Masa depan Demokrat memprihatinkan
A
A
A
Sindonews.com - Gencarnya pemberitaan kasus korupsi yang melibatkan internal Partai Demokrat sangat memengaruhi partai tersebut. Bahkan, pemberitaan ini semakin gencar setelah Anas Urbaningrum ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Masa depan Partai Demokrat menghadapi Pemilu 2014 mendatang sangat memprihatinkan. Bahkan diprediksi, partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu sulit untuk meraih posisi di atas empat besar.
"Pertanyaan buat Demokrat bukan bisa menang atau tidak, tapi apakah bisa bertahan atau tidak. Kalau masih bisa bertahan saja sudah bagus," ujar pengamat politik dari Indobarometer M Qodari dalam acara diskusi polemik Sindo Radio Trijaya di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (11/1/2014).
Menurutnya, dengan waktu singkat seperti sekarang sulit bagi partai itu untuk kembali bangkit mendongkrak tingkat elektabilitasnya dalam menghadapi Pemilu 2014. Bahkan, Konvensi Partai Demokrat menjaring calon presiden yang diharapkan bisa mendongkrak tingkat elektabilitasnya juga tidak efektif. "How long can you go. Rasanya jika melihat pintu-pintu yang ada sulit untuk bangkit," tukasnya.
Dia kembali menyebutkan, cara jitu yang pernah digunakan Presiden SBY untuk mendongkrak elektabilitas partainya dengan cara membuat program bantuan langsung sementara (BLSM) juga diprediksi sudah tidak efektif lagi.
Buktinya, kata Qodari ketika program serupa tahun 2013 ada bantuan langsung tunai (BLT), sekarang tingkat elektabilitas Partai Demokrat tetap merosot. "Jadi apa yang bisa membuat Demokrat bisa naik," tukasnya.
Berita politikus Demokrat sebut sidang Anas setelah Pileg 2014.
Masa depan Partai Demokrat menghadapi Pemilu 2014 mendatang sangat memprihatinkan. Bahkan diprediksi, partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu sulit untuk meraih posisi di atas empat besar.
"Pertanyaan buat Demokrat bukan bisa menang atau tidak, tapi apakah bisa bertahan atau tidak. Kalau masih bisa bertahan saja sudah bagus," ujar pengamat politik dari Indobarometer M Qodari dalam acara diskusi polemik Sindo Radio Trijaya di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (11/1/2014).
Menurutnya, dengan waktu singkat seperti sekarang sulit bagi partai itu untuk kembali bangkit mendongkrak tingkat elektabilitasnya dalam menghadapi Pemilu 2014. Bahkan, Konvensi Partai Demokrat menjaring calon presiden yang diharapkan bisa mendongkrak tingkat elektabilitasnya juga tidak efektif. "How long can you go. Rasanya jika melihat pintu-pintu yang ada sulit untuk bangkit," tukasnya.
Dia kembali menyebutkan, cara jitu yang pernah digunakan Presiden SBY untuk mendongkrak elektabilitas partainya dengan cara membuat program bantuan langsung sementara (BLSM) juga diprediksi sudah tidak efektif lagi.
Buktinya, kata Qodari ketika program serupa tahun 2013 ada bantuan langsung tunai (BLT), sekarang tingkat elektabilitas Partai Demokrat tetap merosot. "Jadi apa yang bisa membuat Demokrat bisa naik," tukasnya.
Berita politikus Demokrat sebut sidang Anas setelah Pileg 2014.
(kur)