Isi buku SBY: Menang pemilu tak cukup pencitraan
A
A
A
Sindonews.com - Dalam peluncuran bukunya, "Selalu ada pilihan" di Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan bocoran sekelumit isi bukunya.
Sekelumit yang dibocorkan SBY adalah mengenai pencitraan. Menurutnya, untuk menjadi pemenang dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 tak cukup bermodalkan pencitraan.
"Bab 3, ingin jadi Presiden menangkan Pemilihan mendatang. Di situ artikel yang saya tampilkan, antara lain banyak pilihan dan cara untuk berkampanye," ujar SBY di sela-sela sambutannya di acara peluncuran buku itu di Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2014) malam
Kemudian, dia mengatakan uang penting, tetapi harus diingat rakyat tidak bisa dibeli. "Tidak cukup bermodalkan pencitraan," kata dia.
SBY mengatakan, rakyat tidak suka calon presiden (capres) yang menyerang lawan secara berlebihan. "Jauhi dan cegah kampanye hitam, black campaign. Jangan under estimate atau menganggap remeh lawan," imbuhnya.
Pencitraan yang efektif memang diperlukan di masa kampanye Pemilu, lanjut SBY. Pencitraan itu, bisa dilakukan melalui media massa, berkomunikasi langsung dengan publik atau cara-cara lain.
"Tetapi, sehebat-hebatnya upaya pencitraan, tidak mungkin seorang kandidat akan berhasil dan sukse dalam Pemilu jika tidak memiliki modal apa-apa. Artinya, harus ada yang bisa dijual. Harus ada yang bisa dipoles atau diciptakan," kata SBY.
Sekelumit yang dibocorkan SBY adalah mengenai pencitraan. Menurutnya, untuk menjadi pemenang dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 tak cukup bermodalkan pencitraan.
"Bab 3, ingin jadi Presiden menangkan Pemilihan mendatang. Di situ artikel yang saya tampilkan, antara lain banyak pilihan dan cara untuk berkampanye," ujar SBY di sela-sela sambutannya di acara peluncuran buku itu di Assembly Hall Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (17/1/2014) malam
Kemudian, dia mengatakan uang penting, tetapi harus diingat rakyat tidak bisa dibeli. "Tidak cukup bermodalkan pencitraan," kata dia.
SBY mengatakan, rakyat tidak suka calon presiden (capres) yang menyerang lawan secara berlebihan. "Jauhi dan cegah kampanye hitam, black campaign. Jangan under estimate atau menganggap remeh lawan," imbuhnya.
Pencitraan yang efektif memang diperlukan di masa kampanye Pemilu, lanjut SBY. Pencitraan itu, bisa dilakukan melalui media massa, berkomunikasi langsung dengan publik atau cara-cara lain.
"Tetapi, sehebat-hebatnya upaya pencitraan, tidak mungkin seorang kandidat akan berhasil dan sukse dalam Pemilu jika tidak memiliki modal apa-apa. Artinya, harus ada yang bisa dijual. Harus ada yang bisa dipoles atau diciptakan," kata SBY.
(hyk)