Perayaan Natal di berbagai negara II

Selasa, 24 Desember 2013 - 15:24 WIB
Perayaan Natal di berbagai negara II
Perayaan Natal di berbagai negara II
A A A
Sindonews.com - Hari raya kelahiran Tuhan Yesus Kristus atau Hari Natal telah menjadi perayaan istimewa bagi semua orang kristiani di seluruh dunia. Setiap negara memiliki tradisi tersendiri dalam merayakan hari kelahiran Juru Selamat.

Berikut ini adalah berbagai cara masyarakat dari berbagai belahan dunia lainnya dalam merayakan Natal:

6. Polandia
Di Polandia, Natal dirayakan dengan berpuasa sejak tanggal 24 Desember hingga bintang pertama muncul di langit malam. Setelah itu mereka akan menikmati berbagai jenis makanan paling mewah dan beraneka sepanjang tahun.

Uniknya, di saat makan malam bersama, akan ada sebuah kursi kosong untuk memberi pesan, “Yesus diundang ke meja makan kami.”

Kesucian Natal juga terlihat dari jamuan makanan Natal berupa wafer perdamaian yang diberikan oleh pendeta atau pastor pada tiap keluarga di jemaatnya. Wafer ini kemudian dipecahkan dan dibagi dengan semua yang ada di meja makan sebagai simbol perdamaian dan harapan yang baik.

7. Meksiko
Las Posadas adalah tradisi perayaan Natal Meksiko yang populer. Posadas dirayakan pada sore hari, sembilan hari menjelang Natal, yaitu antara tanggal 16 hingga 24 Desember. Balada Posadas menceritakan kisah Maria dan Yosef yang mencari tempat bernaung (Luk 2:4-7). Posadas artinya “penginapan”.

Umat yang ikut ambil bagian dalam perayaan Posadas berkumpul bersama. Anak-anak didandani ala Maria dan Yosef. Orang dewasa, dengan membawa lilin mengiringi Yosef dan Maria (disebut los misterios).

Di beberapa tempat bahkan disediakan keledai kecil juga.Mereka semua membentuk suatu arak-arakan dan bersiap pergi mencari posada (penginapan). Arak-arakan mengunjungi rumah-rumah (biasanya tiga rumah setiap sore) yang telah ditentukan sebelumnya.

Maria, Yosef dan mereka yang ikut serta dalam prosesi mendatangi pintu rumah pertama sambil bernyanyi, “Adakah tempat bagi kami?”Orang-orang dalam rumah menjawab dengan bernyanyi pula, “Pergilah. Tak ada tempat bagi kalian.” Arak-arakan beralih ke rumah-rumah berikutnya, dan lagi-lagi mereka menolak memberikan tempat berteduh.

Namun demikian, pada rumah terakhir, “pengurus penginapan” berbelas kasihan dan menyambut peziarah yang kelelahan itu. Mereka bernyanyi, “Mari masuk, peziarah kudus. Masuklah ke dalam tempat tinggal kami yang sederhana dan ke dalam hati kami. Malam ini sungguh membahagiakan, karena di sini, di bawah atap rumah kami, bernaung Bunda Allah.”

Semua orang masuk ke dalam rumah dan perayaan dimulai. Biasanya disediakan makanan, minuman dan pinata. Beberapa orang dari mereka berusaha memecahkan boneka yang terbuat dari tanah liat yang tergantung di langit-langit rumah) sehingga seluruh peserta akan dihujani dengan berbagai permen dan hadiah dari dalam boneka buatan tersebut.

8. Ghana (Afrika)
Keragaman perayaan Natal di Ghana (Afrika) mempunyai keunikan. Sebetulnya perayaan Natal di negara ini dimulai dari tanggal 20 Desember hingga minggu pertama pada bulan Januari.

Pada saat malam Natal tiba dimana perayaan dimulai dengan kebaktian di gereja sepanjang malam dan tak ketinggalan pula dimeriahkan dengan tetabuhan drum serta
tari-tarian.

