Soekarwo anggap kekalahan PD karena media
A
A
A
Sindonews.com - Jebloknya suara Partai Demokrat di hampir seluruh kabupaten/kota di Jatim nampaknya sudah diprediksi oleh Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, Soekarwo.
Gubernur Jawa Timur ini menilai, pemberitaan media yang begitu gencar telah berhasil memengaruhi psikologis masyarakat Jatim dan mengubah pilihan politiknya.
Menurut Soekarwo, pemberitaan di media tentang kasus korupsi yang menimpa kader Partai Demokrat, telah mempengarui pilihan masyarakat.
"Walaupun yang banyak korupsi bukan dari PD, tetapi pemberitaan ini telah mengubah pandangan masyarakat. Serangan seperti ini saya amati sudah terjadi 2,5 tahun lalu,"katanya.
Di lain pihak lanjut Soekarwo, masyarakat juga sudah jenuh terhadap parpol. Karenanya hal ini akan mempengaruhi psikologis pemilih dalam Pileg 2014 ini.
"Hal ini ditambah lagi dengan telah bergesernya politik aliran,''tegas Soekarwo kepada wartawan kemarin.
Soekarwo mencontohkan, Kabupaten Pamekasan yang selama ini didominasi partai Islam seperti PPP, PKB atau PKNU, kiini bergeser ke PDI Perjuangan. Kasus serupa juga terjadi Kabupaten Jombang.
Menurut Soekarwo, Jombang yang selama ini dikuasai oleh partai religius juga berubah dikusai oleh partai nasionalis Gerindra.
"Sementara Partai Demokrat yang pada Pileg 2009 di Pacitan mendapatkan suara yang cukup signifikan (80%), kini turun. Saya coba telpon ketua Ketua DPC PDIP di sana, katanya naik. Semua ini bukti bahwa telah politik aliran terjadi pergeseran," tutur Soekarwo.
Sementara itu, terkait sikap politik PD pasca hasil pemilu ini, Soekarwo belum berani berkomentar banyak. Baginya, semua keputusan tetap barada di tangan ketua umum partai.
Termasuk kemungkinan menjadi partai oposisi atau tidak. "Untuk pilihan ini memang rasanya tidak mungkin. Kalau untuk critical terhadap pemerintah iya. Tetapi kalau oposisi tidak. Apapun itu, semua bergantung induk partai," tegasnya.
Terpisah, Ketua DPD PDIP Jatim, Sirmadji mengakui jika untuk sementara PDIP unggul. Namun demikian, pihaknya mengintruksikan kepada kader dan simpatisan untuk tetap mengawal perhitungan di tiap-tiap TPS di wilayahnya masing-masing.
"Alhamdulillah untuk sementara penghitungan dibeberapa TPS, PDI Perjuangan menang di Jatim. Ini pertama kalinya PDI Perjuangan menang di Jawa Timur," terangnya enggan merinci perolehan suara ditiap dapil.
Lebih lanjut, politisi yang juga Wakil Ketua DPRD Jawa Timur ini menegaskan PDI Perjuangan menang mutlak di dapil 1, dapil V, dapil VI. Di masing-masing dapil tersebut, pihaknya mengklaim bisa menyumbang dua kursi di legislatif. Baik provinsi maupun DPR RI.
"Ini merupakan kemenangan PDI Perjuangan bersama rakyat. Karena itu, jangan sampai jumawa. Kita harus mampu menjawab amanah rakyat ini," terangnya.
Karena itu, ia mengharapkan agar seluruh kader, simpatisan dan saksi dari partai berlambang banteng moncong putih tersebut untuk tetap mengawal suara rakyat yang dipercayakan ke partainya hingga proses real count selesai.
"Mari kita jaga dan kawal suara rakyat ini. Jangan sampai ada yang mencurinya. Karena pasca pencoblosan ini, akan banyak maling -maling suara yang bertebaran," tandasnya
Gubernur Jawa Timur ini menilai, pemberitaan media yang begitu gencar telah berhasil memengaruhi psikologis masyarakat Jatim dan mengubah pilihan politiknya.
Menurut Soekarwo, pemberitaan di media tentang kasus korupsi yang menimpa kader Partai Demokrat, telah mempengarui pilihan masyarakat.
"Walaupun yang banyak korupsi bukan dari PD, tetapi pemberitaan ini telah mengubah pandangan masyarakat. Serangan seperti ini saya amati sudah terjadi 2,5 tahun lalu,"katanya.
Di lain pihak lanjut Soekarwo, masyarakat juga sudah jenuh terhadap parpol. Karenanya hal ini akan mempengaruhi psikologis pemilih dalam Pileg 2014 ini.
"Hal ini ditambah lagi dengan telah bergesernya politik aliran,''tegas Soekarwo kepada wartawan kemarin.
Soekarwo mencontohkan, Kabupaten Pamekasan yang selama ini didominasi partai Islam seperti PPP, PKB atau PKNU, kiini bergeser ke PDI Perjuangan. Kasus serupa juga terjadi Kabupaten Jombang.
Menurut Soekarwo, Jombang yang selama ini dikuasai oleh partai religius juga berubah dikusai oleh partai nasionalis Gerindra.
"Sementara Partai Demokrat yang pada Pileg 2009 di Pacitan mendapatkan suara yang cukup signifikan (80%), kini turun. Saya coba telpon ketua Ketua DPC PDIP di sana, katanya naik. Semua ini bukti bahwa telah politik aliran terjadi pergeseran," tutur Soekarwo.
Sementara itu, terkait sikap politik PD pasca hasil pemilu ini, Soekarwo belum berani berkomentar banyak. Baginya, semua keputusan tetap barada di tangan ketua umum partai.
Termasuk kemungkinan menjadi partai oposisi atau tidak. "Untuk pilihan ini memang rasanya tidak mungkin. Kalau untuk critical terhadap pemerintah iya. Tetapi kalau oposisi tidak. Apapun itu, semua bergantung induk partai," tegasnya.
Terpisah, Ketua DPD PDIP Jatim, Sirmadji mengakui jika untuk sementara PDIP unggul. Namun demikian, pihaknya mengintruksikan kepada kader dan simpatisan untuk tetap mengawal perhitungan di tiap-tiap TPS di wilayahnya masing-masing.
"Alhamdulillah untuk sementara penghitungan dibeberapa TPS, PDI Perjuangan menang di Jatim. Ini pertama kalinya PDI Perjuangan menang di Jawa Timur," terangnya enggan merinci perolehan suara ditiap dapil.
Lebih lanjut, politisi yang juga Wakil Ketua DPRD Jawa Timur ini menegaskan PDI Perjuangan menang mutlak di dapil 1, dapil V, dapil VI. Di masing-masing dapil tersebut, pihaknya mengklaim bisa menyumbang dua kursi di legislatif. Baik provinsi maupun DPR RI.
"Ini merupakan kemenangan PDI Perjuangan bersama rakyat. Karena itu, jangan sampai jumawa. Kita harus mampu menjawab amanah rakyat ini," terangnya.
Karena itu, ia mengharapkan agar seluruh kader, simpatisan dan saksi dari partai berlambang banteng moncong putih tersebut untuk tetap mengawal suara rakyat yang dipercayakan ke partainya hingga proses real count selesai.
"Mari kita jaga dan kawal suara rakyat ini. Jangan sampai ada yang mencurinya. Karena pasca pencoblosan ini, akan banyak maling -maling suara yang bertebaran," tandasnya
(lns)