3 perbedaan mendasar antara PDIP & Golkar
A
A
A
Sindonews.com - Partai Golkar dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menduduki peringkat teratas dalam elektabilitas partai politik (parpol).
Hal tersebut berdasarkan survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Hasil survei ini membuat kedua partai besar ini disarankan berkoalisi untuk memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang.
"Koalisi kedua partai tersebut sulit dibangun, meski dilakukan koalisi jangka pendek, menengah maupun jangka panjang," kata pengamat politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti, saat dihubungi Sindonews, Senin 3 Januari 2014, malam.
Menurut Ray, perbedaan yang mencolok dari kedua parpol ini adalah, karena persaingan antar keduanya sangat kuat. "Kalau mereka (PDIP dan Golkar) berkoalisi untuk jangka pendek atau panjang, justru akan menghambat mereka," ucapnya.
"Ada tiga perbedaan kedua partai tersebut, masa lalu, gaya berbeda, target yang berbeda, tapi bukan tidak mungkin berkoalisi, tapi akan lama prosesnya. kalau cuma mereka berpikirnya koalisi jangka pendek sekalipun akan tetap susah," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari mengungkapkan telah lama partainya ingin berkoalisi dengan PDIP seperti yang disarankan LSI.
"Partai sangat sependapat dengan saran LSI itu. Bahkan sejatinya sudah sejak lama Partai Golkar menginginkan menjalin koalisi yang kuat dan permanen dengan PDIP," kata Hajriyanto saat dihubungi wartawan.
"Bagi Partai Golkar, Indonesia bukan hanya butuh demokrasi, melainkan juga stabilitas politik yang kuat dan dinamis," sambungnya.
Menurut dia, koalisi Partai Golkar dan PDIP mampu mewujudkan Indonesia yang stabil sekaligus dinamis. Koalisi keduanya juga diyakini akan dapat memadukan demokrasi dan pembangunan.
"PDIP simbol demokrasi, Partai Golkar simbol pembangunan. Demokrasi tanpa pembangunan adalah laksana pohon yang tidak berbuah, sementara pembangunan tanpa demokrasi adalah otoritarianisme. Partai Golkar memang harus berkoalisi dengan PDIP untuk kemajuan dan kejayaan Indonesia," terangnya.
Partai Golkar ngebet koalisi dengan PDIP
PDIP ogah pikirkan koalisi
Hal tersebut berdasarkan survei dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI). Hasil survei ini membuat kedua partai besar ini disarankan berkoalisi untuk memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang.
"Koalisi kedua partai tersebut sulit dibangun, meski dilakukan koalisi jangka pendek, menengah maupun jangka panjang," kata pengamat politik dari Lingkar Madani untuk Indonesia (Lima) Ray Rangkuti, saat dihubungi Sindonews, Senin 3 Januari 2014, malam.
Menurut Ray, perbedaan yang mencolok dari kedua parpol ini adalah, karena persaingan antar keduanya sangat kuat. "Kalau mereka (PDIP dan Golkar) berkoalisi untuk jangka pendek atau panjang, justru akan menghambat mereka," ucapnya.
"Ada tiga perbedaan kedua partai tersebut, masa lalu, gaya berbeda, target yang berbeda, tapi bukan tidak mungkin berkoalisi, tapi akan lama prosesnya. kalau cuma mereka berpikirnya koalisi jangka pendek sekalipun akan tetap susah," pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Thohari mengungkapkan telah lama partainya ingin berkoalisi dengan PDIP seperti yang disarankan LSI.
"Partai sangat sependapat dengan saran LSI itu. Bahkan sejatinya sudah sejak lama Partai Golkar menginginkan menjalin koalisi yang kuat dan permanen dengan PDIP," kata Hajriyanto saat dihubungi wartawan.
"Bagi Partai Golkar, Indonesia bukan hanya butuh demokrasi, melainkan juga stabilitas politik yang kuat dan dinamis," sambungnya.
Menurut dia, koalisi Partai Golkar dan PDIP mampu mewujudkan Indonesia yang stabil sekaligus dinamis. Koalisi keduanya juga diyakini akan dapat memadukan demokrasi dan pembangunan.
"PDIP simbol demokrasi, Partai Golkar simbol pembangunan. Demokrasi tanpa pembangunan adalah laksana pohon yang tidak berbuah, sementara pembangunan tanpa demokrasi adalah otoritarianisme. Partai Golkar memang harus berkoalisi dengan PDIP untuk kemajuan dan kejayaan Indonesia," terangnya.
Partai Golkar ngebet koalisi dengan PDIP
PDIP ogah pikirkan koalisi
(maf)