237 juta remaja di Indonesia tak paham kesehatan reproduksi
A
A
A
Sidonews.com - Deputi keluarga Sejahtera dan Pemberprdayaan Keluarga (KSPK) BKKBN Sudibyo Alimoeso mengaku, saat ini 237 juta remaja di Indonesia, tidak memahami kesehatan reproduksi.
"Hal ini mengakibatkan puncak perkawinan dini berusia 19 tahun, dan 5 persen dari umur 10-14 sudah melakukan pernikahan," katanya, Kamis (21/11/2013).
Sudibyo mengatakan, berkembang jumlah remaja yang signifikan harus dapat dibangun ke arah positif. Jika perkembangan remaja tidak baik, maka akan berdampak pada negara.
"Salah satunya meraih MDGs 2015, yang sangat berkaitan dengan angka kematian ibu, bayi, pendidikan dan kemiskinan," ungkapnya.
Semua hal tersebut, lanjutnya, sangat berkaitan dan saling mengikat satu sama lain. Untuk itu, meningkatkan sosialisasi kesehatan reproduksi menjadi hal utama, yang dilakukan BKKBN. "Untuk dapat menekan permasalahan reproduksi remaja di Indonesia," imbuhnya.
Klik di sini untuk berita terkait.
"Hal ini mengakibatkan puncak perkawinan dini berusia 19 tahun, dan 5 persen dari umur 10-14 sudah melakukan pernikahan," katanya, Kamis (21/11/2013).
Sudibyo mengatakan, berkembang jumlah remaja yang signifikan harus dapat dibangun ke arah positif. Jika perkembangan remaja tidak baik, maka akan berdampak pada negara.
"Salah satunya meraih MDGs 2015, yang sangat berkaitan dengan angka kematian ibu, bayi, pendidikan dan kemiskinan," ungkapnya.
Semua hal tersebut, lanjutnya, sangat berkaitan dan saling mengikat satu sama lain. Untuk itu, meningkatkan sosialisasi kesehatan reproduksi menjadi hal utama, yang dilakukan BKKBN. "Untuk dapat menekan permasalahan reproduksi remaja di Indonesia," imbuhnya.
Klik di sini untuk berita terkait.
(stb)