Anggaran microtext satu paket dengan surat suara
A
A
A
Sindonews.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) memasang kode khusus untuk hindari penggandaan surat suara di Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 dengan microtext. Namun untuk memasang microtext, KPU tidak harus mengeluarkan anggaran lagi.
Komisioner KPU Arief Budiman mengatakan, anggaran microtext sudah satu paket dengan pencetakan surat suara. Artinya, anggaran menjadi tanggungan 'pabrik' pemegang hak jatah logistik surat suara.
"Sudah satu paket (cetak surat suara). Itu nyetak saja," kata Arief, di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (11/2/2014).
Arief melanjutkan, microtext tersebut hanya diketahui pihak perusahaan dan KPU. Kode khusus itu untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi kesalahan pengiriman atau penggandaan, maka pihak KPU tinggal mencocokkan microtext asal perusahaan bersangkutan.
"Hanya ada huruf-huruf yang dicetak dengan mikro dan ditempatkan di titik-titik yang hanya mereka yang tahu," ujarnya.
Selanjutnya, pihak KPU tinggal mengidentifikasi jika terjadi penggelembungan suara. Arief menegaskan, penggunaan microtext pernah diberlakukan pada Pemilu 2009. "Jadi entar kalau ada terjadi apa-apa, tinggal di cek, oh yang ngeluarin pabrik ini, nah pabriknya kita panggil, lalu dia baru tahu posisi microtext-nya," tuntasnya.
Komisioner KPU Arief Budiman mengatakan, anggaran microtext sudah satu paket dengan pencetakan surat suara. Artinya, anggaran menjadi tanggungan 'pabrik' pemegang hak jatah logistik surat suara.
"Sudah satu paket (cetak surat suara). Itu nyetak saja," kata Arief, di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (11/2/2014).
Arief melanjutkan, microtext tersebut hanya diketahui pihak perusahaan dan KPU. Kode khusus itu untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi kesalahan pengiriman atau penggandaan, maka pihak KPU tinggal mencocokkan microtext asal perusahaan bersangkutan.
"Hanya ada huruf-huruf yang dicetak dengan mikro dan ditempatkan di titik-titik yang hanya mereka yang tahu," ujarnya.
Selanjutnya, pihak KPU tinggal mengidentifikasi jika terjadi penggelembungan suara. Arief menegaskan, penggunaan microtext pernah diberlakukan pada Pemilu 2009. "Jadi entar kalau ada terjadi apa-apa, tinggal di cek, oh yang ngeluarin pabrik ini, nah pabriknya kita panggil, lalu dia baru tahu posisi microtext-nya," tuntasnya.
(maf)