Disayangkan, Indonesia tak miliki strategi riset energi
A
A
A
Sindonews.com - Indonesia saat ini tidak memiliki strategi riset tentang energi. Hal inilah yang menjadi alasan Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia dianggap masih belum berdaulat. Hal ini diakui oleh Wakil Menteri ESDM Ir Susilo Siswoutomo saat ditemui di UGM, Yogyakarta, Senin (16/12/2013).
Susilo menuturkan, Indonesia membutuhkan strategi riset pengelolaan ESDM guna menyusun strategi pelaksanaan akses bahan bakar minyak (BBM) agar dapat dinikmati semua rakyat. Tak hanya itu, kemampuan Indonesia untuk mendapatkan energi tambahan pun dapat terpetakan.
"Kalau ibarat sedang perang, kita ini tiga sampai empat hari pasti akan meninggal karena tidak punya strategi. Karenanya kami memprovokasi para akademisi untuk membantu pemerintah merumuskan strategi energi nasional," imbuhnya.
Lebih lanjut, Susilo juga mengakui sulitnya menambah jumlah produksi BBM saat ini. Padahal, jika Indonesia mampu meniadakan impor BBM, negara bisa menghemat triliunan rupiah dana subsidi untuk kesejahteraan rakyat di sektor lain.
"Siapa sangka jika subsidi BBM kita saat ini mencapai Rp500 miliar perhari," katanya.
Mengatasi hal tersebut, pihak Kementerian ESDM sendiri saat ini terus berupaya menyusun berbagai program dan rencana strategis. Mulai dari mengurangi ketergantungan impor, penghematan BBM agar dapat menurunkan jumlah konsumsi, hingga upaya pengalihan BBM ke BBG.
"Saat ini PLN tidak lagi boleh membangkitkan listrik dengan energi diesel. Selain itu biodiesel juga harus terus digalakkan. Dengan kapasitas biodiesel kita yang mencapai 100.000 barel perhari diharapkan dapat mengurangi impor BBM," katanya.
Menurut Susilo, salah satu jalan membangkitkan kembali kejayaan Indonesia adalah melalui ESDM. Sebagai negara kaya, Indonesia memiliki semua potensi energi. Yang belum dimiliki Indonesia sebagai bangsa adalah rasa kebersamaan.
"Kalau semua berpikir untuk negara, impian Indonesia akan menjadi negara berdaulat di semua sektor bisa tercapai," tuturnya.
Baca berita:
Indonesia perlu pindah ke energi terbarukan
Susilo menuturkan, Indonesia membutuhkan strategi riset pengelolaan ESDM guna menyusun strategi pelaksanaan akses bahan bakar minyak (BBM) agar dapat dinikmati semua rakyat. Tak hanya itu, kemampuan Indonesia untuk mendapatkan energi tambahan pun dapat terpetakan.
"Kalau ibarat sedang perang, kita ini tiga sampai empat hari pasti akan meninggal karena tidak punya strategi. Karenanya kami memprovokasi para akademisi untuk membantu pemerintah merumuskan strategi energi nasional," imbuhnya.
Lebih lanjut, Susilo juga mengakui sulitnya menambah jumlah produksi BBM saat ini. Padahal, jika Indonesia mampu meniadakan impor BBM, negara bisa menghemat triliunan rupiah dana subsidi untuk kesejahteraan rakyat di sektor lain.
"Siapa sangka jika subsidi BBM kita saat ini mencapai Rp500 miliar perhari," katanya.
Mengatasi hal tersebut, pihak Kementerian ESDM sendiri saat ini terus berupaya menyusun berbagai program dan rencana strategis. Mulai dari mengurangi ketergantungan impor, penghematan BBM agar dapat menurunkan jumlah konsumsi, hingga upaya pengalihan BBM ke BBG.
"Saat ini PLN tidak lagi boleh membangkitkan listrik dengan energi diesel. Selain itu biodiesel juga harus terus digalakkan. Dengan kapasitas biodiesel kita yang mencapai 100.000 barel perhari diharapkan dapat mengurangi impor BBM," katanya.
Menurut Susilo, salah satu jalan membangkitkan kembali kejayaan Indonesia adalah melalui ESDM. Sebagai negara kaya, Indonesia memiliki semua potensi energi. Yang belum dimiliki Indonesia sebagai bangsa adalah rasa kebersamaan.
"Kalau semua berpikir untuk negara, impian Indonesia akan menjadi negara berdaulat di semua sektor bisa tercapai," tuturnya.
Baca berita:
Indonesia perlu pindah ke energi terbarukan
(kri)