Ikuti AITMO, peserta Indonesia tak incar target
A
A
A
Sindonews.com - Menjalani perlombaan dengan baik. Inilah yang menjadi tujuan Klinik Pendidikan Matematika dan IPA (MIPA) atau KPM yang berpusat di Bogor, kala mengikutsertakan anak didiknya dalam kompetisi MIPA.
Termasuk di Asia Inter-Cities Teenagers Mathematics Olypiad (AITMO) 2013, sebuah ajang pertarungan matematika bagi remaja Asia (kini diikuti pula oleh pelajar Eropa) yang dihelat setiap dua tahun sekali.
“Yang penting anak-anak menjalani perlombaan dengan baik, sesuai tujuan KPM sebagai investasi masa depan. Dengan adanya kekompakan antar peserta khususnya KPM dan tim perwakilan Indonesia, diharapkan menjadi keluarga besar di masa mendatang, bisa bekerja sama dan terbina akhlak dan ibadahnya,” ujar Ketua Penyelenggara AITMO 2013 sekaligus pendiri KPM, R Ridwan Hasan Saputra, usai seremoni pembukaan AITMO, Jumat (27/12/2013).
Pada AITMO 2013 yang berlangsung di Sentul, Bogor pada 26-30 Desember 2013, dari 32 siswa perwakilan Indonesia, 29 orang di antaranya merupakan anak didik AITMO. Ridwan mengaku tak mematok target apapun untuk siswanya yang mengikuti ajang ini. “Tidak ada optimisme apa-apa, jalani saja," ucapnya.
Namun meski berangkat tanpa target apapun, anak didiknya selalu berprestasi. "Seperti waktu ikut Wizmic (Wizard Mathematics International Competition) di India tahun 2007, tim kami mendapat 2 medali emas dan 1 medali perak,” sebut Ridwan.
Kendati tak mematok target, KPM tetap memberikan persiapan bagi anak didiknya. Salah seorang pendamping tim yang juga Staf Pendidikan KPM, M. Abdul Afif mengatakan, peserta AITMO dari Indonesia mengikuti karantina dua tahap. Pertama pada 21-24 November dan yang ke dua pada 21-24 Desember. Pihak KPM membekali mereka dengan materi pengenalan seputar Matematika dan AITMO, serta lebih mengasah kekompakan mereka.
“Kami bangun kekompakan antarpeserta, memang tidak mempengaruhi ke sisi akademik secara langsung tapi meningkatkan kepercayaan diri mereka,” ujar Abdul Afif.
Senada dengan para pendidik dan motivatornya, para peserta AITMO dari Indonesia itu juga memiliki jawaban yang nyaris seragam ketika ditanya target keikutsertaannya. Anthony William misalnya, siswa kelas IX SMP Mahatma Gandhi, Jakarta hanya berniat untuk melakukan yang terbaik.
Remaja yang menyukai matematika karena selalu menarik dan menantang ini, telah banyak membawa pulang medali, di antaranya saat bertanding di Hongkong, Taiwan dan Singapura belum lama ini. Begitu juga dengan Adrianzka Mayrendra, pelajar kelas VIII SMP Al Azhar Kemang Pratama, ia mengikuti olimpiade ini demi menambah deret pengalaman.
Tak hanya pelajar dan para pendidik KPM yang berjuang dalam perlombaan AITMO ini. Orangtua siswa pun memberikan dukungan penuh. Endang Elmufid, ibunda Muhammad Akmal, kelas IX SMPIT At Taufiq Bogor. Sejak awal Endang dan sang suami sangat mendukung minat Akmal di bidang Matematika. Ia mengantar dan mendampingi putranya dalam tes-tes seleksi, dan terutara mendukung dalam doa.
“Kami enggak menargetkan apa-apa, hanya pesan supaya Akmal dan teman-temannya jaga kesehatan, supaya bisa mengerjakan soal-soal AITMO dengan baik,” kata Endang.
Kontes individual dengan 15 soal isian singkat dan tiga soal uraian dijadwalkan berlangsung pada Sabtu 28 Desember pukul 8.30-10.30 WIB. Sementara kontes tim dengan 10 soal uraian berlangsung sesudahnya, pukul 11.00-12.30 di Sekolah Taruna Bangsa, Sentul, Bogor.
