Dalam kancah politik, perempuan masih termarginalkan
A
A
A
Sindonews.com - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hadar Nafis Gumay mengungkapkan, problem pemilu adalah saat keterwakilan perempuan belum mendapat perhatian penuh dari masyarakat.
Menurut Hadar, kesadaran publik harus ditingkatkan, bahwa peran perempuan dalam hak politik memiliki peran yang sama. Sehingga, selain memilih laki-laki, juga ada tuntutan untuk 'melirik' perempuan diporsi yang seimbang.
"Jadi memang masih banyak di masyarakat kita berpandangan, perempuan belum pantas (berpolitik), saya kira begitu," kata Hadar usai diskusi pemilu, di Media Center KPU, Jakarta, Kamis (27/2/2014).
Hadar menegaskan, problem tersebut yang kerap terjadi dari periode ke periode pemilu. Oleh karenanya, kewajiban penyelenggara pemilu seperti dirinya, serta pemerintah untuk memberi keleluasaan lewat Undang-undang (UU) pemilu soal 30 persen keterwakilan perempuan.
Dia menuturkan, pada dasarnya banyak kontestan Pemilu 2014 dari kalangan perempuan yang memiliki kualitas mumpuni dan sebanding dengan kaum laki-laki. Namun, pada praktiknya, kalangan perempuan justru kalah bersaing dengan kaum Adam tersebut.
"Kalau milih perempuan juga bisa punya kesempatan (perubahan) yang sama. Saya kira (memilih) itu hak masyarakat semua," sambungnya.
Menurut Hadar, kesadaran publik harus ditingkatkan, bahwa peran perempuan dalam hak politik memiliki peran yang sama. Sehingga, selain memilih laki-laki, juga ada tuntutan untuk 'melirik' perempuan diporsi yang seimbang.
"Jadi memang masih banyak di masyarakat kita berpandangan, perempuan belum pantas (berpolitik), saya kira begitu," kata Hadar usai diskusi pemilu, di Media Center KPU, Jakarta, Kamis (27/2/2014).
Hadar menegaskan, problem tersebut yang kerap terjadi dari periode ke periode pemilu. Oleh karenanya, kewajiban penyelenggara pemilu seperti dirinya, serta pemerintah untuk memberi keleluasaan lewat Undang-undang (UU) pemilu soal 30 persen keterwakilan perempuan.
Dia menuturkan, pada dasarnya banyak kontestan Pemilu 2014 dari kalangan perempuan yang memiliki kualitas mumpuni dan sebanding dengan kaum laki-laki. Namun, pada praktiknya, kalangan perempuan justru kalah bersaing dengan kaum Adam tersebut.
"Kalau milih perempuan juga bisa punya kesempatan (perubahan) yang sama. Saya kira (memilih) itu hak masyarakat semua," sambungnya.
(maf)