempertanyakan pembuat naskah ujian yang memilih sosok Jokowi. Karena Gubernur DKI Jakarta itu tengah diusung sebagai calon presiden (capres) mendatang.
"Menurut saya timingnya tidak pas. Sekarang ini kan masa kampanye, di semua lini masa kampanye. Tak fair dong. Kan bukan cuma Jokowi saja, Kenapa enggak SBY saja, yang jelas-jelas masih presiden. Kan memang kapasitasnya begitu," tuturnya.
Mengenai sosok Jokowi yang dianggap melakukan perubahan sosial saat menjabat Gubernur DKI Jakarta dengan program KJP dan KJS, Ina mempunyai pandangan sendiri.
"Betul (Jokowi) itu fenomoena sosial, program dia terobosan baru. Tetapi ini kan masa kampanye, kelas 3 SMA itu pemilih pemula lho, jangan digiring ke sana," tukasnya.
Baca:
Selain Jokowi, KJS & KJP juga ada di soal UN
Guru Sosiologi SMAIT Al Qudwa, Beji, Depok, Andi Ina, meyakini ada kepentingan politik tertentu menyisipkan profil Jokowi serta KJS dan KJP di soal UN. Kepentingan politik ini tidak jauh dari Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 mendatang. Menurutnya penyisipan tersebut bertujuan untuk pemilih pemula di tingkat sekolah menengah atas (SMA).
"Ini pendapat saya pribadi. Mana mungkin enggak sengaja. Saya akan tanya siswa lagi, seperti apa soalnya," ungkapnya saat mendampingi siswanya ujian menginduk di SMAN 1 Depok, Selasa (15/4/2014).
Soal berbau politik, diakui Ina, memang riskan muncul di soal UN atau ujian lainnya pada saat ini. Sebab, tahun ini adalah tahun politik. Namun dia mempertanyakan pembuat naskah ujian yang memilih sosok Jokowi. Karena Gubernur DKI Jakarta itu tengah diusung sebagai calon presiden (capres) mendatang.
"Menurut saya timingnya tidak pas. Sekarang ini kan masa kampanye, di semua lini masa kampanye. Tak fair dong. Kan bukan cuma Jokowi saja, Kenapa enggak SBY saja, yang jelas-jelas masih presiden. Kan memang kapasitasnya begitu," tuturnya.
Mengenai sosok Jokowi yang dianggap melakukan perubahan sosial saat menjabat Gubernur DKI Jakarta dengan program KJP dan KJS, Ina mempunyai pandangan sendiri.
"Betul (Jokowi) itu fenomoena sosial, program dia terobosan baru. Tetapi ini kan masa kampanye, kelas 3 SMA itu pemilih pemula lho, jangan digiring ke sana," tukasnya.
Baca:
Selain Jokowi, KJS & KJP juga ada di soal UN
(hyk)