Lagu Natal dari meja tulis redaksi

Rabu, 11 Desember 2013 - 07:17 WIB
Lagu Natal dari meja...
Lagu Natal dari meja tulis redaksi
A A A
Sindonews.com - Siapa yang menduga, meja tulis redaksi surat kabar menjadi tempat lahirnya salah satu lagu Natal yang disukai di seluruh dunia?

Sesungguhnya dunia surat kabar jauh dari pikiran James Montgomery semasa kecilnya. Ia lahir pada tahun 1771 di Skotlandia. Ayahnya satu-satunya pendeta di negeri itu dari aliran Moravian. Aliran ini cukup terkenal di negeri Jerman.

Pada masa kanak-kanak, James Montgomery ikut orang tuanya ke Irlandia dan ke Inggris. Lalu orang tuanya merasa terpanggil untuk menjadi utusan Injil ke pulau Barbados, di Laut Karibia. Maka James, yang berumur dua belas tahun, dititipkan di asrama sekolah anak-anak Kristen.

James adalah anak yang banyak akal, tetapi guru-gurunya kurang memahami hal itu. Ini karena ia sering lalai di sekolah. James lebih suka menulis syair daripada mengerjakan pekerjaan rumah. Akhirnya, para pengurus asrama memutuskan bahwa anak belasan tahun itu lebih baik berhenti sekolah dan mulai bekerja saja.

James Montgomery kurang senang bekerja di pabrik roti. Pada umur 16 tahun, ia melarikan diri dan berusaha hidup mandiri. Ada kalanya ia bekerja di toko, ada kalanya ia berhasil menjual salah satu syair karangannya. Dengan demikian, ia mendapat sedikit uang untuk menyambung hidup.

Sementara itu, ia mendengar bahwa ayah dan ibunya meninggal di perantauan sewaktu melayani sebagai utusan Injil. Pemuda James Montgomery menjadi sebatang kara.

Pada umur 20 tahun, ia mulai bekerja di sebuah kantor surat kabar di Sheffield, Inggris. Pada waktu itu ada gerakan buruh yang kuat di antara para pekerja pabrik di kota Sheffield. Surat kabar itu mendukung gerakan tersebut.

Akibatnya, redaktur yang menerima James sebagai asistennya terpaksa mengungsi ke Amerika. Ketika diserahi tugas sebagai kepala redaksi yang baru, James Montgomery baru berumur 23 tahun.

Sebagai redaktur surat kabar, James Montgomery selalu menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia. Dua kali ia dipenjarakan selama beberapa tahun karena terlalu berani mengecam tindakan pemerintah.

Ia turut memberantas perbudakan manusia dan memperjuangkan perlakuan yang lebih baik terhadap anak-anak yang terpaksa bekerja keras seperti dirinya dahulu.

Lambat laun James Montgomery menjadi terkenal. Mula-mula di kota Sheffield, kemudian di seluruh Inggris. Banyak orang mengagumi keberanian dan kerelaannya membela rakyat kecil. Ketika ia dijatuhi hukuman penjara, ada teman-teman yang menebusnya.

James Montgomery lalu membayar kembali uang yang digunakan untuk mengeluarkan dia dari penjara. Akhirnya, ia mampu menjadi pemilik surat kabar di samping menjadi kepala redaksi.

Ketika sudah agak tua, James Montgomery mengundurkan diri dari dunia surat kabar. Namun, ia masih mendukung setiap usaha yang berupaya menegakkan keadilan dan kebenaran dalam masyarakat.

Akhirnya, seorang perdana menteri Inggris Raya mengusahakan supaya ia mendapat pensiun dari pemerintah. Jadi, pada masa tuanya, James Montgomery dapat hidup dalam sebuah rumah yang bagus, tidak jauh dari kota Sheffield yang telah lama memikat hatinya. Di situlah ia meninggal pada tahun 1854.

