Siswa dari 140 SMA terancam tak ikut SNMPTN
A
A
A
Sindonews.com - Para siswa dari 140 Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat di Indonesia, terancam tidak bisa mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2014.
Hal itu lantaran pada pelaksanaan SNMPTN 2013, siswa atau sekolah yang terindikasi melakukan kecurangan dan masuk black list.
Panitia SNMPTN 2014, Akhmaloka mengatakan, pihaknya sedang melakukan verifikasi terhadap sekolah yang dilaporkan terindikasi melakukan kecurangan pada SNMPTN 2013.
"Verifikasinya belum selesai. Yang terindikasi (melakukan kecurangan pada SNMPTN 2013) sudah kita surati untuk diverifikasi. Universitas melaporkan adanya kecurangan itu sekira 140 (sekolah)," ujar Akhmaloka di Hotel Grand Royal Preanger, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/12/2013).
Tapi, jumlah sekolah yang siswanya dilarang mengikuti SNMPTN 2014 bisa saja berkurang. Hal itu akan disesuaikan dengan hasil verifikasi. Sekolah yang siswanya dilarang mengikuti SNMPTN dipastikan terbukti melakukan kecurangan pada SNMPTN 2013.
Sedangkan yang bisa mengikuti, berarti siswa atau sekolahnya tidak terbukti melakukan kecurangan. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, sekolah yang siswa atau sekolahnya terindikasi melakukan kecurangan saat SNMPTN jumlahnya berkurang.
Menurutnya, tahun lalu ada sekira 100 sekolah yang terindikasi melakukan kecurangan. "Tapi setelah diverifikasi, itu tinggal 20-an sekolah yang terbukti melakukan kecurangan. Yang (20-an sekolah) itu pada SNMPTN 2013 tidak diikutsertakan, aksesnya ditutup," tegasnya.
Salah satu syarat agar siswanya bisa ikut dalam SNMPTN adalah kepala sekolah yang bersangkutan harus dimutasi. "Dari 20-an itu ada tujuh sekolah yang (hukumannya) dilepas karena kepala sekolahnya diberhentikan," jelas Akhmaloka.
Hal serupa juga akan diberlakukan untuk peserta SNMPTN 2014. Tapi berapa sekolah yang dipastikan siswanya tidak bisa mengikuti SNMPTN harus menunggu hasil verifikasi lebih dulu. "Finalnya (yang dilarang mengikuti SNMPTN) belum selesai. Mestinya dalam minggu-minggu ini akan keluar hasil verifikasinya," tandasnya.
Hal itu lantaran pada pelaksanaan SNMPTN 2013, siswa atau sekolah yang terindikasi melakukan kecurangan dan masuk black list.
Panitia SNMPTN 2014, Akhmaloka mengatakan, pihaknya sedang melakukan verifikasi terhadap sekolah yang dilaporkan terindikasi melakukan kecurangan pada SNMPTN 2013.
"Verifikasinya belum selesai. Yang terindikasi (melakukan kecurangan pada SNMPTN 2013) sudah kita surati untuk diverifikasi. Universitas melaporkan adanya kecurangan itu sekira 140 (sekolah)," ujar Akhmaloka di Hotel Grand Royal Preanger, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (11/12/2013).
Tapi, jumlah sekolah yang siswanya dilarang mengikuti SNMPTN 2014 bisa saja berkurang. Hal itu akan disesuaikan dengan hasil verifikasi. Sekolah yang siswanya dilarang mengikuti SNMPTN dipastikan terbukti melakukan kecurangan pada SNMPTN 2013.
Sedangkan yang bisa mengikuti, berarti siswa atau sekolahnya tidak terbukti melakukan kecurangan. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, sekolah yang siswa atau sekolahnya terindikasi melakukan kecurangan saat SNMPTN jumlahnya berkurang.
Menurutnya, tahun lalu ada sekira 100 sekolah yang terindikasi melakukan kecurangan. "Tapi setelah diverifikasi, itu tinggal 20-an sekolah yang terbukti melakukan kecurangan. Yang (20-an sekolah) itu pada SNMPTN 2013 tidak diikutsertakan, aksesnya ditutup," tegasnya.
Salah satu syarat agar siswanya bisa ikut dalam SNMPTN adalah kepala sekolah yang bersangkutan harus dimutasi. "Dari 20-an itu ada tujuh sekolah yang (hukumannya) dilepas karena kepala sekolahnya diberhentikan," jelas Akhmaloka.
Hal serupa juga akan diberlakukan untuk peserta SNMPTN 2014. Tapi berapa sekolah yang dipastikan siswanya tidak bisa mengikuti SNMPTN harus menunggu hasil verifikasi lebih dulu. "Finalnya (yang dilarang mengikuti SNMPTN) belum selesai. Mestinya dalam minggu-minggu ini akan keluar hasil verifikasinya," tandasnya.
(maf)