Mantan Menpora pimpin Kwarnas Gerakan Pramuka
A
A
A
Sindonews.com - Mantan Menteri Negara Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Adhyaksa Dault memimpin Kwartir Nasional (Kwarnas) Gerakan Pramuka. Pemilihan berlangsung dalam Musyawarah Nasional (Munas) Kwarnas Gerakan Pramuka yang berlangsung di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Kamis, kemarin.
Adhyaksa memperoleh 17 suara dari dari total 34 suara yang diperebutkan, menang tipis dari Jana T Anggadireja (Wakil Ketua Diklat Kwarnas serta Dosen Lemhanas). Sementara calon lainnya Nanan Soekarna (Mantan Wakapolri) memperoleh 1 suara, dan Marsdya Erris (Mantan Sekjen Kemenhan yang juga Waka Abdimas Kwarnas) memperoleh 1 suara. Dua calon lainnya Syahrul Yasin Limpo (Gubernur Sulawesi Selatan) dan Dede Yusuf (Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat) mengundurkan diri dari pencalonan.
“Tantangan dan visi kedepan bagi Gerakan Pramuka adalah terwujudnya Pramuka yang relevan dengan kebutuhan anak muda untuk melakukan perubahan. Scout for change!,” kata Adhyaksa dalam siaran pers yang diterima Sindonews.
Kebutuhan anak muda dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, lanjutnya, yakni pengetahuan, kecakapan atau keahlian dan karakter, persahabatan, akses, dan jaringan, karier, uang, eksistensi, kebebasan, dan kemandirian, reputasi, pengaruh, dan kekuasaan.
“Jika Gerakan Pramuka gagal memenuhi kebutuhan anak muda tersebut, maka Pramuka akan ditinggalkan dan mati,” ujarnya.
Adhyaksa menilai, Pramuka merupakan organisasi yang strategis bagi kalangan muda sebagai generasi penerus bangsa maupun dalam menangkal pengaruh-pengaruh negative sebagai efek globalisasi dan modernisasi. Dirinya tidak ingin Gerakan Pramuka dijadikan alat atau tujuan politik pihak-pihak tertentu.
“Saya tidak bisa menerima Pramuka dijadikan alat atau tujuan politik pihak-pihak tertentu. Pramuka harus independen, bebas menentukan calonnya di masa mendatang. Pramuka adalah wadah bagi kaum muda untuk berprestasi, berinovasi, kreatif, patriotik, berjiwa nasionalis religius dalam membangun Bangsa Indonesia,” tegas Adhyaksa yang menjadi anggota Pramuka sejak kecil tersebut.
Setelah terpilih, dalam tiga bulan kedepan Adhyaksa akan membenahi dua aspek yakni aturan dan Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab aturan yang bagus tidak akan dapat berjalan tanpa adanya SDM yang berkualitas, begitu juga sebaliknya.
Dirinya juga berjanji akan membuat program-program yang inovatif sehingga menjadi anggota Pramuka adalah merupakan kebanggaan tersendiri di masyarakat. Pramuka akan menjadi organisasi kepemudaan yang melahirkan generasi muda-generasi muda harapan bangsa.
Pramuka jadi ekstra kurikuler wajib
Adhyaksa memperoleh 17 suara dari dari total 34 suara yang diperebutkan, menang tipis dari Jana T Anggadireja (Wakil Ketua Diklat Kwarnas serta Dosen Lemhanas). Sementara calon lainnya Nanan Soekarna (Mantan Wakapolri) memperoleh 1 suara, dan Marsdya Erris (Mantan Sekjen Kemenhan yang juga Waka Abdimas Kwarnas) memperoleh 1 suara. Dua calon lainnya Syahrul Yasin Limpo (Gubernur Sulawesi Selatan) dan Dede Yusuf (Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat) mengundurkan diri dari pencalonan.
“Tantangan dan visi kedepan bagi Gerakan Pramuka adalah terwujudnya Pramuka yang relevan dengan kebutuhan anak muda untuk melakukan perubahan. Scout for change!,” kata Adhyaksa dalam siaran pers yang diterima Sindonews.
Kebutuhan anak muda dalam era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, lanjutnya, yakni pengetahuan, kecakapan atau keahlian dan karakter, persahabatan, akses, dan jaringan, karier, uang, eksistensi, kebebasan, dan kemandirian, reputasi, pengaruh, dan kekuasaan.
“Jika Gerakan Pramuka gagal memenuhi kebutuhan anak muda tersebut, maka Pramuka akan ditinggalkan dan mati,” ujarnya.
Adhyaksa menilai, Pramuka merupakan organisasi yang strategis bagi kalangan muda sebagai generasi penerus bangsa maupun dalam menangkal pengaruh-pengaruh negative sebagai efek globalisasi dan modernisasi. Dirinya tidak ingin Gerakan Pramuka dijadikan alat atau tujuan politik pihak-pihak tertentu.
“Saya tidak bisa menerima Pramuka dijadikan alat atau tujuan politik pihak-pihak tertentu. Pramuka harus independen, bebas menentukan calonnya di masa mendatang. Pramuka adalah wadah bagi kaum muda untuk berprestasi, berinovasi, kreatif, patriotik, berjiwa nasionalis religius dalam membangun Bangsa Indonesia,” tegas Adhyaksa yang menjadi anggota Pramuka sejak kecil tersebut.
Setelah terpilih, dalam tiga bulan kedepan Adhyaksa akan membenahi dua aspek yakni aturan dan Sumber Daya Manusia (SDM). Sebab aturan yang bagus tidak akan dapat berjalan tanpa adanya SDM yang berkualitas, begitu juga sebaliknya.
Dirinya juga berjanji akan membuat program-program yang inovatif sehingga menjadi anggota Pramuka adalah merupakan kebanggaan tersendiri di masyarakat. Pramuka akan menjadi organisasi kepemudaan yang melahirkan generasi muda-generasi muda harapan bangsa.
Pramuka jadi ekstra kurikuler wajib
(lal)