Mahasiswa UMY presentasi penelitian di AASIC
A
A
A
Sindonews.com - Tiga mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik UMY mendapat kesempatan tampil pada Asean Academic Society International Conference (AASIC) 2013, di Thailand 4-5 November 2013 kemarin.
Ketiga mahasiswa angkatan 2011 tersebut, memaparkan hasil penelitian mereka pada bidang sains teknik.
Mereka adalah Tria Wulandari Octaviana, Muhammad Arif Banjaransari dan Dwi Agrina.
Menurut Tria, masing-masing dari mereka membawakan hasil penelitian yang berbeda. Tria membawakan hasil penelitian tentang campuran semen dan limbah karbit, yang digunakan sebagai stabilisasi tanah, Arif mempresentasikan hasil penelitian tentang analisis karakteristik arus sungai, dalam menanggulangi erosi tepian sungai, sedangkan Dwi dengan hasil penelitiannya, tentang aliran material lahar di sekitar Gunung Merapi.
“Penelitian saya sendiri ditujukan untuk pengembangan di bidang teknik perkerasan tanah, khususnya dalam hal pembangunan. Karena jika kita akan membangun suatu gedung atau rumah, yang harus diperkuat adalah struktur bawahnya (pondasi),” ujarnya Rabu (6/11/2013).
Kepada wartawan, Tria menjelaskan, selama ini yang digunakan sebagai penstabil tanah untuk membuat pondasi hanya campuran semen saja. Meski kualitasnya telah baik, namun karena semen banyak mengadung bahan kimia, diperlukan campuran lain yang bisa digunakan sebagai penstabil tanah.
“Dan kami pun menemukan campuran yang tepat, yakni dari limbah karbit. Selain lebih kuat, dari segi pembiayaan juga bisa lebih meringankan. Limbah karbit pun biasanya jarang dimanfaatkan, jadi limbahnya juga tidak mencemarkan lingkungan," papar Tria.
Sementara itu, Arif menjelaskan, hasil dari penelitian tentang analisis karakteristik arus sungai dalam menanggulangi erosi tepian sungai itu masih dalam bentuk wacana.
Namun, ia berharap hasil penelitiannya dapat menjadi bahan pertimbangan dan solusi bagi pemerintah yang daerahnya terkena erosi.
“Ada dua cara yang bisa ditawarkan untuk menanggulangi erosi tepian sungai, yaitu dengan menggali atau mengeruk sungainya dan cara kedua dengan diberi tambahan pengkerasan pada tepian sungai," katanya.
"Pengkerasan ini bisa dilakukan dengan membuat talut pada tebing sungai. Jadi, dengan dua cara ini erosi tepian sungai bisa ditanggulangi," sambungnya.
Sementara itu, hasil penelitian Dwi Agrina menjelaskan, sungai-sungai di sekitar Gunung Merapi mengalami perubahan Morpologi (bentuk sungai).
Hal ini karena sungai-sungai tersebut teraliri material-material berukuran besar, yang terbawa setelah erupsi Merapi.
"Sungai-sungai di sekitar Gunung Merapi itu sudah berbatu-batu dan aliran sungainya juga berubah. Jadi, dari hasil penelitian ini diharapkan pemerintah bisa menanggulanginya, dan masyarakat setempat juga bisa lebih waspada," katanya.
Dwi juga menambahkan, dengan keikut sertaan mereka bertiga sebagai presenter pada AASIC, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan kemajuan teknologi.
"Kami berharap dari hasil-hasil penelitian yang kami presentasikan, bisa diambil manfaatnya oleh orang banyak dan bisa menjadi sumbangan bagi kemajuan teknologi. Selain itu juga, acara ini menjadi momen bagi kami untuk lebih memacu diri agar jadi lebih baik lagi," ujarnya.
Klik di sini untuk berita terkait.
Ketiga mahasiswa angkatan 2011 tersebut, memaparkan hasil penelitian mereka pada bidang sains teknik.
Mereka adalah Tria Wulandari Octaviana, Muhammad Arif Banjaransari dan Dwi Agrina.
Menurut Tria, masing-masing dari mereka membawakan hasil penelitian yang berbeda. Tria membawakan hasil penelitian tentang campuran semen dan limbah karbit, yang digunakan sebagai stabilisasi tanah, Arif mempresentasikan hasil penelitian tentang analisis karakteristik arus sungai, dalam menanggulangi erosi tepian sungai, sedangkan Dwi dengan hasil penelitiannya, tentang aliran material lahar di sekitar Gunung Merapi.
“Penelitian saya sendiri ditujukan untuk pengembangan di bidang teknik perkerasan tanah, khususnya dalam hal pembangunan. Karena jika kita akan membangun suatu gedung atau rumah, yang harus diperkuat adalah struktur bawahnya (pondasi),” ujarnya Rabu (6/11/2013).
Kepada wartawan, Tria menjelaskan, selama ini yang digunakan sebagai penstabil tanah untuk membuat pondasi hanya campuran semen saja. Meski kualitasnya telah baik, namun karena semen banyak mengadung bahan kimia, diperlukan campuran lain yang bisa digunakan sebagai penstabil tanah.
“Dan kami pun menemukan campuran yang tepat, yakni dari limbah karbit. Selain lebih kuat, dari segi pembiayaan juga bisa lebih meringankan. Limbah karbit pun biasanya jarang dimanfaatkan, jadi limbahnya juga tidak mencemarkan lingkungan," papar Tria.
Sementara itu, Arif menjelaskan, hasil dari penelitian tentang analisis karakteristik arus sungai dalam menanggulangi erosi tepian sungai itu masih dalam bentuk wacana.
Namun, ia berharap hasil penelitiannya dapat menjadi bahan pertimbangan dan solusi bagi pemerintah yang daerahnya terkena erosi.
“Ada dua cara yang bisa ditawarkan untuk menanggulangi erosi tepian sungai, yaitu dengan menggali atau mengeruk sungainya dan cara kedua dengan diberi tambahan pengkerasan pada tepian sungai," katanya.
"Pengkerasan ini bisa dilakukan dengan membuat talut pada tebing sungai. Jadi, dengan dua cara ini erosi tepian sungai bisa ditanggulangi," sambungnya.
Sementara itu, hasil penelitian Dwi Agrina menjelaskan, sungai-sungai di sekitar Gunung Merapi mengalami perubahan Morpologi (bentuk sungai).
Hal ini karena sungai-sungai tersebut teraliri material-material berukuran besar, yang terbawa setelah erupsi Merapi.
"Sungai-sungai di sekitar Gunung Merapi itu sudah berbatu-batu dan aliran sungainya juga berubah. Jadi, dari hasil penelitian ini diharapkan pemerintah bisa menanggulanginya, dan masyarakat setempat juga bisa lebih waspada," katanya.
Dwi juga menambahkan, dengan keikut sertaan mereka bertiga sebagai presenter pada AASIC, diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat luas dan kemajuan teknologi.
"Kami berharap dari hasil-hasil penelitian yang kami presentasikan, bisa diambil manfaatnya oleh orang banyak dan bisa menjadi sumbangan bagi kemajuan teknologi. Selain itu juga, acara ini menjadi momen bagi kami untuk lebih memacu diri agar jadi lebih baik lagi," ujarnya.
Klik di sini untuk berita terkait.
(stb)