3,4 juta guru tagih pelatihan kurikulum
A
A
A
Sindonews.com - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) yang beranggotakan
3,4 juta guru kembali menagih pelatihan kurikulum. Meskipun kurikulum akan dijalankan di semua sekolah namun belum semua guru ikut pelatihan.
Ketua Pengurus Besar PGRI Sulistiyo mengatakan, guru pesimistis kurikulum baru dapat berjalan dengan baik pada 2014 ini. Meski pemerintah sudah menyatakan kurikulum akan berlaku di semua sekolah. Nyatanya pemerintah tidak mengalokasikan dana pelatihan bagi guru.
"Periode ini merupakan masa penanganan guru terjelek yang pernah ada. Meskipun pemerintah sudah membuat badan penanganan guru tersendiri," katanya pada Konvensi
Pendidikan PGRI di Bentara Budaya Jakarta, Selasa (18/2/2014).
Sulis menjelaskan, masih sulit bagi para guru untuk memahami kurikulum tanpa pelatihan intensif. Guru menilai kurikulum 2013 sangat tidak lugas dan sukar dimengerti. Apalagi pelatihan yang diselenggarakan hanya selama 52 jam.
Guru meminta pemerintah pun mengintensifkan pemahaman mengenai pendekatan tematik integrative di jenjang SD.
Selain itu, kata dia, juga bagaimana proses penilaian yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena itu, terangnya dalam Konvensi Pendidikan yang digelar pada 18-19 Februari salah satu pembahasan yang akan mengemuka ialah tentang kurikulum. Pada konvensi yang digelar di Bentara Budaya Jakarta itu guru akan mempertanyakan mengenai aspek utama kurikulum yakni standar kompetensi lulusan, materi ajar dan sistem penilaian.
"Ketiganya merupakan ruh utama kurikulum yang diganti namun lokomotif perubahan
di kelas belum terjadi," ujarnya.
3,4 juta guru kembali menagih pelatihan kurikulum. Meskipun kurikulum akan dijalankan di semua sekolah namun belum semua guru ikut pelatihan.
Ketua Pengurus Besar PGRI Sulistiyo mengatakan, guru pesimistis kurikulum baru dapat berjalan dengan baik pada 2014 ini. Meski pemerintah sudah menyatakan kurikulum akan berlaku di semua sekolah. Nyatanya pemerintah tidak mengalokasikan dana pelatihan bagi guru.
"Periode ini merupakan masa penanganan guru terjelek yang pernah ada. Meskipun pemerintah sudah membuat badan penanganan guru tersendiri," katanya pada Konvensi
Pendidikan PGRI di Bentara Budaya Jakarta, Selasa (18/2/2014).
Sulis menjelaskan, masih sulit bagi para guru untuk memahami kurikulum tanpa pelatihan intensif. Guru menilai kurikulum 2013 sangat tidak lugas dan sukar dimengerti. Apalagi pelatihan yang diselenggarakan hanya selama 52 jam.
Guru meminta pemerintah pun mengintensifkan pemahaman mengenai pendekatan tematik integrative di jenjang SD.
Selain itu, kata dia, juga bagaimana proses penilaian yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Oleh karena itu, terangnya dalam Konvensi Pendidikan yang digelar pada 18-19 Februari salah satu pembahasan yang akan mengemuka ialah tentang kurikulum. Pada konvensi yang digelar di Bentara Budaya Jakarta itu guru akan mempertanyakan mengenai aspek utama kurikulum yakni standar kompetensi lulusan, materi ajar dan sistem penilaian.
"Ketiganya merupakan ruh utama kurikulum yang diganti namun lokomotif perubahan
di kelas belum terjadi," ujarnya.
(dam)