Termasuk di Asia Inter-Cities Teenagers Mathematics Olypiad (AITMO) 2013, sebuah ajang pertarungan matematika bagi remaja Asia (kini diikuti pula oleh pelajar Eropa) yang dihelat setiap dua tahun sekali.
“Yang penting anak-anak menjalani perlombaan dengan baik, sesuai tujuan KPM sebagai investasi masa depan. Dengan adanya kekompakan antar peserta khususnya KPM dan tim perwakilan Indonesia, diharapkan menjadi keluarga besar di masa mendatang, bisa bekerja sama dan terbina akhlak dan ibadahnya,” ujar Ketua Penyelenggara AITMO 2013 sekaligus pendiri KPM, R Ridwan Hasan Saputra, usai seremoni pembukaan AITMO, Jumat (27/12/2013).
Pada AITMO 2013 yang berlangsung di Sentul, Bogor pada 26-30 Desember 2013, dari 32 siswa perwakilan Indonesia, 29 orang di antaranya merupakan anak didik AITMO. Ridwan mengaku tak mematok target apapun untuk siswanya yang mengikuti ajang ini. “Tidak ada optimisme apa-apa, jalani saja," ucapnya.
Namun meski berangkat tanpa target apapun, anak didiknya selalu berprestasi. "Seperti waktu ikut Wizmic (Wizard Mathematics International Competition) di India tahun 2007, tim kami mendapat 2 medali emas dan 1 medali perak,” sebut Ridwan.
Kendati tak mematok target, KPM tetap memberikan persiapan bagi anak didiknya. Salah seorang pendamping tim yang juga Staf Pendidikan KPM, M. Abdul Afif mengatakan, peserta AITMO dari Indonesia mengikuti karantina dua tahap. Pertama pada 21-24 November dan yang ke dua pada 21-24 Desember. Pihak KPM membekali mereka dengan materi pengenalan seputar Matematika dan AITMO, serta lebih mengasah kekompakan mereka.
“Kami bangun kekompakan antarpeserta, memang tidak mempengaruhi ke sisi akademik secara langsung tapi meningkatkan kepercayaan diri mereka,” ujar Abdul Afif.
Senada dengan para pendidik dan motivatornya, para peserta AITMO dari Indonesia itu juga memiliki jawaban yang nyaris seragam ketika ditanya target keikutsertaannya. Anthony William misalnya, siswa kelas IX SMP Mahatma Gandhi, Jakarta hanya berniat untuk melakukan yang terbaik.
Remaja yang menyukai matematika karena selalu menarik dan menantang ini, telah banyak membawa pulang medali, di antaranya saat bertanding di Hongkong, Taiwan dan Singapura belum lama ini. Begitu juga dengan Adrianzka Mayrendra, pelajar kelas VIII SMP Al Azhar Kemang Pratama, ia mengikuti olimpiade ini demi menambah deret pengalaman.
Tak hanya pelajar dan para pendidik KPM yang berjuang dalam perlombaan AITMO ini. Orangtua siswa pun memberikan dukungan penuh. Endang Elmufid, ibunda Muhammad Akmal, kelas IX SMPIT At Taufiq Bogor. Sejak awal Endang dan sang suami sangat mendukung minat Akmal di bidang Matematika. Ia mengantar dan mendampingi putranya dalam tes-tes seleksi, dan terutara mendukung dalam doa.
“Kami enggak menargetkan apa-apa, hanya pesan supaya Akmal dan teman-temannya jaga kesehatan, supaya bisa mengerjakan soal-soal AITMO dengan baik,” kata Endang.
Kontes individual dengan 15 soal isian singkat dan tiga soal uraian dijadwalkan berlangsung pada Sabtu 28 Desember pukul 8.30-10.30 WIB. Sementara kontes tim dengan 10 soal uraian berlangsung sesudahnya, pukul 11.00-12.30 di Sekolah Taruna Bangsa, Sentul, Bogor.
(hyk)