Soal cawapres, SBY bisa beri contoh politik santun
A
A
A
Sindonews.com - Usulan Anas Urbaningrum agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) maju menjadi calon wakil presiden (cawapres) dari Partai Demokrat pada Pemilu 2014 mendapat tanggapan beragam. Meski dinilai logis, namun tak sedikit juga yang tak setuju.
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad Bakir Ihsan mengatakan, walaupun SBY punya peluang untuk menjadi cawapres, tapi sebagai presiden, ia bisa memberi contoh cara berpolitik yang santun.
"Semangat pembatasan jabatan presiden dua periode dalam konstitusi paling tidak memiliki tiga tujuan," ujarnya kepada Sindonews, Kamis 5 Desember 2013 malam.
Pertama, kata Bakir, agar kekuasaan tidak absolut. Kedua, agar ada sirkulasi dan regenerasi kekuasaan antar warga negara, dan ketiga, agar tak ada kultus personal.
"Mengajukan pencawapresan SBY, apa pun alasannya sama dengan mengingkari semangat konstitusi dalam membatasi periode presiden," tegasnya,
Karena itu, lanjut dia, pilihan dan keputusan SBY menutup ruang bagi keluarga (istri dan anaknya) untuk masuk dalam gelanggang kontestasi kepemimpinan nasional 2014 adalah keputusan yang sangat tepat.
"Saya melihat, justru logika pencawapresan SBY adalah sesat dan akal-akalan," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum berkicau di akun jejaring sosialnya, Twitter mengenai usulan agar Presiden SBY mempertimbangkan untuk maju sebagai Cawapres Partai Demokrat. Tiap kicauannya, dia beri tanda hashtag #cawapressby.
"Tuips, ada banyak yang tanya mengapa saya usul Pak SBYmempertimbangkan maju sebagai Cawapres PD. #cawapressby," ujar Anas dalam akun Twitter @anasurbaningrum, Rabu, 4 Desember 2013.
Baca berita:
Demokrat: SBY tak haus jabatan
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Ahmad Bakir Ihsan mengatakan, walaupun SBY punya peluang untuk menjadi cawapres, tapi sebagai presiden, ia bisa memberi contoh cara berpolitik yang santun.
"Semangat pembatasan jabatan presiden dua periode dalam konstitusi paling tidak memiliki tiga tujuan," ujarnya kepada Sindonews, Kamis 5 Desember 2013 malam.
Pertama, kata Bakir, agar kekuasaan tidak absolut. Kedua, agar ada sirkulasi dan regenerasi kekuasaan antar warga negara, dan ketiga, agar tak ada kultus personal.
"Mengajukan pencawapresan SBY, apa pun alasannya sama dengan mengingkari semangat konstitusi dalam membatasi periode presiden," tegasnya,
Karena itu, lanjut dia, pilihan dan keputusan SBY menutup ruang bagi keluarga (istri dan anaknya) untuk masuk dalam gelanggang kontestasi kepemimpinan nasional 2014 adalah keputusan yang sangat tepat.
"Saya melihat, justru logika pencawapresan SBY adalah sesat dan akal-akalan," pungkasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum berkicau di akun jejaring sosialnya, Twitter mengenai usulan agar Presiden SBY mempertimbangkan untuk maju sebagai Cawapres Partai Demokrat. Tiap kicauannya, dia beri tanda hashtag #cawapressby.
"Tuips, ada banyak yang tanya mengapa saya usul Pak SBYmempertimbangkan maju sebagai Cawapres PD. #cawapressby," ujar Anas dalam akun Twitter @anasurbaningrum, Rabu, 4 Desember 2013.
Baca berita:
Demokrat: SBY tak haus jabatan
(kri)