Anak-anak biasanya memainkan drama kelahiran Kristus dengan versi mereka. Kegiatan kebaktian dan tari-tarian ini biasanya berlangsung semalam suntuk.

Perayaan Natal di Ghana dimeriahkan pula dengan pesta kembang api. Pada hari Natal, gereja-gereja pun menjadi ramai dan masyarakatnya biasanya menggunakan busana-busana tradisional mereka yang berwarna-warni.

Setelah kebaktian Natal di gereja selesai pada pagi harinya, biasanya masyarakat untuk cepat kembali ke rumah mereka masing-masing untuk memulai saling memberi dan menerima hadiah-hadiah yang sengaja mereka siapkan.

9. Greenland (Kutub Utara)

Namun tak kalah menariknya pula untuk merayakan Natal di Greenland, Kutub Utara. Di desa-desa tempat tinggal orang-orang Eskimo, biasanya perayaan Natal di setiap keluarga sangat senang untuk saling mengunjungi dan mengadakan pesta pada hari kelahiran Yesus Kritus ini.

Umumnya yang mereka lakukan adalah dengan minum kopi atau makan kue-kue serta saling tukar-menukar kado. Hadiah-hadiah tradisional yang biasa mereka berikan adalah hasil kerajinan tangan mereka seperti sepasang taring beruang laut yang telah dihaluskan, atau sarung tangan dari kulit anjing laut.

Pohon-pohon Natal yang mereka pajang pun harus diimpor dari negara lain karena disana tidak ada pohon-pohon yang tumbuh di Greenland. Mereka pun tak lupa menghiasnya dengan lilin dan lampu hias.Untuk memeriahkan Natal, tarian-tarian mereka lakukan sepanjang malam.

Setelah menikmati kopi, kue, masyarakat Greenland kemudian menghidangkan makanan khas Natal yang sangat lezat disebutnya “mattak”, yaitu kulit ikan paus dengan potongan lemak di dalamnya.

Selain itu pula disajikan pula “kiviak”, hidangan yang terbuat dari kulit dan daging burung Arctic kecil yang kemudian dipanggang di dalam kulit anjing laut selama beberapa bulan. Tradisi lainnya bagi masyarakat Greenland di saat malam Natal adalah para kaum remaja secara sengaja mengadakan pertemuan di lapangan luas untuk mencari pasangan hidupnya.

10. Guatemala
Rakyat Guatemala punya cara tersendiri menandai datangnya Natal, yaitu melakukan tradisi La quema del diablo (membakar roh jahat). Warga di negeri itu biasa melakukan ritual upacara pembakaran patung. Upacara ini sebagai pelambang membersihkan diri dari segala pengaruh jahat seperti yang digelar di Guatemala City, baru-baru ini.

Ritual demikian populer. Tak mengherankan, bila di sepanjang jalan banyak kios-kios yang menjajakan beragam patung dan gambar setan. Selain itu warga di sana juga mengumpulkan benda-benda yang sudah tidak digunakan lagi untuk dibakar dalam perayaan tersebut.

Upacara dilakukan tepat pada malam perayaan kehamilan suci oleh umat Katolik Guatemala. Warga membakar sampah serta patung atau gambar-gambar setan. Mereka berharap setan tidak merusak kesucian perayaan Natal. Untuk mengamankan jalannya perayaan, biasanya juga disiagakan petugas pemadam kebakaran.

Menurut legenda rakyat Guatemala, upacara pembakaran patung setan menyimbolkan kemenangan Tuhan atas setan. Pada kesempatan itu, gereja-gereja Katolik juga merayakan peristiwa saat Bunda Maria mendapat kabar dari malaikat kalau mengandung atas kehendak Tuhan. Upacara baru selesai ketika semua patung dan gambar setan habis dilalap api.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3654 seconds (0.1#10.140)