Pembelajaran matematika di Indonesia masuk peringkat rendah
A
A
A
Sindonews.com - Berdasarkan data trends in international mathematics and science study (TIMSS), pembelajaran matematika di Indonesia berada di peringkat bawah.
Hal tersebut dikarenakan, metode pembelajaran kelas-kelas di Indonesia monoton dan membuat bosan.
"Selain Indeks Pengembangan Manusia Indonesia yang berada di 121 pada tahun 2012, skor rata-rata prestasi matematika kelas 8 di Indonesia berdasarkan TIMSS tahun 2011 menduduk diperingkat 38 dari 42 negara. Bahkan kita jauh teringgal dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Singapura, Thailand dan Malaysia," ujar Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UII Prof Ahmad Fauzy Minggu, 10 November 2013, dalam seminar nasional matematika dan pendidikan matematika di UNY.
Ahmad mengatakan, tujuan penilaian dari TIMSS tersebut yakni mengukur prestasi dan sains pada siswa kelas 8 di negara-negara peserta. Dengan begitu, negara anggota mampu mengetahui posisi prestasi, dan perkembangan matematika sains di negara masing-masing.
"Lemahnya penguatan matematika pelajar Indonesia, menurut saya disebabkan sejumlah faktor. Dua diantaranya karena pengaturan kelas yang monoton di mana murid hanya menghadap ke papan tulis, dan pembelajaran kelas kurang dinamis. Rutinitas seperti inilah, yang membuat siswa menjadi bosan belajar matematika," jelasnya.
Tak hanya itu, Ahmad mengungkapkan jika pembelajaran yang diajarkan kurang membuat siswa berpikir kreatif. Bahkan materi matematika yang diajarkan jauh dari konteks dunia nyata. Sebagai ilmu pasti, matematika justru memiliki keterkaitan erat dengan kehidupan manusia, bukan hanya teori.
"Oleh karena itu, diperlukan penguatan peran matematika dan pendidikan matematika, terutama kualitas pengajarnya. Tiap guru matematika harus diberi pelatihan dan pengenalan metode pembelajaran yang baik dan benar," jelasnya.
Klik di sini untuk berita terkait.
Hal tersebut dikarenakan, metode pembelajaran kelas-kelas di Indonesia monoton dan membuat bosan.
"Selain Indeks Pengembangan Manusia Indonesia yang berada di 121 pada tahun 2012, skor rata-rata prestasi matematika kelas 8 di Indonesia berdasarkan TIMSS tahun 2011 menduduk diperingkat 38 dari 42 negara. Bahkan kita jauh teringgal dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Singapura, Thailand dan Malaysia," ujar Pengajar Program Studi Statistika FMIPA UII Prof Ahmad Fauzy Minggu, 10 November 2013, dalam seminar nasional matematika dan pendidikan matematika di UNY.
Ahmad mengatakan, tujuan penilaian dari TIMSS tersebut yakni mengukur prestasi dan sains pada siswa kelas 8 di negara-negara peserta. Dengan begitu, negara anggota mampu mengetahui posisi prestasi, dan perkembangan matematika sains di negara masing-masing.
"Lemahnya penguatan matematika pelajar Indonesia, menurut saya disebabkan sejumlah faktor. Dua diantaranya karena pengaturan kelas yang monoton di mana murid hanya menghadap ke papan tulis, dan pembelajaran kelas kurang dinamis. Rutinitas seperti inilah, yang membuat siswa menjadi bosan belajar matematika," jelasnya.
Tak hanya itu, Ahmad mengungkapkan jika pembelajaran yang diajarkan kurang membuat siswa berpikir kreatif. Bahkan materi matematika yang diajarkan jauh dari konteks dunia nyata. Sebagai ilmu pasti, matematika justru memiliki keterkaitan erat dengan kehidupan manusia, bukan hanya teori.
"Oleh karena itu, diperlukan penguatan peran matematika dan pendidikan matematika, terutama kualitas pengajarnya. Tiap guru matematika harus diberi pelatihan dan pengenalan metode pembelajaran yang baik dan benar," jelasnya.
Klik di sini untuk berita terkait.
(stb)