Aku pria yang tak mengenal arti cinta
A
A
A
Sindonews.com - Sejak kecil aku sudah dibuat penasaran dengan seks, bahkan di masa remajaku, aku sudah mencicipinya. Namaku Deddy Setiawan, sejak remaja telah terjebak dalam pergaulan bebas.
Saat aku berpacaran dengan seorang gadis bernama Rurry, yang namanya berhubungan badan sudah menjadi sesuatu yang wajar.
Namun setiap tindakan, selalu ada akibatnya. Rurry hamil, dan aku pun akhirnya harus menikahi gadis itu. Namun begitu memasuki pernikahan, tabiat asliku terkuak. Pukulan, tendangan, dan juga kata-kata kasar menjadi makanan sehari-hari Rurry. Bahkan aku pun tidak segan-segan memukuli buah hatiku sendiri dengan kejamnya.
Aku benar-benar tidak mengerti apa itu cinta. Aku juga tidak mengerti apa yang sebenarnya ada dalam pikiranku, yang aku tahu hidupku penuh dengan kekerasan.
Sebenarnya aku tidak ingin berlaku kasar kepada istri dan anak-anakku. Namun luka di hatiku dan kemarahan kepada keluargaku seperti membakar hatiku, dan hal itu terlampiaskan kepada istri dan anakku.
Sejak kecil kedua orangtuaku tidak pernah akur. Pertengkaran demi pertengkaran mereka melukai hatiku. Tidak hanya itu, kakakku yang kuharapkan bisa menjadi pelindung dan menghiburku malah sering menjadikanku samsak hidup.
Buatku, dia itu seperti monster. Kalau dia memukul dari ujung kepala sampai ujung kaki, tidak ada tersisa sedikitpun. Aku benar-benar sangat dendam padanya. Aku pernah berkata suatu saat aku akan membunuhnya.
Aku seperti terpenjara dalam dendam masa laluku, semakin hari hidupku makin rusak. Bahkan demi selingkuhanku, aku rela mengusir istri dan anakku dari rumah. Tetapi kebebasan dan kesenangan hidup bersama wanita lain itu tidak berumur panjang. Tak lama kemudian, wanita itu meninggalkanku. Hal tersebut menjadi sebuah pukulan berat bagiku, rasa hampa dan keputusasaan menekanku hingga aku nekad akan bunuh diri.
Namun saat aku mencoba bunuh diri, sebuah rasa takut akan kematian merasuk pikiranku. Aku akhirnya mengurungkan niatnya untuk tersebut. Di lain pihak, istriku Rurry tidak menyerah begitu saja dengan keadaan. Setiap hari Rurry dengan tekun membawaku dalam doa-doanya.
"Saya hanya pegang satu janji Tuhan: satu orang percaya, seisi rumah diselamatkan," demikian ujar Rurry.
Tuhan mendengar doa-doa Rurry, tangan Tuhan membawaku untuk mengikuti sebuah kamp pria. Di sanalah Aku merasakan jamahan Tuhan. Aku merasakan Tuhan Yesus memelukku, dan kasih yang selama ini tidak pernah aku rasakan seperti memenuhi hatiku.
Sejak saat itu hidupku diubahkan. Aku kembali memperbaiki hubunganku dengan Rurry. Aku meminta maaf kepada istri dan anak-anakku atas apa yang pernah kulakukan di masa lalu.
Ketika aku mengenal Yesus, aku banyak tahu tentang kasih. Aku mendapatkan sukacita, damai sejahtera, dan kasih. Segala dendam di hatiku sirna semua. Paling utama sekali aku dapat mengampuni kakakku. Aku berterima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus, karena Dia memulihkan hidupku. Kasih-Nya melampaui apapun yang ada di dunia ini.
(Sumber Kesaksian: Deddy Setiawan/www.jawaban.com)
Saat aku berpacaran dengan seorang gadis bernama Rurry, yang namanya berhubungan badan sudah menjadi sesuatu yang wajar.
Namun setiap tindakan, selalu ada akibatnya. Rurry hamil, dan aku pun akhirnya harus menikahi gadis itu. Namun begitu memasuki pernikahan, tabiat asliku terkuak. Pukulan, tendangan, dan juga kata-kata kasar menjadi makanan sehari-hari Rurry. Bahkan aku pun tidak segan-segan memukuli buah hatiku sendiri dengan kejamnya.
Aku benar-benar tidak mengerti apa itu cinta. Aku juga tidak mengerti apa yang sebenarnya ada dalam pikiranku, yang aku tahu hidupku penuh dengan kekerasan.
Sebenarnya aku tidak ingin berlaku kasar kepada istri dan anak-anakku. Namun luka di hatiku dan kemarahan kepada keluargaku seperti membakar hatiku, dan hal itu terlampiaskan kepada istri dan anakku.
Sejak kecil kedua orangtuaku tidak pernah akur. Pertengkaran demi pertengkaran mereka melukai hatiku. Tidak hanya itu, kakakku yang kuharapkan bisa menjadi pelindung dan menghiburku malah sering menjadikanku samsak hidup.
Buatku, dia itu seperti monster. Kalau dia memukul dari ujung kepala sampai ujung kaki, tidak ada tersisa sedikitpun. Aku benar-benar sangat dendam padanya. Aku pernah berkata suatu saat aku akan membunuhnya.
Aku seperti terpenjara dalam dendam masa laluku, semakin hari hidupku makin rusak. Bahkan demi selingkuhanku, aku rela mengusir istri dan anakku dari rumah. Tetapi kebebasan dan kesenangan hidup bersama wanita lain itu tidak berumur panjang. Tak lama kemudian, wanita itu meninggalkanku. Hal tersebut menjadi sebuah pukulan berat bagiku, rasa hampa dan keputusasaan menekanku hingga aku nekad akan bunuh diri.
Namun saat aku mencoba bunuh diri, sebuah rasa takut akan kematian merasuk pikiranku. Aku akhirnya mengurungkan niatnya untuk tersebut. Di lain pihak, istriku Rurry tidak menyerah begitu saja dengan keadaan. Setiap hari Rurry dengan tekun membawaku dalam doa-doanya.
"Saya hanya pegang satu janji Tuhan: satu orang percaya, seisi rumah diselamatkan," demikian ujar Rurry.
Tuhan mendengar doa-doa Rurry, tangan Tuhan membawaku untuk mengikuti sebuah kamp pria. Di sanalah Aku merasakan jamahan Tuhan. Aku merasakan Tuhan Yesus memelukku, dan kasih yang selama ini tidak pernah aku rasakan seperti memenuhi hatiku.
Sejak saat itu hidupku diubahkan. Aku kembali memperbaiki hubunganku dengan Rurry. Aku meminta maaf kepada istri dan anak-anakku atas apa yang pernah kulakukan di masa lalu.
Ketika aku mengenal Yesus, aku banyak tahu tentang kasih. Aku mendapatkan sukacita, damai sejahtera, dan kasih. Segala dendam di hatiku sirna semua. Paling utama sekali aku dapat mengampuni kakakku. Aku berterima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus, karena Dia memulihkan hidupku. Kasih-Nya melampaui apapun yang ada di dunia ini.
(Sumber Kesaksian: Deddy Setiawan/www.jawaban.com)
(kri)