Hak parpol untuk usung capres & cawapres
Senin, 31 Maret 2014 - 19:13 WIB

Hak parpol untuk usung capres & cawapres
A
A
A
Sindonews.com - Menyusul banyaknya desakan dari kader Muhammadiyah agar dirinya tampil sebagai calon presiden (capres) atau calon wakil presiden (cawapres), Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengaku, bukan berada dalam posisi menjawab dan meminta.
Menurut Din, Muhammadiyah bukan sebuah partai politik (parpol) yang bisa mengusung calonnya sendiri. Di satu sisi dalam aturan perundang-undangan sudah sangat jelas menyebutkan, yang memiliki hak untuk mengusung capres adalah, parpol bukan ormas keagamaan.
Menyangkut posisi cawapres, Din mengaku hingga saat ini belum ada satupun para kandidat capres, datang dan memintanya sebagai cawapres.
"Bukan kapasitas Muhammadiyah untuk menjawab. Sebab yang memiliki hak mengusung capres atau cawapres adalah partai politik. Dari yang tampil sebagai capres tidak ada yang meminta. Bahasa yang pas belum ada yang meminta. Maka sesuatu yang belum, tidak bisa dijawab," jelas Din, usai kegiatan Hari Bermuhammadiyah di Balai Desa Kaliboto, Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (31/3/2014).
Menyangkut banyaknya parpol yang datang ke Muhammadiyah tersebut, bukan dalam kunjungaan meminta atau mendaulat dirinya untuk menjadi capres atau cawapres.
Namun konteks kedatangan para parpol tersebut dalam rangka meminta dukungan politik saja dari Muhammadiyah. "Kalau bahasa politik jangan dipahamii definitif. Jadi lebih bagus pengandaian semua maka tidak bisa dijawab," jelasnya.
Din tidak menyalahkan bila saat ini banyak anggapan bila dirinya siap untuk menjadi capres. Padahal sesungguhnya, saat itu Din banyak yang menanyakan apakah orang nomor satu di ormas keagamaan terbesar di Indonesia tersebut, siap maju sebagai capres.
Sebagai manusia normal, kata Din, siapa yang tidak ingin menjadi seorang presiden. Sehingga saat ada pertanyaan tersebut ditujukan pada dirinya, Din mengaku menjawab siap.
"Masak kalau ditanya orang saya diam saja. Maka saat ada yang menanyakan 'apakah Pak Din siap dicalonkan sebagai presiden' maka saya jawab siap. Akhirnya banyak kesimpulan pribadi yaang berkembang kalau Din Syamsuddin siap dicalonkan jadi presiden," pungkasnya.
Menurut Din, Muhammadiyah bukan sebuah partai politik (parpol) yang bisa mengusung calonnya sendiri. Di satu sisi dalam aturan perundang-undangan sudah sangat jelas menyebutkan, yang memiliki hak untuk mengusung capres adalah, parpol bukan ormas keagamaan.
Menyangkut posisi cawapres, Din mengaku hingga saat ini belum ada satupun para kandidat capres, datang dan memintanya sebagai cawapres.
"Bukan kapasitas Muhammadiyah untuk menjawab. Sebab yang memiliki hak mengusung capres atau cawapres adalah partai politik. Dari yang tampil sebagai capres tidak ada yang meminta. Bahasa yang pas belum ada yang meminta. Maka sesuatu yang belum, tidak bisa dijawab," jelas Din, usai kegiatan Hari Bermuhammadiyah di Balai Desa Kaliboto, Mojogedang, Karanganyar, Jawa Tengah, Senin (31/3/2014).
Menyangkut banyaknya parpol yang datang ke Muhammadiyah tersebut, bukan dalam kunjungaan meminta atau mendaulat dirinya untuk menjadi capres atau cawapres.
Namun konteks kedatangan para parpol tersebut dalam rangka meminta dukungan politik saja dari Muhammadiyah. "Kalau bahasa politik jangan dipahamii definitif. Jadi lebih bagus pengandaian semua maka tidak bisa dijawab," jelasnya.
Din tidak menyalahkan bila saat ini banyak anggapan bila dirinya siap untuk menjadi capres. Padahal sesungguhnya, saat itu Din banyak yang menanyakan apakah orang nomor satu di ormas keagamaan terbesar di Indonesia tersebut, siap maju sebagai capres.
Sebagai manusia normal, kata Din, siapa yang tidak ingin menjadi seorang presiden. Sehingga saat ada pertanyaan tersebut ditujukan pada dirinya, Din mengaku menjawab siap.
"Masak kalau ditanya orang saya diam saja. Maka saat ada yang menanyakan 'apakah Pak Din siap dicalonkan sebagai presiden' maka saya jawab siap. Akhirnya banyak kesimpulan pribadi yaang berkembang kalau Din Syamsuddin siap dicalonkan jadi presiden," pungkasnya.
(maf)