Anis Matta setuju pemilu serentak
A
A
A
Sindonews.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Anis Matta setuju apabila Pemilihan Umum dan Pemilihan Legislatif disatukan. Ia beralasan, pemilu serentak bisa menghemat biaya politik dan calon presiden juga memiliki masa kampanye yang lebih panjang.
"Kalau sekarang kan calon presiden baru daftar setelah Pemilihan Legislatif. Waktunya untuk kampanye tidak ada, terlalu dekat sekali. Menurut saya kurang logis," kata Anis saat silaturahmi tokoh dan ulama Kota Depok dengan Presiden PKS di Hotel Bumiwiyata, Kota Depok, Senin (20/1/2014).
Dia mengatakan, PKS telah menyiapkan rencana alternatif apabila Pileg dan Pilpres disamakan waktunya. Hal itu juga menyangkut masalah koalisi dengan partai lain.
Dirinya mengaku sudah membicarakan wacana koalisi dengan partai lain. Apabila pilpres dilaksanakan dengan pileg, koalisi ini akan ditentukan sesuai dengan hasil pileg. Sementara jika disatukan, PKS juga telah memiliki rencana tersendiri.
"Semua orang menunggu hasil legislatif untuk tentukan hasil koalisi. Pada dasarnya apa saja mungkin karena politik itu kan dinamis," ungkapnya.
Menanggapi hasil survei partai yang turun, kata Anis, PKS menganggap hal itu sebagai masukan. Meskipun demikian berdasarkan pengalaman Pemilu 2004 dan 2009, hasil akhir PKS selalu lebih baik dari hasil survei.
"Tapi sekarang kita anggap benar saja dulu (survei tersebut) sehingga menjadi cambukan untuk bekerja lebih baik," ucap Anis.
Mengenai nama capres PKS, Anis menuturkan, penentuan nama akan ditentukan tanggal 1 Februari 2014. Meskipun demikian, belum dipastikan apakah capres itu sudah mengerucut satu atau tiga. Seperti diketahui saat ini terdapat lima kandidat yang akan dijadikan calon presiden oleh PKS.
"Untuk penilaian tidak ada yang terlalu spesifik, yang penting (yang jadi capres) kader partai," ujarnya.
Sementara itu salah satu kandidat capres PKS, Nur Mahmudi Ismail mengatakan, menyerahkan penentuan tersebut pada mekanisme partai. "Semua sudah ada mekanismenya, itu tergantung keputusan partai nanti," kata Nur.
Baca berita:
Golkar siap pemilu digelar serentak
"Kalau sekarang kan calon presiden baru daftar setelah Pemilihan Legislatif. Waktunya untuk kampanye tidak ada, terlalu dekat sekali. Menurut saya kurang logis," kata Anis saat silaturahmi tokoh dan ulama Kota Depok dengan Presiden PKS di Hotel Bumiwiyata, Kota Depok, Senin (20/1/2014).
Dia mengatakan, PKS telah menyiapkan rencana alternatif apabila Pileg dan Pilpres disamakan waktunya. Hal itu juga menyangkut masalah koalisi dengan partai lain.
Dirinya mengaku sudah membicarakan wacana koalisi dengan partai lain. Apabila pilpres dilaksanakan dengan pileg, koalisi ini akan ditentukan sesuai dengan hasil pileg. Sementara jika disatukan, PKS juga telah memiliki rencana tersendiri.
"Semua orang menunggu hasil legislatif untuk tentukan hasil koalisi. Pada dasarnya apa saja mungkin karena politik itu kan dinamis," ungkapnya.
Menanggapi hasil survei partai yang turun, kata Anis, PKS menganggap hal itu sebagai masukan. Meskipun demikian berdasarkan pengalaman Pemilu 2004 dan 2009, hasil akhir PKS selalu lebih baik dari hasil survei.
"Tapi sekarang kita anggap benar saja dulu (survei tersebut) sehingga menjadi cambukan untuk bekerja lebih baik," ucap Anis.
Mengenai nama capres PKS, Anis menuturkan, penentuan nama akan ditentukan tanggal 1 Februari 2014. Meskipun demikian, belum dipastikan apakah capres itu sudah mengerucut satu atau tiga. Seperti diketahui saat ini terdapat lima kandidat yang akan dijadikan calon presiden oleh PKS.
"Untuk penilaian tidak ada yang terlalu spesifik, yang penting (yang jadi capres) kader partai," ujarnya.
Sementara itu salah satu kandidat capres PKS, Nur Mahmudi Ismail mengatakan, menyerahkan penentuan tersebut pada mekanisme partai. "Semua sudah ada mekanismenya, itu tergantung keputusan partai nanti," kata Nur.
Baca berita:
Golkar siap pemilu digelar serentak
(kri)