Kurikulum baru, pemerintah harus latih guru
A
A
A
Sindonews.com - Dalam mempersiapkan pelaksanaan kurikulum 2013, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali mengadakan pelatihan bagi guru.
Pelatihan pada tahun ini akan berbeda dengan tahun sebelumnya. Selain kurikulum yang berubah, metode di dalam pelatihan juga mengalami penyesuaian, yaitu pelatihan langsung diberikan kepada guru sasaran.
Wakil Sekjen Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) Fahrus Zaman Fadhly mengatakan, pemerintah harus mampu menciptakan sistem pelatihan kepada tenaga pengajar, di mana penggunaan kurikulum 2013 akan dilakukan serentak pada Juli mendatang.
"Apapun cara yang akan digunakan, pemerintah harus mampu memastikan tujuan dari pelatihan tersebut dapat dicapai," kata Fahrus dalam rilisnya, Kamis (16/1/2014).
Dalam menopang kurikulum baru itu, maka kualitas guru harus ditingkatkan. Kemudian, pemerintah harus memaksimalkan peran guru dalam proses belajar mengajar.
Saat ini, kata dia, fungsi guru sebagai curriculum developer belum terlihat. "Selama ini para guru sibuk memenuhi kuota jam mengajar dalam satu minggu, sehingga lupa bahwa ia berperan dalam pengembangan dan aplikasi kurikulum," ungkapnya.
Fahrus menambahkan, idealnya Indonesia sudah memiliki suatu sistem yang menjadi pedoman dalam dunia pendidikan. Sehingga, pergantian kurikulum tidak menimbulkan masalah.
Ia juga meminta, agar pemerintah serius menangani masalah pendidikan. "Jumlah anak putus sekolah di Indonesia harus bisa dipangkas pemerintah. Semua ini demi keberlangsungan bangsa di masa depan," tutupnya.
Kurikulum baru, guru harus siap
Pelatihan pada tahun ini akan berbeda dengan tahun sebelumnya. Selain kurikulum yang berubah, metode di dalam pelatihan juga mengalami penyesuaian, yaitu pelatihan langsung diberikan kepada guru sasaran.
Wakil Sekjen Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA UPI) Fahrus Zaman Fadhly mengatakan, pemerintah harus mampu menciptakan sistem pelatihan kepada tenaga pengajar, di mana penggunaan kurikulum 2013 akan dilakukan serentak pada Juli mendatang.
"Apapun cara yang akan digunakan, pemerintah harus mampu memastikan tujuan dari pelatihan tersebut dapat dicapai," kata Fahrus dalam rilisnya, Kamis (16/1/2014).
Dalam menopang kurikulum baru itu, maka kualitas guru harus ditingkatkan. Kemudian, pemerintah harus memaksimalkan peran guru dalam proses belajar mengajar.
Saat ini, kata dia, fungsi guru sebagai curriculum developer belum terlihat. "Selama ini para guru sibuk memenuhi kuota jam mengajar dalam satu minggu, sehingga lupa bahwa ia berperan dalam pengembangan dan aplikasi kurikulum," ungkapnya.
Fahrus menambahkan, idealnya Indonesia sudah memiliki suatu sistem yang menjadi pedoman dalam dunia pendidikan. Sehingga, pergantian kurikulum tidak menimbulkan masalah.
Ia juga meminta, agar pemerintah serius menangani masalah pendidikan. "Jumlah anak putus sekolah di Indonesia harus bisa dipangkas pemerintah. Semua ini demi keberlangsungan bangsa di masa depan," tutupnya.
Kurikulum baru, guru harus siap
(maf)