Prabowo dimungkinkan jadi capres poros tengah
A
A
A
Sindonews.com - Munculnya poros tengah jilid dua pada Pemilu 2014 dinilai sangat memungkinkan apabila melihat pengelompokkan partai saat ini.
Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Muradi mengatakan, mencium gelagat poros tengah akan mendorong Prabowo Subianto sebagai presiden. Kemudian, wakilnya diambil satu diantara nama berikut yakni Hatta Rajasa, Yusril Ihza Mahendra, Muhaimin Iskandar, Suryadharma Ali dan Anis Matta.
"Ada tiga alasan mengapa Prabowo yang kemungkinan didorong maju. Pertama, kedekatan Prabowo dengan sejumlah kalangan Islam, sehingga memudahkan manuver politik untuk menyatukan gerak politik," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Senin (4/10/2013).
Kedua, lanjutnya, Gerindra dan Prabowo sadar benar sulit rasanya untuk memperoleh 20 persen kursi dan atau 25 persen populasi untuk memuluskan langkahnya sebagai capres.
Yang ketiga, pasca Gusdur dan Amien Rais, kelompok Islam kehilangan panutan dan figur yang bisa dimajukan dan memainkan politik tingkat tinggi. "Artinya ada simbiosis politik antara Prabowo dengan Gerindra serta keterpurukan partai Islam yang minim figur," kata dia.
Menurutnya, jika ditilik secara aliran politik sulit rasanya melakukan manuver politik dengan merapat ke Capres Golkar Aburizal Bakrie atau calon yang diusung PDIP yang kemungkinannya adalah Jokowi.
"Sementara langkah PKB yang menggadang-gadang Jusuf Kalla juga belum sepenuhnya konkret dan terang benderang. Sehingga manuver membangun poros tengah jilid dua sangat tergantung pada inisiatif elite politik yang berkepentingan untuk nyapres," pungkasnya.
Baca berita:
Karakter keras jadi kelemahan Prabowo di 2014
Pengamat Politik Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Muradi mengatakan, mencium gelagat poros tengah akan mendorong Prabowo Subianto sebagai presiden. Kemudian, wakilnya diambil satu diantara nama berikut yakni Hatta Rajasa, Yusril Ihza Mahendra, Muhaimin Iskandar, Suryadharma Ali dan Anis Matta.
"Ada tiga alasan mengapa Prabowo yang kemungkinan didorong maju. Pertama, kedekatan Prabowo dengan sejumlah kalangan Islam, sehingga memudahkan manuver politik untuk menyatukan gerak politik," ujarnya ketika dihubungi Sindonews, Senin (4/10/2013).
Kedua, lanjutnya, Gerindra dan Prabowo sadar benar sulit rasanya untuk memperoleh 20 persen kursi dan atau 25 persen populasi untuk memuluskan langkahnya sebagai capres.
Yang ketiga, pasca Gusdur dan Amien Rais, kelompok Islam kehilangan panutan dan figur yang bisa dimajukan dan memainkan politik tingkat tinggi. "Artinya ada simbiosis politik antara Prabowo dengan Gerindra serta keterpurukan partai Islam yang minim figur," kata dia.
Menurutnya, jika ditilik secara aliran politik sulit rasanya melakukan manuver politik dengan merapat ke Capres Golkar Aburizal Bakrie atau calon yang diusung PDIP yang kemungkinannya adalah Jokowi.
"Sementara langkah PKB yang menggadang-gadang Jusuf Kalla juga belum sepenuhnya konkret dan terang benderang. Sehingga manuver membangun poros tengah jilid dua sangat tergantung pada inisiatif elite politik yang berkepentingan untuk nyapres," pungkasnya.
Baca berita:
Karakter keras jadi kelemahan Prabowo di 2014
(kri)