Tobat mantan perampok & pengedar narkoba

Jum'at, 20 Desember 2013 - 06:52 WIB
Tobat mantan perampok & pengedar narkoba
Tobat mantan perampok & pengedar narkoba
A A A
Sindonews.com - Sebastian Siregar adalah seorang mantan pemimpin kelompok perampok dan juga pengedar narkoba asal Medan. Baginya, hidup adalah soal uang, ketenaran dan kehormatan. Pergaulannya yang salah sejak muda, telah menjeratnya hingga harus berkali-kali keluar masuk sel tahanan.

Di tahun 1977, saat duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA), Sebastian yang sebelumnya dikenal kurang pergaulan berubah menjadi siswa nakal dan suka memeras. Hal ini tertular dari pertemanan dengan sejumlah siswa pembuat onar di sekolahnya.

"Pergaulan itu, unik, keren bagi saya. Dengan bergaul dengan mereka, saya lebih dikenal sama orang. Pengen dikenal orang di SMA itu. Akhirnya saya terbawa, mulai merokok, mulai minum minuman keras. Mulai bolos, sering bolos. Kami mulai dengan mengompas orang atau memintai duit orang," kata Sebastian.

Pemerasan yang kerap dilakoni teman-teman lainnya, berimbas kepada Sebastian. Tak hanya menjadikan siswa lainnya sebagai korban, bahkan pemilik toko pun dijadikan korban pemerasan. Namun geliat kejahatan yang mereka lakukan akhirnya tercium juga. Saat kedapatan sedang memeras, mereka pun lalu diamankan oleh sejumlah polisi dan harus mendekap di sel penjara untuk kali pertama selama 3 bulan.

Meski dipenjara, tak membuat mereka jera. Tindakan kejahatan itu pun kembali semakin menjadi-jadi. Ia lalu membentuk sebuah kelompok kriminal yang lebih besar. "Saya membentuk orang-orang yang saya rangkul untuk menjadi perampok," katanya.

Saat mengerahkan aksi perampokan, ia dan kelompoknya tak segan-segan melukai korban. Aksi ini terus berlanjut, hingga pada suatu waktu ia dan rekan-rekannya dibekuk dan dikirim ke dalam sel penjara. Saat itu, Sebastian dijatuhi hukuman eksekusi.

Syukurnya, Sebastian mendapatkan kesempatan kedua. Ia mengalami keselamatan ketika hendak menjalani eksekusi mati. Dan kesempatan itu harus dibayarkan dengan mendekap di penjara untuk kedua kalinya selama 1.2 tahun.

Pada tahun 1986, ia bebas. Sebastian berencana menata hidupnya kembali. Ia memilih untuk hijrah ke Jakarta dan berjuang mengadu nasib di kota besar itu.

"Saya kebingungan, karena saya butuh makan, butuh uang. Akhirnya saya bertemu dengan teman sekampung saya".

Tak ayal, Sebastian pun dijadikan sebagai pengedar narkoba dan berhasil mengeruk uang demi keberlangsungan hidupnya di Jakarta, bahkan hingga ia pun menikah. Sampai Sebastian kembali tertangkap saat operasi, sang istri baru menyadari siapa suaminya yang sebenarnya. Rasa kecewa sempat memenuhi hati Rosyidah.

Kendati begitu, ia tetap menilai bahwa sang suami adalah pribadi yang baik dan bertanggung jawab. Katanya, "Karena bapak itu orangnya pekerja keras, bertanggung jawab, baik sama keluarga. Meskipun saya tidak tau pekerjaan apa yang dikerjakan suami saya ini," ujar Rosyidah.

Sebagai wanita yang teguh, Rosyidah mencoba untuk menahan rasa kecewa dan menerima pribadi suaminya. "Saya ingat, ingat sama Tuhan. Saya janji yang hanya memisahkan itu hanya kematian dan hanya Tuhan".

Untuk kali ketiga, Sebastian harus merasakan dinginnya tidur di jeruji besi selama 10 tahun penjara. Kekosongan bertahta di relung hatinya, perasaan sendiri dan rasa khawatir terhadap keluarganya terus berkecamuk dalam pikirannya. "Saya jadi berpikir, bagaimana masa depan keluarga saya, anak-istri saya. Saya merasa hidup sendiri," ujar Sebastian.

Hingga tiba di suatu waktu, Sebastian pun mengalami lawatan Tuhan lewat ibadah singkat di penjara. Ia mulai menyesali segala perbuatannya di masa muda. Ia merasa bersyukur atas satu kesempatan yang Tuhan berikan saat dulu diselamatkan dari maut.

Tepat di tahun 2011, Sebastian mendapat remisi dan dinyatakan bebas. Lewat bimbingan sahabatnya, Jhonson Aritonang, hidup Sebastian terus dipulihkan, hingga menjadi sosok yang mengasihi Tuhan dan keluarga.

(Sumber Kesaksian: Sebastian Siregar dan Rosyidah/www.jawaban.com)
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6594 seconds (0.1#10.140)