Pendidikan perkuat hubungan bilateral Indonesia-Australia
A
A
A
Sindonews.com - Hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia juga mengalami pasang surut akibat kesalahpahaman dan perbedaan aturan kedua negara. Untuk menjaga hubungan baik kedua negara tersebut, pendidikan dinilai menjadi kunci untuk meningkatkan hubungan baik kedua negara.
Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Hery Saripudin menuturkan, pendidikan merupakan sektor yang lebih netral dan lebih mudah untuk melakukan sebuah kerja sama. Namun demikian, semua level, mulai pemeritah, pengusaha dan masyarakat harus bersinergi.
“Kita bisa milih teman sesuka kita tapi kita tidak bisa memilih tetangga. Suka tidak suka, mau tidak mau, Australia sebagai negara tetangga Indonesia dan harus berbaik-baikan. Hubungan baik ini tentu harus dijaga dan ditingkatkan di berbagai bidang, termasuk pendidikan,” ujarnya dalam seminar ‘Indonesia-Australian Relations’ yang berlangsung di Fisipol UGM, Yogyakarta, Kamis (14/11/2013).
Tak hanya bidang pendidikan, Hery menuturkan, hubungan kedua negara ini juga dijalin dalam bidang ekonomi. Di bidang ekonomi, volume perdagangan ekspor dan impor antar kedua negara juga semakin meningkat. Tahun 2012 lalu, volume perdagangan antar kedua negara mencapai USD10,3 miliar.
“Ditargetkan hingga tahun 2015 nilainya bisa mencapai USD15 miliar,” ungkapnya.
Minister Counsellor Political and Economic Brach Kedubes Australia di Indonesia Stephen Scott mengatakan, pemerintah Asutralia berencana meningkatkan hubungan kerja sama antar masyarakat Indonesia dan Australia lewat pengiriman pelajar Australia untuk belajar ke Indonesia.
Saat ini jumlah mahasiswa Australia yang belajar di Indonesia diperkirakan mencapai 900-an orang. Sedangkan jumlah mahasiswa Indonesia di Australia mencapai 17.000 orang.
“Di mata pemerintah Australia, Indonesia dianggap sebagai negara yang memiliki pengaruh yang cukup besar di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Keberhasilan Indonesia dalam menjaga pertumbuhan ekonomi dan pelaksanaan praktik demokrasi yang semakin baik menjadi salah satu alasan Australia menjalin hubungan kerja sama yang semakin baik dengan Indonesia,”
jelasnya.
Sementara itu, Pengamat Hubungan Luar Negeri UGM Dafri Agussalim mengatakan, hubungan kurang baik antar kedua negara lebih sering terjadi di tingkat masyarakat. Hal itu terjadi karena ketidaksalingpahaman antar masyarakat karena perbedaan sikap, perilaku dan budaya.
“Seharusnya warga Australia tahu sikap dan perilaku warga Indonesia. Sebaliknya, juga untuk warga Indonesia,” katanya.
Baca berita:
Nama SBY diabadikan untuk museum perpustakaan di Jepang
Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI, Hery Saripudin menuturkan, pendidikan merupakan sektor yang lebih netral dan lebih mudah untuk melakukan sebuah kerja sama. Namun demikian, semua level, mulai pemeritah, pengusaha dan masyarakat harus bersinergi.
“Kita bisa milih teman sesuka kita tapi kita tidak bisa memilih tetangga. Suka tidak suka, mau tidak mau, Australia sebagai negara tetangga Indonesia dan harus berbaik-baikan. Hubungan baik ini tentu harus dijaga dan ditingkatkan di berbagai bidang, termasuk pendidikan,” ujarnya dalam seminar ‘Indonesia-Australian Relations’ yang berlangsung di Fisipol UGM, Yogyakarta, Kamis (14/11/2013).
Tak hanya bidang pendidikan, Hery menuturkan, hubungan kedua negara ini juga dijalin dalam bidang ekonomi. Di bidang ekonomi, volume perdagangan ekspor dan impor antar kedua negara juga semakin meningkat. Tahun 2012 lalu, volume perdagangan antar kedua negara mencapai USD10,3 miliar.
“Ditargetkan hingga tahun 2015 nilainya bisa mencapai USD15 miliar,” ungkapnya.
Minister Counsellor Political and Economic Brach Kedubes Australia di Indonesia Stephen Scott mengatakan, pemerintah Asutralia berencana meningkatkan hubungan kerja sama antar masyarakat Indonesia dan Australia lewat pengiriman pelajar Australia untuk belajar ke Indonesia.
Saat ini jumlah mahasiswa Australia yang belajar di Indonesia diperkirakan mencapai 900-an orang. Sedangkan jumlah mahasiswa Indonesia di Australia mencapai 17.000 orang.
“Di mata pemerintah Australia, Indonesia dianggap sebagai negara yang memiliki pengaruh yang cukup besar di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Keberhasilan Indonesia dalam menjaga pertumbuhan ekonomi dan pelaksanaan praktik demokrasi yang semakin baik menjadi salah satu alasan Australia menjalin hubungan kerja sama yang semakin baik dengan Indonesia,”
jelasnya.
Sementara itu, Pengamat Hubungan Luar Negeri UGM Dafri Agussalim mengatakan, hubungan kurang baik antar kedua negara lebih sering terjadi di tingkat masyarakat. Hal itu terjadi karena ketidaksalingpahaman antar masyarakat karena perbedaan sikap, perilaku dan budaya.
“Seharusnya warga Australia tahu sikap dan perilaku warga Indonesia. Sebaliknya, juga untuk warga Indonesia,” katanya.
Baca berita:
Nama SBY diabadikan untuk museum perpustakaan di Jepang
(kri)