Ini sistem pengganti UN SD
A
A
A
Sindonews.com - Kepala Unit Implementasi Kurikulum 2013 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Tjipto Sumadi mengatakan, 25 persen soal itu bukan bentuk intervensi pemerintah pusat atas ujian sekolah atau madrasah.
Melainkan hanya kisi-kisi sebagai bentuk pengawasan atas disparitas mutu pendidikan di Indonesia yang lebar. “Kalau tidak ada standar nasionalnya, maka akan menjadi masalah lagi. Nanti kisi-kisi akan diserahkan ke pembuat soal di daerah,” jelasnya di Jakarta, Minggu 1 Desember 2013.
Tjipto menyampaikan, nanti penilaian di rapor SD akan menggunakan bahasa yang positif. Berhubung di usia sekolah dasar ini anak-anak masih dalam usia emas. Oleh karena itu, terangnya, pemakaian bahasa positif akan mampu memotivasi anak untuk lebih semangat di sekolah. Dia mengungkapkan, tidak akan ada anak yang diberi nilai lima atau nilai merah lagi.
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Kapuskurbuk) Kemendikbud Ramon Mahondas menjelaskan, mulai tahun depan tidak ada lagi peserta didik SD yang tinggal kelas. Penilaian di rapor SD mencakup sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam bentuk deskriptif tidak lagi angka.
"Penilaian di SD tidak ada angka, tetapi narasi. Mereka tidak tinggal kelas. Bagi yang belum memahami pelajaran, meskipun naik kelas akan diberikan remedial," katanya di lokasi yang sama.
Ramon mengatakan, saat ini telah dilakukan pelatihan untuk guru pendamping yang turun di lapangan. Mereka, kata Ramon, telah dijelaskan baku bentuk rapor, cara menilai dan memberikan angka.
Dia menyebutkan, pelatihan tahun depan mencakup 150.000 sekolah, lebih besar dibandingkan tahun ini yang hanya enam ribu sekolah. "Terkait berbagai permasalahan muncul, masukan itu sudah diakomodasi," katanya.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ainun Na'im mengatakan, UN pada tahun depan untuk SMA/MA/SMALB/SMK termasuk Paket C dan Paket C Kejuruan dilaksanakan pada 14-16 April dan SMP/MTs/SMP/SMPLB/Paket B/Usto pada 5-8 Mei.
"Sedangkan untuk Ujian sekolah/madrasah SD/SDLB/MI/Paket A/Ula pada 19-21 Mei. Sementara nilai kelulusannya masih tetap 5,5," pungkasnya.
Berita terkait:
UN SD dihapus
Melainkan hanya kisi-kisi sebagai bentuk pengawasan atas disparitas mutu pendidikan di Indonesia yang lebar. “Kalau tidak ada standar nasionalnya, maka akan menjadi masalah lagi. Nanti kisi-kisi akan diserahkan ke pembuat soal di daerah,” jelasnya di Jakarta, Minggu 1 Desember 2013.
Tjipto menyampaikan, nanti penilaian di rapor SD akan menggunakan bahasa yang positif. Berhubung di usia sekolah dasar ini anak-anak masih dalam usia emas. Oleh karena itu, terangnya, pemakaian bahasa positif akan mampu memotivasi anak untuk lebih semangat di sekolah. Dia mengungkapkan, tidak akan ada anak yang diberi nilai lima atau nilai merah lagi.
Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan (Kapuskurbuk) Kemendikbud Ramon Mahondas menjelaskan, mulai tahun depan tidak ada lagi peserta didik SD yang tinggal kelas. Penilaian di rapor SD mencakup sikap, keterampilan, dan pengetahuan dalam bentuk deskriptif tidak lagi angka.
"Penilaian di SD tidak ada angka, tetapi narasi. Mereka tidak tinggal kelas. Bagi yang belum memahami pelajaran, meskipun naik kelas akan diberikan remedial," katanya di lokasi yang sama.
Ramon mengatakan, saat ini telah dilakukan pelatihan untuk guru pendamping yang turun di lapangan. Mereka, kata Ramon, telah dijelaskan baku bentuk rapor, cara menilai dan memberikan angka.
Dia menyebutkan, pelatihan tahun depan mencakup 150.000 sekolah, lebih besar dibandingkan tahun ini yang hanya enam ribu sekolah. "Terkait berbagai permasalahan muncul, masukan itu sudah diakomodasi," katanya.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ainun Na'im mengatakan, UN pada tahun depan untuk SMA/MA/SMALB/SMK termasuk Paket C dan Paket C Kejuruan dilaksanakan pada 14-16 April dan SMP/MTs/SMP/SMPLB/Paket B/Usto pada 5-8 Mei.
"Sedangkan untuk Ujian sekolah/madrasah SD/SDLB/MI/Paket A/Ula pada 19-21 Mei. Sementara nilai kelulusannya masih tetap 5,5," pungkasnya.
Berita terkait:
UN SD dihapus
(maf)