Wakil Ketua Komisi IX selamatkan bocah terseret ombak
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Ketua Komisi IX Nova Riyanti Yusuf menyelamatkan nyawa bocah yang hanyut terseret ombak di Pantai Tanjung Tinggi, Belitung, Senin (23/12/2013).
Peristiwa bermula ketika dirinya bersama keponakannya tengah berlibur ke wilayah Laskar Pelangi tersebut. Wanita yang akrab disapa Noriyu itu curiga dua orang anak yang terlihat tak bisa berenang saat ombak pantai mulai menarik.
"Saya berempat dengan keponakan-keponakan mulai curiga karena khawatir dua anak tidak bisa berenang," katanya menceritakan kejadian itu, Senin (23/12/2013) malam.
Ia pun sempat mencari pelampung untuk menyelamatkan kedua bocah itu, namun hasilnya nihil. "Akhirnya penduduk lokal berhamburan dan salah satu bapak terjun ke dalam air kakak yang masih di permukaan tampak kesulitan bertahan sementara si adik sudah hilang dari permukaan sang bapak-bapak kemudian muncul membawa dua anak," terangnya.
Kondisi salah satu anak kata dia harus segera mendapatkan pertolongan pertama. "Si adik sudah berbusa mulutnya, bibir biru, kuku cyanosis, nadi tak teraba saya dan keponakan berteriak-teriak kami dokter agar segera diserahkan pada kami," ujar dia.
Politikus Partai Demokrat ini pun langsung memberikan pertolongan pertama kepada bocah tersebut. "Kami rebahkan di pasir sementara keponakan saya melakukan kompresi pada dada dan saya supervisi tidak lama kemudian si anak berusia delapan tahun memuntahkan sedikit air dan nadi mulai teraba saya dengan keponakan melakukan CPR yang mungkin sulit optimal karena sudah tenggelam beberapa menit," lanjutnya.
Setelah berhasil memberikan pertolongan pertama, Ia pun meminta keponakannya untuk mengantar bocah itu ke pengobatan terdekat. Namun sayangnya, Puskesmas yang didapatkan tidak memiliki peralatan lengkap meski bangunan tersebut masih tergolong baru.
"Dengan mobil keluarga si anak dan keponakan saya yang tidak sempat lagi pakai sandal berangkat ke Puskesmas Tanjung Binga laporan keponakan ke saya by phone bahwa si anak hanya dapat oksigen peralatan tidak lengkap fisik Puskesmas tampak baru," tutur dia.
Mengetahui hal itu, mereka pun membawa bocah tersebut ke RSUD Tanjung Pandan, Noriyu pun mengaku kecewa dengan tim medis dalam merespon bapak dari anak tersebut. "Secara empatik untuk menenangkan si bapak dokter anestesi yang ada bertindak bagus dan menyarankan masuk ICU."
"Saya tidak mengatakan saya Wakil Ketua Komisi IX DPR RI karena saya ingin melihat langsung pelayanan kesehatan di wilayah pantai, obyek wisata, tetapi potensi mengalami korban-korban akibat ganasnya laut yang terus terang minim pengawasan. Saya tinggalkan nomor HP pada keluarga si anak saat kami tinggalkan nadi 104-110 saturasi oksigen 80-94 juga dilakukan tes kesadaran," tutupnya.
Tak diizinkan interupsi, Wakil Ketua Komisi IX murka
Peristiwa bermula ketika dirinya bersama keponakannya tengah berlibur ke wilayah Laskar Pelangi tersebut. Wanita yang akrab disapa Noriyu itu curiga dua orang anak yang terlihat tak bisa berenang saat ombak pantai mulai menarik.
"Saya berempat dengan keponakan-keponakan mulai curiga karena khawatir dua anak tidak bisa berenang," katanya menceritakan kejadian itu, Senin (23/12/2013) malam.
Ia pun sempat mencari pelampung untuk menyelamatkan kedua bocah itu, namun hasilnya nihil. "Akhirnya penduduk lokal berhamburan dan salah satu bapak terjun ke dalam air kakak yang masih di permukaan tampak kesulitan bertahan sementara si adik sudah hilang dari permukaan sang bapak-bapak kemudian muncul membawa dua anak," terangnya.
Kondisi salah satu anak kata dia harus segera mendapatkan pertolongan pertama. "Si adik sudah berbusa mulutnya, bibir biru, kuku cyanosis, nadi tak teraba saya dan keponakan berteriak-teriak kami dokter agar segera diserahkan pada kami," ujar dia.
Politikus Partai Demokrat ini pun langsung memberikan pertolongan pertama kepada bocah tersebut. "Kami rebahkan di pasir sementara keponakan saya melakukan kompresi pada dada dan saya supervisi tidak lama kemudian si anak berusia delapan tahun memuntahkan sedikit air dan nadi mulai teraba saya dengan keponakan melakukan CPR yang mungkin sulit optimal karena sudah tenggelam beberapa menit," lanjutnya.
Setelah berhasil memberikan pertolongan pertama, Ia pun meminta keponakannya untuk mengantar bocah itu ke pengobatan terdekat. Namun sayangnya, Puskesmas yang didapatkan tidak memiliki peralatan lengkap meski bangunan tersebut masih tergolong baru.
"Dengan mobil keluarga si anak dan keponakan saya yang tidak sempat lagi pakai sandal berangkat ke Puskesmas Tanjung Binga laporan keponakan ke saya by phone bahwa si anak hanya dapat oksigen peralatan tidak lengkap fisik Puskesmas tampak baru," tutur dia.
Mengetahui hal itu, mereka pun membawa bocah tersebut ke RSUD Tanjung Pandan, Noriyu pun mengaku kecewa dengan tim medis dalam merespon bapak dari anak tersebut. "Secara empatik untuk menenangkan si bapak dokter anestesi yang ada bertindak bagus dan menyarankan masuk ICU."
"Saya tidak mengatakan saya Wakil Ketua Komisi IX DPR RI karena saya ingin melihat langsung pelayanan kesehatan di wilayah pantai, obyek wisata, tetapi potensi mengalami korban-korban akibat ganasnya laut yang terus terang minim pengawasan. Saya tinggalkan nomor HP pada keluarga si anak saat kami tinggalkan nadi 104-110 saturasi oksigen 80-94 juga dilakukan tes kesadaran," tutupnya.
Tak diizinkan interupsi, Wakil Ketua Komisi IX murka
(lal)