Di samping prestasinya dalam mengembangkan persuratkabaran dan memperjuangkan hak-hak asasi manusia, James Montgomery juga terkenal sebagai seorang penyair. Banyak puisinya diterbitkan semasa hidupnya, bahkan ia pernah menjadi calon penyair istana Inggris Raya.

Seseorang pernah bertanya kepadanya, "Pak Montgomery, dari semua puisi karangan Bapak, kira-kira mana yang akan bertahan?" "Tidak ada," jawab James Montgomery dengan rendah hati, "Tidak ada, kecuali beberapa nyanyian rohani."

Penilaian James Montgomery tepat sekali. Semua syairnya telah terlupakan. Namun, namanya masih harum sepanjang masa sebagai seorang pencipta nyanyian rohani yang terbesar.

Dari empat ratus nyanyian rohani karangannya, ada satu lagu Natal yang menjadi kesayangan umat Kristen di mana-mana. Sungguh mengherankan, walau James Montgomery orang Kristen yang saleh dan pendukung pengutusan Injil di seluruh dunia, ia tidak menulis lagu pilihan itu untuk dinyanyikan di gereja.

Ia menyusunnya cepat-cepat menjelang hari Natal pada tanggal 24 Desember 1816 untuk mengisi pojok renungan dalam surat kabarnya dengan judul "Angels, From the Realms of Glory". Ia sendiri kemudian terheran-heran ketika mengetahui bahwa nyanyian gubahannya itu sering dinyanyikan di gereja-gereja.

Lagu ini dipublikasikan di sebuah buku pujian berjudul Montgomery's Original Hymns dan diberi judul "Good Tidings of Great Joy to All People." Para pengkaji lagu pujian menyatakan bahwa lagu ini merupakan salah satu pujian Advent yang terbaik.

Pada bait pertama pujian ini, dia menggambarkan bahwa para malaikat tidak saja tinggal di Betlehem tetapi pergi ke seluruh dunia dengan kabar mengenai kelahiran Kristus. Semua ini memberikan semangat kepada orang Kristen, pada masa-masa Natal untuk menceritakan kabar mengenai Kristus kepada orang lain.

Syair yang indah dari pujian ini didukung oleh melodi yang indah, luhur dan gembira pula. Pengarang melodi lagu yang berjudul "Regent Square," adalah Henry Smart (1813-1879). Beliau dikenal sebagai pengarang lagu, penyusun kumpulan lagu rohani, dan pemain orgel yang sangat terkenal di Inggris pada masanya.

Pada 15 tahun terakhir masa hidupnya, dia menderita kebutaan, tetapi melodi pujian ini dihasilkan pada masa kebutaannya. Melodi ini ditulis untuk khusus untuk komposisi pujian dari Dr Hamilton, seorang pendeta di London's Regent Square Presbyterian Church.

Berikut lirik Angels, From The Realms Of Glory:

Angels from the realms of glory, Wing your flight o'er all the earth;
Ye who sang creation's story Now proclaim Messiah's birth.
Come and worship, come and worship Worship Christ, the newborn King.

Shepherds, in the field abiding, Watching o'er your flocks by night,
God with us is now residing; Yonder shines the infant light:
Refrain

Sages, leave your contemplations, Brighter visions beam afar;
Seek the great Desire of nations; Ye have seen His natal star.
Refrain

Saints, before the altar bending, Watching long in hope and fear;
Suddenly the Lord, descending, In His temple shall appear.
Refrain

Sinners, wrung with true repentance, Doomed for guilt to endless pains,
Justice now revokes the sentence, Mercy calls you; break your chains.
Refrain

Though an Infant now we view Him, He shall fill His Father's throne,
Gather all the nations to Him; Every knee shall then bow down:
Refrain

All creation, join in praising God, the Father, Spirit, Son,
Evermore your voices raising To th'eternal Three in One.
Refrain

(Disunting dari: Buku Kisah Nyata di Balik Lagu Pilihan)
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1279 seconds (0.1#10.140)