Doa lintas agama untuk 4 tahun mendiang Gus Dur

Sabtu, 28 Desember 2013 - 19:38 WIB
Doa lintas agama untuk 4 tahun mendiang Gus Dur
Doa lintas agama untuk 4 tahun mendiang Gus Dur
A A A
Sindonews.com - Sejumlah tokoh lintas agama berkumpul di Asrham Gandhi Puri Kabupaten Klungkung, Bali guna memanjatkan doa bersama untuk almarhum mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Doa bersama digelar dalam rangka memperingati empat tahun wafatnya mediang tokoh kharismatik yang mantan Ketua Umum PB Nahdlatul Ulama (NU).

Mewakili agama masing-masing seperti Islam, Hindu, Protestan, Katolik, Konghucu dan Buddha, para tokoh ini tampak khusyuk memanjatkan doa, sesuai keyakinan masing-masing kepada mendiang Gus Dur.

Doa untuk umat Hindu dipimpin Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) IB Wiana. Hadir dalam doa itu pimpinan Asrham Gandi Gus Indra Udayana dan Ketua Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (NU), Ali Masykur Musa.

Usai doa bersama Wiana menuturkan, Gus Dur bagi umat Hindu di Bali sudah sangat dekat dan sangat dihormati karena pemikiran dan perjuanganya dalam mengembangkan pluralisme dan menjaga toleransi umat beragama.

Banyak hal diteladani dari sosok Gus Dur di antaranya sikap hidup saling menyayangi dan menghormati tanpa memandang segala perbedaan.

"Gus Dur mengajarkan kita saling menyayangi. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik, orang tak pernah bertanya apapun agamamu," ucap Wiyana mengutip ucapan Gus Dur, di Bali, Sabtu (28/12/2013).

Pemimpin Ashram Gandi Gus Indara Udayana yang merupakan putra tokoh wanita Bali Ibu Gedong menuturkan, persahabatan ibundanya dengan Gus Dur terjalin dengan baik yang diteruskan oleh keluarganya. "Almarhum Gus Dur beberapa kali mengunjungi dan menginap di Asrham Gandhi Puri," imbuhnya.

Dalam kesempatan sama, Ali Masykur Musa yang dalam acara itu memimpin doa untuk umat Islam menambahkan, Gus Dur yang wafat pada 30 Desember 2009 bukan milik satu golongan saja.

"Oleh karena itu, wajar apabila ada kerinduan terhadap Gus Dur ini dirasakan semua kalangan masyarakat karena mereka mencintai Gus Dur dan Gus Dur mencintai rakyatnya," imbuh Cak Ali, sapaan mantan Ketua Umum PMII itu.

Kata Cak Ali, Gus Dur, mewariskan semangat kebangsaan yang tinggi bahwa setiap orang, apapun latar belakang agama, suku, kelompok dan golongannya harus dihormati harkat dan martabatnya.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6542 seconds (0.1#10.140)