Tak berubah, Partai Demokrat from hero to zero
A
A
A
Sindonews.com - Partai Demokrat bakal menjadi menjadi penonton di Pemilu Presiden (Pilpres) 2014 bila tak melakukan perubahan karena melorotnya elektabilitas mereka.
Hal tersebut berbeda dengan kondisi mereka pada 2009 di mana partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu sebagai partai baru yang memenangi Pemilu 2009.
Peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Rully Akbar mengatakan, Partai Demokrat bisa jadi penonton karena elektabilitas hasil survei mereka masih di bawah 10 persen.
"Partai Demokrat akan menjadi papan tengah karena elektabilitas di bawah sepuluh persen," katanya dalam pemaparan hasil risetnya bertema 'Konvensi Demokrat: Dari Hero ke Zero kah Nasib Demokrat?' di Kantor LSI, Rawa Mangun, Jakarta Timur, Minggu (24/11/2013).
Kata dia, ada beberapa hal yang membuat elektabilitas partai berlambang bintang segitiga itu masih minim sehingga diprediksi menjadi penonton pada Pilpres 2014.
"Terlambat melakukan pelembagaan partai. Ketergantungan terhadap figur SBY tidak didukung rekrutmen dengan baik. Juga diimbangi isu-isu yang tidak baik. Lalu kinerja SBY sebagai presiden tidak terlalu istimewa."
"Kepuasan terhadap kinerja SBY berpengaruh pada elektabilitas Partai Demokrat," terangnya.
Untuk itu, Rully berpendapat ada dua cara agar Partai Demokrat tak menjadi penonton pada Pilpres 2014. Pertama ialah meningkatkan citra partai dan kinerja SBY sebagai kepala negara.
Kedua, calon presiden (capres) dari Partai Demokrat harus melakukan terapi kejut atau big bang agar menarik perhatian.
"Syaratnya harus punya dana besar dan daya tarik capres sendiri," terangnya.
Rully juga menyampaikan kalau masih ada waktu lima bulan bagi Partai Demokrat untuk berbenah agar partai yang dahulu dikenal sebagai pemenang justru menjadi penonton.
"Apakah kembali menjadi hero atau berubah menjadi zero? Kedua kondisi itu akan ditentukan oleh Partai Demokrat sendiri," pungkasnya.
Baca berita:
Demokrat sering mendapat tekanan dari lawan politik
Hal tersebut berbeda dengan kondisi mereka pada 2009 di mana partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu sebagai partai baru yang memenangi Pemilu 2009.
Peneliti dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Rully Akbar mengatakan, Partai Demokrat bisa jadi penonton karena elektabilitas hasil survei mereka masih di bawah 10 persen.
"Partai Demokrat akan menjadi papan tengah karena elektabilitas di bawah sepuluh persen," katanya dalam pemaparan hasil risetnya bertema 'Konvensi Demokrat: Dari Hero ke Zero kah Nasib Demokrat?' di Kantor LSI, Rawa Mangun, Jakarta Timur, Minggu (24/11/2013).
Kata dia, ada beberapa hal yang membuat elektabilitas partai berlambang bintang segitiga itu masih minim sehingga diprediksi menjadi penonton pada Pilpres 2014.
"Terlambat melakukan pelembagaan partai. Ketergantungan terhadap figur SBY tidak didukung rekrutmen dengan baik. Juga diimbangi isu-isu yang tidak baik. Lalu kinerja SBY sebagai presiden tidak terlalu istimewa."
"Kepuasan terhadap kinerja SBY berpengaruh pada elektabilitas Partai Demokrat," terangnya.
Untuk itu, Rully berpendapat ada dua cara agar Partai Demokrat tak menjadi penonton pada Pilpres 2014. Pertama ialah meningkatkan citra partai dan kinerja SBY sebagai kepala negara.
Kedua, calon presiden (capres) dari Partai Demokrat harus melakukan terapi kejut atau big bang agar menarik perhatian.
"Syaratnya harus punya dana besar dan daya tarik capres sendiri," terangnya.
Rully juga menyampaikan kalau masih ada waktu lima bulan bagi Partai Demokrat untuk berbenah agar partai yang dahulu dikenal sebagai pemenang justru menjadi penonton.
"Apakah kembali menjadi hero atau berubah menjadi zero? Kedua kondisi itu akan ditentukan oleh Partai Demokrat sendiri," pungkasnya.
Baca berita:
Demokrat sering mendapat tekanan dari lawan politik
(kri)